Crush On You 18

978 89 7
                                    

Benjiro sambil bertelponan dengan seseorang ia juga sambil merokok. Cemal datang dengan dua gelas teh hangat. Cemal dan Benjiro pun saling mengecup bibir sekilas. “Gue aja kemaren ditelpon sama papanya. Gila nggak tuh? Dia kira gue takut apa. Gatel gue mo nendang dia tapi demi profesionalitas gue masih pertahanin.“ ucap Benjiro sambil mengetukkan puntung rokok di asbak untuk membuang sisa pembakaran di bagian ujung.

“Udah dulu ya Dust gue lagi sibuk wkwkwk,“ ucap Benjiro tertawa jenaka. Sejurus kemudian Benjiro pun langsung lari ke toilet sambil memegangi perutnya yang terasa mual. “Ben? Kenapa Ben?“ seru Cemal khawatir. Benjiro pun muntah di wastafel. Cemal memijit tengkuk leher Benjiro. Dan Benjiro pun meminum sebutir obat penenang. Ya, semenjak Benjiro mendapat tekanan karna adanya masalah internal antara dirinya dan keluarga, gejala gangguan panik yang ia miliki semakin kompleks saja. Kalau dulu ia hanya cemas gelisah dengan keringat dingin saja, sekarang malah bertambah yang dimana akan membuat Benjiro sedikit pusing—juga mual.

“Aku nggak papa mas,“ sahut Benjiro masih bisa tersenyum manis. “Kamu beneran nggak papa? Kita bisa ke RS sekarang, Ben. Mas khawatir,“ ucap Cemal memegang kedua sisi pundak Benjiro. Benjiro tatap dua bola mata hitam itu lamat-lamat. Benjiro juga tidak ingin menutup-nutupi perihal penyakit gangguan kecemasan yang ia miliki. “Gangguan kecemasan aku sekarang udah makin kompleks,“ ucap Benjiro.

Jujur saja Benjiro itu biasa-biasa saja karna memang dia sudah biasa. Berbeda dengan Cemal yang sudah khawatir setengah mati. Cemal bahkan langsung mendekap tubuh Benjiro. “Mas, aku susah nafas loh ini? Kamu meluknya erat banget wkwkwk,“ ucap Benjiro malah tertawa. Sebuah tawa tanpa beban? Ya, bagaimana tidak? Benjiro merasa dirinya sekarang lebih bahagia dari sebelumnya.

Cemal pun melonggarkan dekapannya dan Benjiro malah tertawa dengan keras sambil geleng-geleng kepala. Benjiro pun keluar dari kamar mandi. “Ben, mas lagi nggak bercanda, ya?“ seru Cemal. “Aku juga lagi nggak becanda mas wkwkwk kamu tuh lucu banget sih,“ sahut Benjiro.

Cemal heran hingga ia pun mengedipkan beberapa kali, karna Benjiro terlihat acuh saja, malah Benjiro menyumpal telinganya dengan earphone. Pasti saat ini Benjiro tengah mendengarkan lagu-lagu tertentu. Ini juga didukung karna dirinya memang adalah orang yang bekecimpung di dunia perfilman dan permusikan.

Bagaimana bisa Benjiro setenang itu? Lihatlah bagaimana ia bersandar duduk di kursi menghadap pemandangan luar nan indah itu sambil berjibaku dengan laptop putihnya. “Lagi ngapain?“ tanya Cemal. “Nonton trainee di label aku, mas.“ sahut Benjiro. “Nggak ada tontonan lain? Malah liat cewek joget-joget nggak jelas kek gitu?“ seru Cemal sarkasme.

Benjiro pun menatap Cemal diiringi helaan nafas panjang. Benjiro pun bersedekap di dada. “Cemburu?“ seru Benjiro. Cemal diam saja membuang muka. “Kerjaan aku emang gini mas. Pantau trainee di kantor, apa lagi aku niat mau tinggal di Indo. Nggak bisa pantau langsung ya pantau lewat video gini.“ ucap Benjiro menjelaskan. Cemal masih diam. Ya, Cemal tau, tapi tetap saja ada secercah rasa cemburu di dalam dada.

Uh, Cemal ini ternyata seorang pencemburu ulung? “Pantesan kamu lama jomblo ya mas?“ seru Benjiro terkekeh geli. “Lama jomblo? Trus apa hubungannya sama kamu Ben?“ Cemal malah bertanya. “Nggak ada sih. Tapi, aku mikirnya karna kamu pencemburu berat, mereka pada nggak tahan sama kamu. Ya nggak sih?“

Benjiro menaikturunkan alisnya. Hah, kenapa Benjiro bisa berkata benar seperti itu? Cemal memang sempat beberapa kali menjalin hubungan. Namun, kandas di tengah jalan. Selain sifat pencemburu Cemal sebagai salah satu faktor—juga ada faktor lain yang ikut mendasarinya.

“Jadi, bener nih tebakan aku? Pft,“ ucap Benjiro membuat Cemal tertohok. “Diem Ben,“ sahut Cemal terdengar seperti sedang merajuk meskipun tidak terlalu ketara. Cemal pun memilih meminum teh yang ia buat tadi untuk menenangkan diri. Bisa-bisa posisi Cemal semakin terpojok. “Berarti cuman aku dong yang tahan sama sifat kamu itu?“ ucap Benjiro sedikit bangga.

Crush On You [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang