Crush On You 48

466 50 33
                                    

Sebelah kiri outfit Cemal, tapi baju, celana, sepatu aja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebelah kiri outfit Cemal, tapi baju, celana, sepatu aja. Kalo hoodie yang dikalungin itu nggak.

 Kalo hoodie yang dikalungin itu nggak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ini outfit Benjiro pas jalan-jalan, tapi sepatu biasa ya alias bukan sepatu kulit.

----- ⭐ ----- 🌟 ----- ⭐ -----

Suara ia menggetarkan jiwa yang merindu, tetapi sejuta tanta pun hinggap di hati. Buat apa dia datang kemari? Berpura-pura tuli lebih baik daripada harus membukakan pintu untuk orang—yang cuma bisa berbicara dusta belaka. Orang bilang cuma bisa membuat anak orang baper. Semua hal-hal manis yang pernah didapat cuma menjadi hiasan di dinding-dinding. Cuma menjadi pemeran figuran bagi si pemeran utama, lalu pergi begitu saja. Orang seperti itu pasti lihai dalam menggaet mangsa di luaran sana. Heh, entah berapa puluh dan ratusan mangsa—yang sudah menjadi korban.

Chairul juga tidak tau.

Suara itu menggema lagi dan lagi; memanggil-manggil nama ia berkali-kali tanpa henti. Biarlah bibir itu memanggil-manggil nama ia sampai letih tap ber-suara lagi. Jahat? Siapa yang jahat? Diri ia hampir saja dinodai oleh kebrengsekan si bule ber-mata biru itu, tetapi dia malah pergi tanpa permisi. Bukankah dia harus bertanggung-jawab? Bukankah dia harus memberi penjelasan lebih terlebih soal kedekatan dia dengan perempuan ber-nama Susan? Oh, Chairul mengerti jikalau ia sudah terlalu berlebihan, tetapi semua rasa dalam dada—yang terus-menerus mengepulkan asap itu mana bisa ia tahan-tahan?

“Chairul? Ini gue, Eaton,“ ucap Eaton.

Benjiro pun memberi kunci cadangan pada Eaton.

“Ton? Tolong ambil keputusan terbaik buat Chairul, ya? Dia itu emang udah 20 tahun, tapi ada sisi di mana dia juga masih labil. Tolong, ya, Ton?“ ucap Benjiro berpesan, lalu segera meninggalkan Eaton.

Dia pandangi kunci kamar cadangan di genggaman. Sebuah benda yang terbuat dari tempahan besi—yang cuma dianggap biasa, dan bukan apa-apa bagi sebagian orang, namun ini menjadi salah satu kunci dari masa depan ia nanti. Dia memejamkan mata sebentar, lalu menarik nafas dalam-dalam, dan ia hembuskan perlahan. Bagaimana pun ia harus memilih—juga tidak ingin jikalau Chairul malah lebih sakit lagi dari ini. Chairul itu se-murni madu di jenggala—harus diolah dengan baik dan benar agar tidak terkontaminasi.

Crush On You [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang