Bumi menangis. Langit menumpahkan cairan-cairan bening diiringi suara petir yang menggelegar. Cuaca di kota semarang hari ini buruk sekali. Ini sungguh di luar perkiraan cuaca kemarin. Sekali lagi manusia hanya bisa pandai berencana. Bukankah sisanya tetap allah jua yang menentukan?
“Udah siap Cem?“ seru Chairi. Cemal diam. Ia berdiri memandangi pemandangan di luar dari balik jendela. “Siap nggak siap Cemal harus siap pa.“ ucap Cemal tersenyum. Menunggu hujan reda rasanya mustahil. Ini sudah hampir jam delapan pagi. Cemal harus bersiap-siap berangkat ke gedung dimana akad nikahnya akan berlangsung.
Chairi menepuk pundak Cemal memberikan semangat sekaligus kekuatan. Chairi berharap Cemal mampu melewati semua ujian ini. Pada akhirnya Cemal harus menghadapi apa yang harus ia hadapi. “Ben.. Mas kangen kamu sayang..“ batin Cemal.
Sepanjang perjalanan menuju gedung, Cemal diam seribu bahasa. Ia melempar pandangannya keluar jendela mobil. Hujan semakin deras saja. “Hah,“ Cemal menghela nafas. Mobil rombongan keluarga Cemal pun tiba. Disana sudah ada mempelai perempuan duduk di pelaminan, menunggu mempelai pria hadir untuk mengucap janji suci pernikahan.
Semua mata tertuju pada Cemal. Tidak terkecuali perempuan itu, calon istri Cemal, ia nampak terpana melihat Cemal dibalut dengan jas putih serta peci putih. Cemal nampak bercahaya. Namun, ada satu keanehan yang ia lihat, tiada senyuman di wajah tampan Cemal saat ini. Mengapa?, batin perempuan itu.
Cemal digiring oleh Caera dan Citra. Di belakang juga ada Doni dan Nicholas. Jujur saja dalam hati Nicholas, ia tidak merestui pernikahan Cemal dengan perempuan itu. Entahlah hati Nicholas seolah menolak perempuan itu untuk bersanding bersama Cemal di pelaminan.
Perempuan itu menunduk. Ia tersenyum manis. Juga tersipu malu melihat Cemal mulai melangkahkan kaki naik ke pelaminan. Sebentar lagi Cemal akan melepas masa lajang. Tepat setelah Cemal duduk di pelaminan berhadapan dengan si penghulu, saat itu jua terdengar suara guntur teramat nyaring, membuat semua orang yang ada disitu merasa ngeri dan merinding.
Pintu gedung itu pun terbuka lebar. Semua mata tertuju mengarah pada pintu gedung, yang dimana menampakkan seorang pria berparas bak pangeran tengah berjalan di atas karpet merah. Pria itu memiliki postur tubuh lumayan tinggi, rambut hitam gondrong seleher, kacamata rantai, serta mengenakan baju lengan panjang bahan rajut yang sengaja ia naikan bagian tangannya hingga ke sikut. Pun celana panjang hitam serta sepatu pantofel hitam.
Sorot mata pria itu tajam sekali. Cemal langsung berdiri. Ia membelalakkan mata tidak percaya. Ini mimpi. Sungguh mimpi. Oh tuhan, jangan engkau hempaskan Cemal dari mimpi gila ini. Cemal berpikir saat ini dirinya sudah gila. “Hah,“ Cemal menghela nafas.
Citra menoleh ke belakang. Kedua matanya membola setelah ia melihat sosok yang sudah lama sekali tidak ia temui. Pria itu, Benjamin, bersama seorang perempuan dewasa serta anak kecil perempuan yang terlihat cantik sekali.
“Mas..“ seru Benjiro. Ini bukan mimpi, batin Cemal. Ia pun turun dari pelaminan dan langsung memeluk Benjiro dengan erat. Oh tuhan, betapa Cemal amat sangat merindukan Benjiro. “Ini beneran kamu kan Ben? Mas.. Mas nggak halusinasi, kan?“ ucap Cemal tidak percaya.
“Ini aku mas..“ ucap Benjiro lirih. Cemal melonggarkan pelukannya. Ia tatap wajah Benjiro lamat-lamat. “Mas kangen Ben.. Mas kangen banget sama kamu..“ ucap Cemal menyentuh wajah Benjiro. Benjiro tersenyum penuh keharuan.
“Mas.. Aku nggak telat, kan?“ tanya Benjiro. Cemal langsung menganggukkan kepalanya dengan cepat. “Biarin aku egois sekali ini aja mas. Izinin aku perjuangin kamu mas.“ ucap Benjiro lalu mengecup bibir Cemal saat ini jua. Seluruh para hadirin disini tercengang melihat aksi Benjiro dan Cemal yang saling berciuman dengan mesra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush On You [BL]
Romans[TAMAT] Bercerita tentang seorang produser music asal Indonesia, yaitu Benjiro-yang berkarir di bumi Amerika, dan jatuh cinta kepada kakak tiri.