Crush On You 26

616 63 3
                                    

Berita di internet mulai menggila. Para netizen lokal maupun luar negeri mengecam Benjiro, dan mereka menuntut Benjiro dan Cemal untuk segera memberikan klarifikasi secepatnya. Sebagian besar dari mereka bahkan mengancam akan melibatkan pemuka agama. Hah, tentu saja hal ini membuat Benjiro pusing tujuh keliling. Saat ini posisi Benjiro masih di rumah. Di luar rumah sudah banyak sekali para wartawan berkerumun. Benjiro tidak mungkin bisa keluar kemana pun. Sedari tadi Cemal terus saja menelepon orang-orang penting tanpa henti. Mulai dari seorang pengacara sampai meminta media TV untuk meredam semua berita itu dengan memberikan ancaman akan menuntut pihak manapun yang berani menyebarluaskan berita-berita itu, mau benar atau tidak. Cemal tidak mentolerir hal itu.

“Ben!“ seru Cemal langsung mematikan sambungan telepon dan menyusul Benjiro ke kamar mandi. Benjiro muntah-muntah. Pasti gangguan kecemasan Benjiro sedang kambuh, batin Cemal. Cemal membantu mengurut tengkuk leher Benjiro. Uh, perut Benjiro mual bukan main. “Kamu istirahat aja, Ben.. Biar mas yang urus masalah di luar..“ ucap Cemal. Ia tentu saja tidak mau sesuatu terjadi kepada Benjiro. Jangan sampai itu terjadi, batin Cemal.

“Mas..“ seru Benjiro. Ia mencoba berdiri dengan tegap. Lalu, menatap Cemal. Hah, wajah Benjiro terlihat pucat pasih. “Tenang aja, aku nggak papa,“ ucap Benjiro tersenyum tipis. Keluar dari toilet, Benjiro pun langsung menelepon Ernest. “Konferensi pers nanti disiarin live di Indonesia. Aku nggak bisa balik kesana. Tolong kasih tau orang kantor buat tutup mulut dulu sebelum aku bicara. Ini masalah pribadi aku, om. Jangan ampe mereka buka suara. Kalo ada yang langgar potong gaji ato langsung pecat aja.“ ucap Benjiro. Kali ini Benjiro terlihat sedikit kejam. Benjiro sengaja memberikan ancaman seperti itu bukan tanpa alasan. Ia cuma ingin tau barangkali ada pengkhianat di kantornya sendiri.

Benjiro memakai make up sedikit untuk menutupi wajahnya yang pucat pasih. “Mas di dalem aja, biar aku yang keluar,“ ucap Benjiro sambil memasang anting rantai di telinga. Ini mau ke teras rumah atau kemana? Kenapa harus pasang anting dulu, sih? Hm, batin Cemal. Cemal mengulum senyum. “Ben, serius deh, mas nggak tau musti sedih ato apa liat kamu muntah tadi trus malah liat kamu dandan sekarang. Duh, Ben Ben,“ ucap Cemal geleng-geleng kepala. “Mas harus tau kalo aku itu superstar. Dan penampilan aku harus stylish lah. Secara gitu produser film sama music. Masa kucel?“ sahut Benjiro.

“Ini tuh cuman di teras doang loh, Ben.“ ucap Cemal. Benjiro pun memakai kacamata rantai kebanggaannya. Hm, perfect!, batin Benjiro. “Meskipun cuman di teras, malu lah kalo penampilan kucel,“ sahut Benjiro. Cemal pun menyipitkan mata. “Jadi, kamu penampilan ganteng kek gini cuman mau diliatin ke orang lain nih? Sedangkan kalo sama mas di rumah kamu malah pake kaos oblong doang? Nggak adil kamu, Ben.“ ucap Cemal. Huft, Benjiro menghela nafas. Cemal ini benar-benar. Kalau cemburu kan bisa bilang aja langsung, batin Benjiro. “Udah lah mas jangan cemburu cemburu gitu, aku mau keluar dulu, muach,“ ucap Benjiro mengecup pipi Cemal sekilas. “Mas sama sekali nggak cemburu, Ben!“ ucap Cemal setengah berteriak saat Benjiro berada di ambang pintu. Uh, Benjiro ini kadang-kadang bisa nyebelin juga, ya?, batin Cemal. Namun, Benjiro malah acuh saja.

Benjiro pun keluar dari rumah ke teras. Ia langsung dikerumuni oleh para wartawan dan dicerca dengan berbagai macam pertanyaan. “Benjiro! Apa berita ini benar?. Tolong beri kami keterangan, Ben!. Apa benar kamu tinggal bersama Cemal?“ tanya para wartawan itu. Benjiro diam sebentar sambil menatap mereka satu per satu. Ia lihat betul-betul tag name yang menggantung di saku kiri itu—serta mic dengan label kantor entertainment tempat mereka bekerja.

“Mohon maaf, kalau boleh saya tau, kalian digaji berapa? Sampai mau-maunya nunggu berjam-jam di depan rumah orang, hm? Setau saya lumayan kecil, ya? Apalagi kalau itu dari kantor kecil pula. Pasti lebih kecil lagi.“ ucap Benjiro. Mereka pun terdiam dan saling bertatapan.

“Udahlah, kalian tunggu dulu disini, saya mau kasih sesuatu ke kalian. Dan untuk lebih jelasnya lagi silahkan datang besok jam 10 pagi di Citradream Hotel. Saya akan adain konferensi pers disitu.“ ucap Benjiro lagi.

Crush On You [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang