Crush On You 28

560 51 1
                                    

Barnard tersenyum sinis. Ia pun berdiri dan mengajukan beberapa pertanyaan kepada Benjiro. Kedua mata Cemal menyipit tajam. Orang ini mirip seperti wartawan yang waktu itu di konferensi pers Benjiro di LA, batin Cemal. “Benjiro dan Cemal, pasti anda sudah tau kalau hubungan kalian saat ini itu sama sekali tidak masuk akal. Kalian berniat mau meracuni pemikiran anak muda jaman sekarang? Jangan mentang-mentang kalian orang-orang berdompet tebal, lalu menghalalkan segala cara untuk menutup mulut orang lain? Heh,“ ucap Barnard sarkasme.

Cemal geram. Namun, Benjiro menggenggam satu tangan Cemal demi meredam emosi Cemal saat ini. “Ini kehidupan pribadi saya, Barnard. Tugas saya cuma bekerja dan membangun dunia hiburan dan beberapa bisnis lain dengan tangan saya sendiri. Meracuni? Itu pilihan hidup masing-masing orang. Kalau kalian saja menentang kami, bagaimana bisa kalian teracuni oleh kami? Menutup mulut orang lain dengan uang kami sendiri? Jelas Barnard. Kalau tindakan kalian sudah mengganggu privasi kami sekeluarga, saya juga nggak bakalan tinggal diam. Saya yakin kalau kamu di posisi saya, kamu juga bakalan ngelakuin hal yang sama. Dan satu hal yang harus kalian tau. Camkan ini baik-baik.“ ucap Benjiro menatap satu per satu semua wartawan yang ada di aula ini tanpa tertinggal satu pun.

“Data kalian semua ada di tangan saya. Kalau sampai artikel hari ini merugikan saya, Cemal, dan seluruh keluarga kami dengan kalian menyebarkan berita nggak bener. Saya bakalan tuntut kalian.“ ucap Banjiro serius. Barnard tersenyum remeh. “Oh? Gitu? Tapi, saya denger kalau anda, Benjiro, adalah anak haram yang lahir di luar nikah? Bener itu?“ ucap Barnard. Lagi-lagi suasana aula menjadi riuh atas kata-kata Barnard barusan.

“Hati-hati kalau bicara,“ ucap Cemal geram. Hah, Benjiro menghela nafas. Jujur Benjiro tidak terlalu suka jikalau informasi mengenai keluarganya bocor di depan public. Benjiro cuma ingin menjaga privasi keluarga. Tapi, si brengsek Barnard ini, pintar sekali dia ingin mengorek-ngorek siapa dan bagaimana keluarga besar Benjiro. “Kenapa? Jangan bilang kalau ini fakta? Heh,“ ucap Barnard. Kena kamu Benjiro brengsek, batin Barnard tersenyum puas.

“Kedua orang tua saya bercerai saat usia saya 15 tahun. Saya tinggal berdua bersama ibu saya dan saudara perempuan saya. Saat lulus SMA, saya pun memutuskan untuk kuliah di Amerika. Disana tuhan mempertemukan saya dengan ayah saya setelah sekian tahun nggak ada kabar. Disana saya tinggal bareng sama ayah saya dan keluarga barunya. Dan saat ini beliau menjadi pemimpin di Pramana Grup.“ ucap Benjiro panjang lebar.

Saat semua orang terdiam dan berbisik-bisik, Benjiro pun kembali bersuara dan memecah keheningan, “Ayah saya adalah pimpinan Pramana Grup, dan calon suami saya, Cemal Salim adalah pimpinan Salim Grup. Sedangkan saya? Salah satu produser muda dengan pendapatan tertinggi. Menurut kalian saya siapa? Tolong pikir dua kali kalau kalian berniat mau jatuhin karir saya atau keluarga saya,“ ucap Benjiro sarkasme dan hal itu pun langsung mengunci mulut semua orang yang ada disana. Benjiro ini benar-benar bukan orang biasa, batin para wartawan itu.

Setelah selesai melakukan konferensi pers, Cemal pun membantu Benjiro berdiri, kedua tangan Benjiro nampak dingin dan juga berkeringat. Saat Benjiro dan Cemal berjalan menuju ruang istirahat, tiba-tiba kaki Benjiro terasa lemas. Cemal pun menahan tubuh Benjiro supaya tidak limbung. “Mas gendong kamu, Ben.“ ucap Cemal. Sejurus kemudian ia pun mengangkat tubuh Benjiro. “Malu-maluin ah mas~ Berat tau~“ seru Benjiro protes. “Biarin~“ ucap Cemal.

Cemal pun merebahkan Benjiro di atas ranjang. “Mas mau ngapain?“ tanya Benjiro heran saat ia melihat Cemal ingin melepas mantel serta jas yang ia kenakan. “Mas mau nemenin kamu disini,“ sahut Cemal. “Tu-tunggu dulu. Jangan dilepas,“ ucap Benjiro. “Mas nggak ngapa-ngapain kamu. Mas cuman mau nemenin kamu istirahat doang. Gimana sih?“ ucap Cemal. Cemal seakan tau apa yang dipikirkan oleh Benjiro saat ini. Cemal ini penuh siasat. Jangan ampe gue lengah, batin Benjiro. “Ehem,“ Benjiro berdehem. “Mas, beliin aku makanan di luar dong, laper,“ ucap Benjiro. Cemal menatap Benjiro curiga. “Paan?“ seru Benjiro. “Kamu beneran laper ato cuman takut mas unboxing?“ ucap Cemal menohok. Benjiro mendelik. “Paan si ah nggak ada. Cepetan sana~ Beliin aku makanan~ Cepetan~“ ucap Benjiro mendorong Cemal sedikit dengan tangannya.

Crush On You [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang