Crush On You [BL]

Crush On You 34

Chairi dan Emir sarapan bersama di Dapur Uwak Curug Goong, di Padarincang, Serang, Banten. Karna ini sudah hampir jam 10 pagi—juga tidak bisa dikatakan sarapan kan, ya? Sekalian makan siang mungkin? Gurame bakar, ayam tangkap cah kangkung, tumis daun pepaya, dan jus buah naga pun tersaji dengan rapi di atas meja. Suasana di sini lumayan sejuk, apalagi di samping gazebo-gazebo ini, terdapat kolam ikan yang cukup luas—juga ada gazebo apung.

Hm, aroma rempah-rempah dari ayam tangkap ini benar-benar menggugah selera. Di atas ayam yang telah digoreng dengan bumbu khusus ini, ditutupi dengan berbagai jenis dedaunan, seperti: daun kari, daun pandan, dan daun salam koja. Dedaunan ini juga bisa dijadikan lalapan—pelengkap ayam tangkap ini loh. Saat Chairi mencicipi ayam ini pada gigitan pertama; aroma dari bawang putih dan lada benar-benar sangat terasa; kebetulan Chairi sangat menyukai menu makanan dengan aroma rempah yang kuat.

“Bisa buka channel youtube buat ASMR ya, pak? Haha,“ seru Emir bercanda. Chairi pun tersenyum mendengar guyonan Emir. Haha, benar juga kata Emir, batin Chairi. Setelah selesai makan-makan; keduanya pun bersantai sebentar; Chairi memeriksa email masuk dengan nama pengirim Bachtiar Hasan. Kedua alis Chairi berkerut. Tidak biasanya seorang Bachtiar mengirimkan email seperti ini. Kalau ada hal-hal penting—pun biasanya beliau akan selalu mengajak bertemu secara langsung.

Hah? Ini apa?, batin Chairi terkejut. Di sana terdapat beberapa lampiran foto-foto, dan pesan teks dari Bachtiar. “Mohon maaf sebelumnya, Pak Chairi. Saya cuma mau bilang, kalau Caera, puteri bapak sudah berulah, dan menyebarkan gosip yang tidak-tidak di kantor tempat dia kerja. Dia menuduh keponakan saya mempunyai hubungan khusus dengan pria hidung belang. Ini adalah foto hasil jepretan puteri bapak sendiri. Dan orang yang ada di foto ini adalah saya. Mohon maaf yang sebesar-besarnya atas ketidaknyamanan ini, Pak Chairi,“ tulis Bachtiar panjang lebar.

Chairi sudah kehilangan muka di hadapan teman bisnis sendiri. Dan semua ini adalah ulah Caera. Huft, Chairi pun menghela nafas berat. Bagaimana bisa Caera mempermalukan Chairi seperti ini? Mengapa dia tega melakukan itu? “Kenapa, pak?“ tanya Emir. “Biasa, Pak Emir, ada masalah dikit di rumah,“ sahut Chairi tidak menjelaskan secara rinci; permasalahan apa yang tengah ia hadapi. Tapi, Emir yakin dalam hati, bahwa masalahnya tidak sesederhana itu.

Seluruh media sosial dan televisi ramai memberitakan Benjiro—yang di mana dia dengan sukarela menyumbangkan uang 100 miliar di 10 sekolah sekaligus, dan masing-masing menerima 10 miliar untuk mendukung pendidikan sekolah menengah pertama dan atas di Semarang. Pun pasangan sejenisnya, Cemal—juga dikenal aktif dalam kegiatan organisasi sosial, dan pernah menyumbang sebagian saham yang ia punya untuk mendukung pendidikan di desa-desa kecil—yang jauh dari kehidupan perkotaan modern. Dikabarkan bahwa seluruh anggota keluarga Cemal Salim menjadi donatur tetap di berbagai rumah sakit dalam dan luar provinsi—pun di panti asuhan serta panti jompo. Sungguh keluarga yang murah hati dan suka memberi.

Pagi-pagi Benjiro bergelut di dapur; celana pendek selutut mineral hijau, serta kaos putih tipis; tadi setau Benjiro, Cemal masih ada di kamar mandi; kalau sekarang mungkin dia sedang bersiap-siap. Tahu Gimbal buatan Benjiro pun selesai dibuat. Salah satu menu makanan Khas Semarang—yang terdiri dari: tahu goreng, irisan kol mentah, tauge, telur, dan udang. Lalu, disiram dengan kuah kacang—yang terbuat dari: kacang tanah, cabai, dan petis udang.

Selanjutnya Benjiro akan membuat bento untuk makan siang Cemal nanti di kantor. Kebetulan semua komponen menu masakan sudah dimasak. Jadi, Benjiro tinggal menatanya saja di rantang. “Pagi sayang,“ seru Cemal sudah bersiap-siap dengan stelan jasnya. Cemal pun mengecup pucuk kepala Benjiro sekilas. “Pagi juga mas,“ sahut Benjiro sembari mengambil plastik bening di kabinet atas. “Lagi bikin apa? Kok banyak banget gini?“ tanya Cemal penasaran. Kalau dihitung-hitung, semuanya berjumlah 20 box lebih.