Crush On You 37

530 56 3
                                    

Setelah mencoba berunding dengan kepala dingin pun; hasilnya tetap sama; tidak menemukan titik terang sama sekali. Bahkan Citra kekeh ingin berpisah. Semua orang juga terkejut setelah mendengar kisah masa lalu antara Benjamin dan Citra oleh Benjiro sendiri. Benjiro masih senderan di sofa sambil memejamkan mata. Hah, beruntung gangguan kecemasan—yang ia alami sekarang tidak separah sebelum-sebelumnya. Jadi, ia juga tidak harus minum obat, dan perlahan terlepas dari belenggu obat-obatan penenang.

Tring tring tring. Hp Chairi berdering. “Mau mancing nggak, pak? Sekalian refreshing buat tempur ngantor besok? Hahahaha,“ tulis Emir di chat pribadi. Huft, Chairi pun menghela nafas, lalu berdiri. “Papa mau keluar dulu nyari angin,“ ucap Chairi terlihat tidak bersemangat. Chairi pun mengambil jaket hitam kulit, dan memutuskan untuk naik motor gede saja—menyusul Emir untuk mancing ikan bersama di Pemancingan Baron, di Tambakharjo, Semarang.

“Bang, gue mo ke kamar dulu,“ ucap Chairul memilih untuk pergi ke kamar saja. Suasana di sini hm agak sedikit.., pikir Chairul. Terlebih saat ada Benjiro dan Cemal. Tentu saja mereka ingin waktu berdua. Cih! Gue gitu lho! Peka begete hahahaha, batin Chairul bangga. Cemal memijit pelipis Benjiro. Uh, pijitan Mas Cemal memang terbaik, batin Benjiro. “Ntar giliran mas,“ gumam Benjiro. Tiba-tiba Cemal tersenyum aneh. “Tugas kamu mijitin jagoan mas aja sayang~ Hehehe biar uhh ahh ngh gitu,“ goda Cemal. Benjiro pun langsung mencubit pinggul Cemal sebal sekaligus gemas. Cemal pun tertawa lepas.

Sudah satu minggu ini Bachtiar dan Daniel menjalin hubungan. Jujur Daniel tidak merasakan adanya keanehan tertentu. Bisa dibilang interaksi keduanya normal-normal saja, seperti antar jemput kerja dan kuliah, hingga mengantarkan pulang sampai ke kosan. Jalan-jalan biasa, makan-makan biasa, dan tidak ada hal-hal istimewa lainnya. Bahkan Daniel mempertanyakan kata-kata Bachtiar minggu lalu. Jangan bilang Bachtiar itu cuma omong kosong saja? Saat ia berkata menyukai Daniel, dan ingin menikahinya?

Heh, dasar, batin Daniel sebal. Daniel sambil menikmati Frappuccino Grean Tea. Saat ini ia dan Bachtiar sedang berada di Grand Edge (baca: tempat nongkrong elite di Semarang berupa hotel dengan konsep lifestyle—yang terhubung dengan food arcade/food mall). Keduanya saat ini berada di Cloud9, dan di atas meja pun telah tersaji beberapa menu makanan seperti: Tuna Tacos, Avocado, Mango, Marinated Onions, Ponzu Sauce; Halloumi and Veggie Tempura, Rice Chips, Ponzu Sauce; dan Octopus, Polenta, Coconut and Carrot Purée, Pak Choi. Dan untuk minumannya sendiri ada: Ginger Rain, dan Sunrise.

Hm? Bachtiar heran mengapa raut wajah Daniel seperti terlihat sedang kesal? Dia marah? Tapi, marah kenapa?, batin Bachtiar. “Dan? Kamu lagi kesel?“ tegur Bachtiar. “Ng-nggak kok. Kenapa?“ sahut Daniel sekaligus bertanya. “Nggak papa, soalnya om liat kamu kek lagi kesel gitu,“ sahut Bachtiar sambil menyuap Tuna Tacos. Daniel malah tidak menyahut sama sekali. “Kuliah kamu gimana, Dan? Lancar?“ tanya Bachtiar lagi. “Hm, b aja,“ sahut Daniel malas. Ini anak kenapa lagi coba? Lagi ada masalah ato gimana, sih? Perasaan dari tadi cuek mulu, batin Bachtiar.

Tiga puluh menit kemudian, keduanya pun keluar dari Grand Edge, “Mau langsung pulang ato ke tempat kerja kamu?“ tanya Bachtiar terlebih dahulu supaya ia tau harus memutar mobil ke arah mana. “Kos,“ sahut Daniel singkat. Daniel pun membuka kaca mobil. Dia mengarahkan lensa kameranya keluar sana. Entah foto seperti apa yang ia jepret. Selama mengenal Daniel; Bachtiar melihat Daniel selalu membawa kamera ke mana-mana; benda itu terlihat seperti separuh dari jiwanya.

“Kamu nggak kerja?“ tanyanya lagi, karna dari yang Bachtiar tau, Daniel selalu langsung menuju kafe saja, selepas ia menyelesaikan mata kuliah di kampus. Daniel pun menggelengkan kepala. Hm, berarti nggak kerja dong, ya? Gimana kalo aku ajakin ke rumah aku aja? Hm, batin Bachtiar tersenyum misterius. Daniel heran. Ini rumah siapa?, batin Daniel sesaat setelah ia tiba di halaman rumah tiga lantai itu. “Ini rumah om,“ ucap Bachtiar menjawab semua rasa penasaran Daniel.

Crush On You [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang