Crush On You 45

633 63 2
                                    

Hembusan angin di pelabuhan Kota Ebeltoft, Djursland, Denmark, terasa begitu sejuk. Bagai sebuah tembang lagu merasuk dalam jiwa, dan menari-nari bersama raga. Surai rambut serapi apapun jadi berantakan. Hm, kata orang saat seperti inilah seorang lelaki akan terlihat sangat tampan? Betul atau tidak, ya? Huh, anak muda jaman sekarang memang ada-ada saja. Sebuah kamera polaroid itu mengambil fokus pada suatu objek. Dia hidup dan bernafas. Oh! Tentu saja, karna dia adalah seorang manusia! Tapi, lihatlah air mukanya yang masam itu. Benar! Dia sedang merajuk!

Dia bagai bunga Cosmos dari Meksiko. Begitu susah didapat dan dicari—juga langka! Sebuah bunga yang menggambarkan betapa dalamnya cinta seseorang pada orang yang ia cintai. Sudah lama ia memendam rasa ini; menyelam jauh ke dasar lautan cinta sepi; sesak sendiri. Nolan telah bersabar dan terus bersabar selama beberapa tahun ini; menutup seluruh jalur di hati; enggan memberi setitik ruang untuk siapa pun. Cuma dia saja. Benar. Cuma Johan saja yang pantas menetap di hati. Nolan cuma bisa menunggu. Hingga saat itu pun tiba. Saat di mana selangkah demi selangkah; ia mampu merebut hati yang dicinta.

“Johan?“ seru Nolan. Johan menuli. Hati ini sungguh tak sudi kala mendengar bibir itu menyebut namanya. Cuma cinta satu malam saja, tapi dia malah seserius ini? Idiot mana yang menganggap bahwa cinta satu malam akan sampai pada tahap hubungan serius? Dan sampai jenjang pernikahan? Lucu sekali. Dia memang idiot, batin Johan. “Jangan manggil-manggil, aku nggak suka dipanggil kek gitu,“ sahut Johan. Dia mengalahkan dinginya es di kutub utara. Bahkan dia tidak sudi menoleh barang sedikit pun, karna di mata Johan; Nolan bagaikan kotoran saja. Bau dan kotor.

Demi bunga cosmos nan langka itu. Tiada kamus menyerah dalam diri Nolan, apapun yang terjadi. Dia pantang menyerah. Nolan pun mendekap tubuh itu dari belakang. Dua orang dengan gender yang sama; saling menatap lautan lepas di depan sana. Di sini terbilang sangat sepi. Pantas saja, karna populasi di kota itu cuma sekitar kurang lebih tujuh ribu dua ratus dua puluh jiwa saja. Sangat sedikit sekali, bukan? “Lepasin ato aku bakalan mukul kamu sekarang.“ ucap Johan. “Pukul aja, aku siap nerima pukulan dari kamu, dan kamu boleh mukul aku berkali-kali sepuasnya, Johan,“ sahut Nolan.

“Nolan, aku tegesin ke kamu sekali lagi. Kita nggak ada hubungan apa-apa. Maaf, aku masih mau hidup normal,“

“Johan.. Tolong diem bentar aja, jangan ngomong apa-apa, aku cuma mau meluk kamu kek gini,“

Johan menghela nafas. Ingin rasanya hati ini melempar dia jauh-jauh sampai ke ujung bumi, tapi kaki dan tangannya seolah terkunci; tidak bisa bergerak. Cuma dekapannya saja yang ia rasa. Hangat. Sepuluh menit lebih Nolan memeluk Johan dalam posisi seperti ini. Lalu, ia pun melonggarkan pelukannya, dan memutar badannya, lalu menarik lengannya sedikit hingga tubuh ini saling berhimpitan. “Maaf, cuman kamu yang mau aku nikahin seumur hidup aku, Johan,“ ucap Nolan, lalu mengecup bibir Johan. Bibir itu menari-nari di atas bibir Johan dengan lembut. Nolan memejamkan mata; meresapi rasa cinta di hati nan membara berlapis rindu.

Frans, dia adalah kakak tertua Daniel. Bisa dibilang dia adalah emas, sedangkan Daniel  cuma perak saja bagi Johan. Frans bisa dibilang sosok pria sempurna. Dia juga jenius hampir dalam semua bidang pelajaran: akademik ataupun non akademik. Para gadis begitu memuja-muji dirinya; mengejar bahkan saat mereka tau; Frans tidak akan mungkin balik mengejar mereka. Gara-gara Daniel pula; ia harus bekerja di kantor cabang nan kecil dan sempit. Huh, bisa-bisa pamor gue malah turun, batin Frans. Di kantor sekecil ini saja, pekerjaan sebegini banyak? Jangan-jangan ini cuma akal-akalan John, sang kakek.

Frans mempersilahkan seseorang masuk ke dalam setelah dia mengetuk pintu. “Maaf, mengganggu, pak? Saya cuma mau menginfokan sesuatu,“ ucapnya. Frans mengerutkan dahi. Dari sorot mata setajam elang itu, orang suruhan Frans itu tentu saja tau, jikalau dirinya harus segera menyampaikan hal ini meski tanpa aba-aba sekali pun. “Saya dapet info, dan dalam waktu dekat kemungkinan ada pengusaha besar asal Indonesia bertamu ke rumah Tuan Besar, pak,“ ucapnya lagi.

Crush On You [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang