Hujan deras membasahi bumi Los Angeles. Siapa bilang hujan itu memberi kesan romantis—atau menjadi saat-saat ternyaman untuk tiduran sendiri—atau bersama pasangan? Sadar lah, itu cuma ada di film saja. Hati setiap orang siapa tau? Dan berapa banyak orang menyimpan kisah pilu di dada di balik derasnya hujan seperti saat ini? Kalian pasti tidak tau, kan?
Benjiro menggeser tirai nan tinggi menjulang itu. Pemandangan sore hari di luar sana yang sejatinya cerah harus sirna, disapu oleh datangnya hujan yang dibawa oleh awan kehitam-hitaman. Hati Benjiro menjerit. Ia berpikir keras sambil menikmati secangkir kopi pahit tanpa gula. Kedua alis Benjiro sesekali berkerut. Ia mencoba mengingat memori lama kembali. Memori dimana ia, Caera, dan Citra saling tertawa bersama. Kala itu tidak ada konflik apapun. Paling-paling konflik biasa dan sepele, yang dimana Caera atau Citra meminta Benjiro untuk cepat-cepat kembali ke Indonesia. Tapi, semua hal bahagia itu mulai sirna seiring berjalannya waktu, seperti pakaian baru yang lama-lama menjadi usang.
Pelukan Cemal itu pun membuat hati ini terasa lebih hangat. Cemal memeluk Benjiro dari belakang. Jenis pelukan yang tidak terlalu erat, namun tetap memberikan kehangatan dan ketenangan. “Ben? Kamu lagi ada masalah?“ tanya Cemal. Sedari tadi Benjiro terlihat sangat gusar, meski tidak terlalu ketara, tetap saja Cemal mampu menyadarinya. “Lagi mikirin Caera sama Bunda,“ sahut Benjiro lirih. Suara Benjiro kali ini terdengar lemah. Namun, Cemal bersyukur, Benjiro bukan tipe pria yang mau menyimpan kesedihan sendiri. Di sisi lain Cemal juga merasa sangat senang, saat Benjiro menjadikan dirinya sebagai tempat bersandar.
“Ben..“ seru Cemal. “Kamu jangan pernah ngerasa sendiri. Disini selain Caera dan Mama, kamu masih punya Mas, Chairul, Papa Chairi, Papa Benjamin, Mama Charlotte, dan Brianna.“ ucap Cemal. Benjiro pun memutar badan. Ia ingin menatap wajah sang pujaan hati. “Maafin aku mas, kalo aku nggak sempurna buat kamu,“ ucap Benjiro. “Ssstt,“ seru Cemal meletakkan jari telunjuknya di bibir Benjiro. “Kamu itu sempurna buat mas, sayang~“ ucap Cemal lalu ia pun mengecup kening Benjiro.
Sebelum kembali ke Indonesia, Benjiro dan Cemal berniat ingin jalan-jalan seharian berdua dari pagi sampai malam. “Jangan sampai malem lah, Ben. Nanti kalo mas kecapean mas malah nggak bisa masukin gol sayang~“ goda Cemal. “Ini masih pagi mas~ Jangan mesum napa sih?“ ucap Benjiro sambil menata rambut sedemikian rupa. Cemal itu kadang-kadang membuat Benjiro sebal amat sangat. Lihatlah dia itu maniac olahraga ranjang atau bagaimana? Perasaan dikit-dikit Cemal menyinggung masalah ini. Huh, dasar Mas Cemal, ada-ada aja deh, batin Benjiro.
Sebagai seseorang yang telah lama tinggal disini. Tentu saja Benjiro menjadi guide dadakan untuk Cemal. Hari ini outfit Benjiro terbilang cukup sederhana, dia cuma mengenakan kaos hitam yang menutupi leher, blazer hitam, celana jeans biru dengan ikat pinggang coklat, serta sepatu sneakers putih. Sedangkan Cemal mengenakan kemeja putih lengan panjang yang dibalut dengan jaket tanpa hoodie berwarna krim dengan ukuran pas di badan—juga celana hitam semata kaki dan sepatu sneakers hitam. Sepanjang jalan Benjiro memang menarik perhatian banyak orang. Namun, sekali lagi, Benjiro meminta maaf tidak bisa meluangkan waktu untuk foto-foto bersama, karna saat ini ia sedang jalan-jalan berdua dengan Cemal.
Benjiro dan Cemal telah mengunjungi banyak tempat, diantaranya Taman Griffith dan Pantai Santa Monica. Hm, jalan-jalan berdua bersama orang terkasih nuansanya jadi sangat berbeda, ya?, batin Benjiro. Kalian tau? “Ben, itu orang liatin kamu mulu deh,“ ucap Cemal. Entah kali ke berapa Benjiro mendengar Cemal berbicara seperti itu hari ini. Benjiro saja sampai sebal dan geleng-geleng kepala. “Biasa aja kali mas, lagian kamu tau aku ini siapa, kan? Semua orang disini tau aku siapa. Jelas lah kalo orang-orang pada liatin. Gimana sih.“ ucap Benjiro sebal.
Cemal ingin melingkarkan tangannya di pinggul Benjiro, saat ia dan Benjiro jalan-jalan di Pantai Santa Monica. Tapi, Benjiro malah menepis tangan Cemal. Huh, Benjiro juga kesal mendengar Cemal terus saja mengoceh. Bisa nggak sih si Cemal ini mengerti sedikit saja?, batin Benjiro. Duh, salah lagi aku, batin Cemal. Cemal pun mengikuti Benjiro kemana pun Benjiro melangkah. Tentu saja karna Cemal tidak tau menau jalanan di kota ini. Huh, bisa-bisa Cemal tersesat kalau tidak ada Benjiro di samping.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush On You [BL]
Romansa[TAMAT] Bercerita tentang seorang produser music asal Indonesia, yaitu Benjiro-yang berkarir di bumi Amerika, dan jatuh cinta kepada kakak tiri.