Crush On You [BL]

Crush On You 11

Saat ini suasana di Ben's Record Music sangat kacau. Terdengar suara dering telepon disana sini. Bahkan, para staff diminta untuk menonaktifkan ponselnya. Para wartawan yang haus akan info terus saja menelepon tanpa henti. Ini membuat semua orang yang ada disini pusing bukan kepalang.

“Lu telpon si Dian,“ ucap Benjiro geram. Duston pun berkata, bahwa Dian sama sekali tidak bisa dihubungi. “Lu cari dia ampe dapet, cepetan.“ ucap Benjiro sambil berkacak pinggang dan memijit pelipisnya yang mulai berdenyut.

Siang ini tiba-tiba Benjiro dikejutkan dengan pemberitaan yang kurang mengenakan. Sebuah video tidak pantas dirinya bersama seorang perempuan di hotel pun tersebar di media sosial dan pertelevisian. Ini bukan lagi hanya sekedar mirip, melainkan itu benar adalah Benjiro. Namun, di video berdurasi 2 menit 9 detik itu hanya muka Benjiro saja yang tampak. Sedangkan perempuan itu sengaja diblur.

“Kamu nggak papa, Ben?“ tanya Ernest khawatir. Ernest tentu khawatir amat sangat pada Benjiro, mengingat Benjiro yang memiliki gangguan kecemaa semakin menambah kekhawatirannya. “Nggak papa om.. Do'ain supaya nggak kambuh aja..“ ucap Benjiro tersenyum simpul.

“Kamu duduk aja dulu Ben. Tenangin diri.“ ucap Ernest. Benjiro pun duduk dan mencoba untuk menenangkan diri. Benjiro harus pandai mengendalikan emosi. Ya, jangan sampai gangguan kecemasan yang ia alami harus kambuh di saat yang tidak tepat.

“Kak?“ seru seseorang. Ah, itu Elena. “Iya El?“ sahut Benjiro. “Ini buat kakak,“ ucap Elena sembari memberikan sebotol kecil minuman herbal jahe gula merah. Sudah bukan rahasia lagi disini kalau Benjiro itu memiliki gangguan kecemasan. Semua orang disini tau. Hanya saja mereka diminta untuk tutup mulut.

“Maafin El cuma bisa kasih ini ke kakak,“ ucap Elena malu-malu. Benjiro tersenyum. “Nggak papa El,“ sahut Benjiro. “Mudah-mudahan masalahnya cepet selese ya, kak?“ ucap Elena. “Hm.. Makasih,“ sahut Benjiro. “Kalo gitu El balik dulu,“ ucap Elena. “Jangan lupa jaga kesehatan El, kakinya tunggu pulih dulu baru ngedance lagi,“ ucap Benjiro menasihati. Elena pun tersenyum lalu pergi meninggalkan Benjiro.

Dari kejauhan Grace tersenyum sinis. Elena terlihat sangat dekat sekali dengan Benjiro. Hah, dia pikir dia mau berhasil dengan jalan pintas?, batin Grace. Perasaan iri dengki pun menyelimuti hati Grace. Sorot matanya menajam dan ia pun mengobarkan bendera permusuhan.

Benjiro tau bahwa Dian lah yang sudah menyebarkan video tersebut. Itu adalah video yang diambil empat tahun lalu saat keduanya liburan di negara lain. Hah, apa maksud Dian menyebarkan video tersebut? Dian juga dinilai cerdas lantaran wajah Benjiro saja lah yang nampak.

Saat Cemal langkah Cemal mendekati badan pesawat. Sang sekretaris pun memanggil. “Kenapa?“ tanya Cemal dan langkahnya pun terhenti. Sang sekretaris pun menunjukkan sebuah berita terikini di media. Itu adalah video tidak pantas Benjiro dengan seorang perempuan.

“Keknya media udah nyerbu Benjiro, pak.“ ucap sang sekretaris. Kedua alis Cemal pun saling bertautan. “Kepulangan saya ditunda, Nich,“ ucap Cemal. “Saya bakalan temenin anda disini, pak.“ sahut Nicholas. “Kalo kamu disini siapa yang urus kantor? Udah kamu duluan aja, nanti saya kabarin lagi,“ ucap Cemal.

Cemal pun langsung berlari keluar bandara. Ia tidak bisa meninggalkan Benjiro seorang diri. Cemal tau kalau Benjiro mempunyai Benjamin dan Charlotte yang mendukungnya. Hanya saja Cemal tidak ingin Benjiro terpuruk dan malah membuat gangguan kecemasan yang ia alami semakin bertambah parah.

Oh tuhan, tolong lindungi Benjiro, batin Cemal. Ia pun semakin cemas saat di beberapa TV di jalanan umum menayangkan berita mengenai viralnya video Benjiro dengan seorang gadis. “Tolong ngebut, pak.“ ucap Cemal.

Benar saja halaman Ben's Record Music sudah dipenuhi oleh para wartawan yang ingin meminta kejelasan pada Benjiro. Cemal berdiri di depan kantor Benjiro. Ia pun berusaha membelah kerumunan. Namun, ada seseorang yang menahan dirinya dan memaki-makinya.