Crush On You 08

971 104 3
                                    

Dian mendengus melihat sikap Benjiro yang nampak acuh pada dirinya. Dian melihat beberapa orang terlihat menahan tawa, mungkin mereka ingin menertawai Dian yang diacuhkan oleh seorang produser ternama, Benjiro.

Jari-jemari Benjiro masih belum sembuh total untuk bisa memetik senar gitar. Ia pun lebih memilih memainkan alat musik keyboard saja sambil mencari inspirasi untuk membuat lirik lagu. Benjiro tidak ingin ambil pusing. Dian itu sudah menjadi masa lalu. Masa lalu biarkanlah berlalu saja seperti angin.

Seseorang mengetuk pintu. Dian. Untuk apa dia kemari? ”Ben? Satu jam itu lama banget loh?” seru Dian. Benjiro menatap Dian datar. Benjiro kembali memainkan jari-jemarinya pada tuts-tuts keyboard. Anggap saja Dian itu tidak ada.

”Mending lu latihan gih, biar gak perlu take berkali-kali.” ucap Benjiro sarkasme. Dian mendengus. Benjiro memang tidak bisa diremehkan. Seorang produser muda yang sukses di usia muda dan memiliki kantor sendiri. Siapa yang tidak mau? Tapi, itu berbeda cerita lagi dengan Dian, menjalin hubungan dengan Benjiro hanya untuk menjadikannya baru loncatan untuk meraih kesuksesan.

”Aku denger dari beberapa orang kalo kamu.. Punya gangguan kecemasan???” ucap Dian menohok. Benjiro langsung mendeliki tajam. Dulu berita kalau Benjiro mengalami gangguan kecemasan memang sempat menyebar. Namun, demi kepentingan pribadi, Benjiro menutup semua akses berita tersebut dan akan menuntut bagi siapa saja yang masih menyebarkannya.

”Bukan gara-gara aku kan, Ben?” ucap Dian tanpa dosa. Hah, kalau saja Dian itu adalah seorang pria, mungkin Benjiro akan memukulnya sampai babak belur saat ini juga. Dian itu sudah lupa kalau Benjiro lah yang dulu berjasa menjadikan Dian seorang penyanyi terkenal sampai saat ini.

”Gue bilang lu mending latihan aja. Lu masih lemah di nada rendah. Jangan malu-maluin Justin yang udah mau duet sama lu.” ucap Benjiro. Benjiro tidak mengada-ngada. Dian memang lemah di bagian nada rendah dan hal itu membuat Dian harus take berulang kali.

Tentu Dian merasa amat sangat direndahkan oleh Benjiro. Dian juga tidak bisa membela diri karna memang itu adalah fakta. ”Heh,” gumam Dian. ”Aku pasti bisa Ben,” ucap Dian geram. Benjiro tersenyum, lebih tepatnya tersenyum remeh.

Benjiro pun berdiri dan berjalan menuju pintu. ”Gue tunggu di ruang rekaman,” ucap Benjiro lalu meninggalkan Dian sendiri. ”Sial!” gumam Dian mengepalkan tangan kuat-kuat.

Saat ini Benjiro berada di ruang rekaman memantau jalannya rekaman suara untuk lagu terbaru Justin feat Dian berjudul 'MEMORIES'. ”Gimana mas bro?” tanya Justin setelah menyelesaikan bagiannya. ”Bait Kedua itu tolong naikin satu tingkat lagi coba,” ucap Benjiro.

Justin pun mengulang bagian itu dengan menaikan nada satu tingkat lagi sesuai yang diarahkan oleh Benjiro. ”Good,” seru Benjiro memberikan jempol. Kali ini giliran Dian. ”Semangat baby,” seru Justin pelan memberi semangat. Dian terlihat sedikit gugup. Bagaimana kalau Dian benar-benar harus take berulang kali? Malu-maluin banget, batin Dian.

”Ulang,” seru Benjiro. Suara Dian sedikit bergetar dan tidak stabil. ”Ulang,” seru Benjiro lagi untuk ke sekian kalinya. Dian sudah kesal bukan main. Ia berpikir Benjiro saat ini sedang menguji dirinya. ”Kita istirahat dulu 15 menit,” ucap Benjiro.

Perkiraan Benjiro benar, kan? Dian lemah di bagian nada rendah. Saat ia mulai memasuki bait akhir, suaranya selalu saja bergetar dan terkesan datar. Benjiro duduk di sofa di ruangan itu sambil mendengarkan hasil rekaman tadi. Barangkali ada yang kurang atau sesuatu yang perlu ditambahkan.

”Kamu sengaja kan, Ben?” seru Dian menuduh. Benjiro mendongak lalu meletakkan earphone yang menempel di telinga ke atas meja. ”Sengaja?” seru Benjiro tidak mengerti apa maksud Dian. ”Ya.. Kamu sengaja mau malu-maluin aku. Bener, kan? Buktinya kamu tadi nyuruh aku take ulang berkali-kali dan sampai sekarang belum dapet hasilnya? Kamu kan katanya profesional? Kok bisa gitu sih Ben sama aku, hah?”

Crush On You [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang