Crush On You 04

1.2K 105 17
                                    

Sebelum Cemal menyusul ayah dan ibu serta keluarganya yang lain. Ia terlebih dahulu mengetuk pintu kamar Benjiro. ”Ben?” seru Cemal dari luar sambil mengetuk pintu kamar beberapa kali. Hening. Benjiro sama sekali tidak membukakan pintu. ”Udah keluar kali ya?” gumam Cemal.

Biar saja lah, nanti biar Cemal hubungi Benjiro, dan meminta nomornya pada Caera. Saat Cemal menuju ambang pintu keluar penginapan. Ia melihat di luar sana ramai sekali orang-orang berkumpul duduk di kursi dan meja yang sudah disediakan. Sampai-sampai ada yang berdiri saja, karna tidak kebagian tempat duduk.

Terdengar suara seseorang menyanyikan sebuah lagu barat. Merdu sekali. Itulah kesan pertama Cemal ketika mendengar suara orang itu. Ia pun semakin mempercepat langkahnya. Benjiro?, batin Cemal saat ia melihat Benjiro lah yang ternyata yang sedang menyanyi.

Cemal terpukau. Ia sampai-sampai tidak berkedip. Chairul melambaikan tangan meminta Cemal menghampiri meja dimana seluruh keluarganya berkumpul. Seakan baru tersadar dari lamunannya, Cemal pun menyusul.

Pandangan mata Cemal sama sekali tak bisa lepas untuk memandangi Benjiro dari kejauhan. Suara Benjiro itu lembut sekali. ”Keren, kan?” seru Chairul. Cemal menoleh sebentar lalu kembali memandangi Benjiro sampai selesai. Saat Benjiro selesai bernyanyi, ia saling bertatapan dengan Cemal beberapa saat. Namun, ia dengan cepat membuang muka, dan malah bertos ria dengan orang-orang disitu.

”Pinter nyanyi juga kamu ya Ben? Papa ampe nggak kedip tau nggak liatnya?” ucap Chairi memuji. Benjiro tersenyum. Ia merasa sungkan dipuji seperti itu. ”Biasa aja pa,” sahut Benjiro berusaha merendah. Jangan sampai berbagai macam pujian itu malah membuat Benjiro bangga diri dan malah membuat kreatifitasnya semakin menurun. Tidak boleh dan tidak akan.

Semua orang disitu memuji Ben, karna ia memiliki suara begitu sangat indah dan merdu saat bernyanyi, kecuali Cemal. Ia diam saja sedari tadi. Cemal akui suara Benjiro itu bagus sekali dan mungkin setara dengan penyanyi dunia lainnya. Ia hanya merasa tidak perlu memuji Benjiro seperti itu. Cukup kekaguman itu ada di dalam hati saja.

Ponsel Cemal berdering. Ini bukan panggilan telepon melainkan sms biasa. Kedua alis Cemal mengkerut. Siapa? Ini nomor tidak dikenal. Ia pun membuka sms tersebut lalu membacanya. ”Aku disini, bisa ketemu sebentar?” begitulah isi sms tersebut. Tanpa bertanya pun Cemal tau siapa orang yang mengiriminya sms singkat ini. Untuk apa lagi dia menghubungi Cemal lagi? Bukankah urusan di antara keduanya sudah selesai?

”Pa ma, aku mohon izin permisi dulu, ada urusan sebentar.” ucap Cemal.

”Jangan lama-lama,” sahut Chairi.

”Iya pa,” ucap Cemal.

Marinda. Hah, Cemal menghela nafas. Dia membalikkan badan sembari tersenyum manis. Dari dulu sampai sekarang dia sama sekali tidak berubah. Tetap cantik dengan lesung pipi kiri dan kanan. Dulu Cemal begitu memuja kecantikannya. Cemal cinta mati. Tapi, apa daya, ia harus rela melepas Marinda di saat ia masih sangat mencintai.

Marinda tidur dengan seorang pria yang Cemal tidak kenal. Itulah fakta yang harus ia terima kala itu. Katanya itu teman kerja Marinda. Sakit, itu pasti. Tahun telah berganti tahun, meski begitu tetap saja luka hati ini masih membekas.

”Hai?” seru Marinda. Lautan, itulah arti namanya. Namun, cinta dan kasih sayang yang ia miliki tidaklah seluas lautan. Hanya sebatas di tepian saja. Cemal diam. Ia tidak menyahut sama sekali. Dalam hati ia bertanya-tanya, untuk apa Marinda kemari? Bagaimana dia bisa tau keberadaan Cemal disini?

”Darimana kamu tau aku disini?” tanya Cemal dingin. Bertemu Marinda sama saja dengan membuka luka lama. Ingin Cemal lari saat ini juga, namun bukankah ia tidak lebih dari seorang pengecut? Cih, Marinda memang paling bisa.

Crush On You [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang