Sulastri benar-benar sangat berterima kasih kepada Benjiro. Sulastri sampai-sampai menggenggam tangan Benjiro; hampir-hampir mencium tangan Benjiro. Tau akan hal itu Benjiro pun langsung menahan tangan Sulastri. “Bu, saya bukan siapa-siapa, seharusnya saya yang cium tangan ibu,“ ucap Benjiro. Hangat, batin Benjiro—tiba-tiba teringat Citra, sang ibu. Benjiro amat sangat merindukan kehangatan itu kembali. Kapan Benjiro bisa berhubungan baik seperti dulu? Semakin hari; rasanya jarak antara ia dan Citra semakin jauh saja.
Daniel seperti sebuah mesin saja; ia hampir tidak beristirahat sama sekali; bayangkan saja sepulang dari ospek kuliah—ia langsung ke kafe tempat ia bekerja setiap harinya. Sungguh badan ini terasa amat sangat letih. Hm, mau bagaimana lagi?; demi bertahan hidup, batin Daniel. Hidup memang sepahit itu. Tapi, beruntung orang seperti Daniel sama sekali tidak pernah mengeluh.
Daniel mengacak-acak rambutnya yang agak sedikit basah, karna di luar sedang gerimis. Semua mata para pengunjung pun terpana; saat melihat ketampanan seorang Daniel; sesaat setelah ia memasuki kafe. “Bule cuy bule! Gila!“ beberapa pengunjung di kafe ini berbisik-bisik. “Do, gue ganti baju dulu,“ ucap Daniel ke Nando. Nando pun mengacungkan jempolnya.
Daniel dan Nando ganti shift. Daniel itu ajaib. Dia seperti mempunyai banyak wajah—sehingga ia mampu bergonta-ganti topeng setiap saat. Di luar tempat kerja; Daniel akan mudah tersenyum; tapi saat ia berada di tempat kerja; wajah penuh senyuman itu pun seketika berubah menjadi dingin. “Uhm, boleh minta no hp nggak?“ tanya seorang gadis; saat ia menunggu pesanannya yang sedang dibuat oleh Daniel. “Maaf, saya udah punya pacar,“ sahut Daniel sarkasme. Gadis itu terlihat memberengut kesal. Daniel tidak peduli.
Di ujung sana; di sudut ruangan di kafe ini; Bachtiar tersenyum simpul melihat Daniel bisa bersikap sebijak itu kepada setiap pengunjung—yang mencoba menggoda dirinya. Shift bagian Daniel pun berakhir tepat di jam 11 malam. “Daniel,“ seru seorang pria. Daniel pun menoleh; sesaat setelah ia mengunci pintu kafe. “Mr. Bachtiar?“ seru Daniel terkejut. Daniel pun menghampiri Bachtiar—yang berdiri tidak jauh dari dirinya.
“Mau pulang?“ tanya Bachtiar. “Iya, Mr,“ sahut Daniel tersenyum. “Haha panggil om aja, ya? Jangan dipanggil Mr,“ ucap Bachtiar. Daniel jadi tidak enak hati; ia berpikir, bahwa Bachtiar tidak suka dipanggil dengan sebutan Mr. “Ma-maaf om,“ ucap Daniel meminta maaf. “Udah nggak papa. Tapi, om main ke tempat kamu, ya?“ ucap Bachtiar. “Hah? Uhm, ta-tapi saya tinggal di kosan om,“ ucap Daniel. Masa orang seperti Bachtiar mau bermain di kosan kecil? Dilihat dari penampilan; Bachtiar ini pasti adalah orang yang kaya raya; rumah dia pasti juga sangat besar sekali, batin Daniel.
“Cepetan masuk,“ seru Bachtiar meminta Daniel segera masuk ke dalam mobil. Daniel pun masuk ke dalam mobil Bachtiar, dan memberitahukan alamat kosannya. “Udah lama kerja di situ, Dan?“ tanya Bachtiar sambil menyetir. “Belum lama sih, om. Belum nyampe satu bulan juga,“ sahut Daniel. “Oh~“ Bachtiar beroh ria. Ia pun tiba di kosan Daniel, dan turun bersama-sama. Uhm, bagaimana bisa Daniel tinggal di tempat sesempit ini? Padahal Daniel memiliki latar belang keluarga yang bagus. Bisa dibilang kekayaan yang dimiliki keluarga besarnya hampir sama dengan Bachtiar.
“Maaf, om, tempatnya kecil banget,“ ucap Daniel meminta maaf sembari menaruh tas di lantai. Bachtiar mengedarkan pandangannya ke seisi ruangan ini. Huft, Bachtiar menghela nafas. Bahkan, di sini tidak ada kursi; kasur pun ditaruh lesehan di lantai. “Nggak papa, Dan,“ ucap Bachtiar. Daniel ingin minum sebentar. Ia pun mengambil air di galon dengan pompa elektrik.
“Mau minum juga, om?“ tanya Daniel setelah meminum segelas air putih. “Boleh,“ sahut Bachtiar. Daniel pun mengambilkan segelas air putih untuk Bachtiar. Lalu, ia pun duduk bersama Bachtiar di lantai; juga menyajikan kue kering kalengan. “Maaf om, cuman ada ini doang,“ ucap Daniel meminta maaf. Bachtiar terkekeh. “Nggak papa kok, Daniel~ Oh iya, bisa kamu tutup pintunya nggak? Om mau ngomong sesuatu sama kamu,“ ucap Bachtiar; Daniel pun menutup pintu. Hm, kira-kira Bachtiar mau berbicara apa, ya? Kenapa dia terlihat serius?, batin Daniel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush On You [BL]
Romance[TAMAT] Bercerita tentang seorang produser music asal Indonesia, yaitu Benjiro-yang berkarir di bumi Amerika, dan jatuh cinta kepada kakak tiri.