Crush On You 06

1K 94 0
                                    

”Ben mana?” tanya Citra. Sedari tadi ia belum melihat penampakan Benjiro sama sekali. ”Tuuuuuh,” sahut Caera menunjuk ke arah kerumunan disana, yang dimana suara DJ menggema di seluruh Pantai Kuta berasal. Itu Benjiro. Ya, Benjiro lah sang DJ yang saat ini tengah memainkan musik tersebut.

Citra terdiam melihat sang anak bermain DJ dengan lihai. Dalam hati ia sungguh amat sangat tidak suka jikalau Benjiro harys menjadi seorang DJ yang identik dengan dunia malam. Oh tuhan, kapan Benjiro bisa menjadi anak baik seperti Caera, Cemal, dan Chairul? Salah apa Citra dalam mendidik Benjiro selama hingga membuat Benjiro menjadi seperti itu?

Citra juga merasa malu di hadapan Chairi. Citra takut kalau-kalau Chairi berpikiran macam-macam tentang dirinya dan mencapnya sebagai ibu yang buruk dalam mendidik anak. Citra tidak ingin hal itu terjadi. Mungkin ia harus meminta tolong pada Cemal dan Caera untuk membujuk Benjiro supaya mau tinggal di indonesia saja.

Benjiro tersenyum nakal sambil sesekali jari-jemarinya menyisir rambut gondrongnya ke belakang. Benjiro benar-benar mempesona hingga suara teriakan para gadis pun terdengar. Cemal juga memiliki pemikiran yang sama seperti Citra. Cemal tidak terlalu menyukai dunia malam apalagi musik-musik DJ seperti ini.

Setelah kurang lebih 15 menit ia memainkan musik DJ itu di atas podium, ia pun turun dan disana sudah ada Cemal berdiri menunggu Benjiro. Benjiro mampu menerka dari sorot mata Cemal, kalau Cemal mungkin tidak menyukai permainannya. Hah, dasar tua bangka, batin Benjiro.

”Makan dulu, papa sama mama udah nungguin.” ucap Cemal lemah lembut. Ia berusaha untuk tersenyum dan menatap Benjiro biasa-biasa saja tanpa ada niatan untuk menghakimi.

Di meja makan Benjiro makan dengan lahap. Beberapa orang yang lewat menyapa dirinya dan Benjiro pun ersenyum saja sambil sesekali melambaikan tangan. Ini restoran outdoor di Pantai Kuta. Hm, sungguh nikmat sekali bisa makan sambil menikmati keindahan pantai di malam hari.

”Ben..?” seru Citra.

”Iya bunda?” sahut Benjiro.

”Uhm..” gumam Citra, raut muka Citra terlihat tidak terlalu baik. Mungkin Citra ingin membicarakan sesuatu yang serius. ”Bisa nggak kamu disini aja? Maksud Bunda.. Kamu jangan pulang ke amrik?” ucap Citra penuh harap.

Tangan Benjiro seketika terhenti saat ia hendak menyuap makanan. Sudut mata Benjiro sedikit menajam. Mengapa Citra tidak jua mengerti? ”Ben makan dulu bunda.. Nanti aja kita bahasnya..” sahut Benjiro dingin.

Chairi menatap sang istri. Ia tau seberapa rindu Citra pada sang Putera. Hidup terpisahkan oleh sebuah negara. Bertahun-tahun, sudah pasti kerinduan itu amat mendalam, lebih dalam dari dalamnya lautan.

Namun, di sisi lain Chairi juga tidak menyetujui keinginan sang istri yang sedikit memaksa, yang dimana dia menginginkan Benjiro untuk tetap berada disini. Setiap orang dan setiap anak memiliki jalan hidup berbeda-beda yang sudah mereka tentukan sendiri, termasuk dalam hal menggapai cita-cita. Chairi tidak ingin memberi tekanan pada anak-anaknya. Biarkan saja mereka menentukan sendiri jalan hidupnya. Sebagai orang tua kita hanya bisa memberi arahan saja.

Sebagai kepala rumah tangga yang baik dan bijaksana, Chairi tidak ingin di saat keluarganya ingin berdiskusi tentang masalah pribadi, malah dibicarakan di luar bukannya di tempat yang lebih tertutup. Bagi Chairi orang lain dan siapapun itu selain keluarga tidak boleh tau masalah keluarga sendiri.

”Ben..? Gimana pendapat kamu sama pertanyaan bunda tadi?” tanya Chairi memulai pembicaraan. Benjiro diam sejenak. Ia tidak ingin terlalu gegabah dalam mengemukakan pendapat. Meskipun Benjiro itu keras kepala, bukan berarti ia tidak menjaga perasaan orang lain, apalagi ini berkaitan dengan keluarga terutama ibunya sendiri.

Crush On You [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang