•54 •sesuatu yang tersembunyi

2.9K 551 236
                                    

"Sampai kapan lo mau di sini? Gue udah bilang, gue gak mau jadi pasangan lo. Jadi Ratu? Jangan gila, Chanyeol! Balik sana ke tempat asal lo!"

"Namaku adalah Richard Richter, bukan Chanyeol."

Gue ngedengus. "Kebagusan! Lagian nama Chanyeol lebih gampang disebut."

"Baiklah, aku mau kau panggil Chanyeol, asal kau mau ikut bersamaku."

Apa ini?

Ah, ini kali pertama dia nginep di dalam kosan gue. Maksa gue buat tetep tinggal dan maksa gue buat jadi pendamping hidupnya. Gak peduli puluhan bahkan ratusan kali gue tolak, gue marahin bahkan gue usir. Dia bakal tetep kembali datang. Dia bakalan duduk di depan kosan gue kek kucing kehujanan, dengan tampang melas yang bikin gue jadi tega buat nolak.

Kenangan lama ini entah kenapa kembali muncul. Aneh. Gue di dalem mimpikah? Atau ini pandangan sebelum kematian?

Entah.

Tapi gue pernah denger, orang-orang yang mendekati kematian bakal dikasih liat kilas balik kehidupannya. Gue berharap sih ini hanya sekedar mimpi yang ketika gue buka mata, ada Richard di sisi gue seperti bisa.

Richard, gue masih pengen ketemu sama lo.

Gue masih pengen ngeliat Arthur tumbuh dewasa dan menduduki tahtanya. Jadi Raja yang sama hebatnya kayak lo.

"Aku tau, mungkin akan banyak sekali yang menentang kehadiranmu. Bahkan, anggota kerajaan itu sendiri. Tetapi aku tak akan menyerah, leluhur telah menetapkanmu menjadi pendampingku dan aku sudah jatuh hati kepadamu dalam pandangan pertama. Aku tak akan mundur bahkan jika satu dunia ini menentangnya."

"Gue laki anj!"

"Tentu, aku mengetahui itu dan aku tidak peduli. Leluhur mengatakan jika kau yang akan mengandung pewarisku kelak."

"Gila kali lo? Gue laki, mana bisa hamil!"

Richard nahan pergelangan tangan kanan gue yang masih megang sumpit, bikin mie yang tadi nyelip diantaranya jelas balik jatoh ke mangkok. Gue cengo, gak bisa jawab apa-apa. Di satu sisi gue masih pengen ngelepasin diri, tapi di sisi lain detakan jantung ini ngebuat gue gak karuan. Mata kita saling natap, dan gue melotot kaget pas tiba-tiba bibir tebelnya itu udah mendarat di atas bibir gue.

Setelah itu, dengan tampang polosnya dia ngecup kening gue dan ngekeh, ngerasa gak berdosa.

"Engkau spesial, Dear. Engkau akan tahu setelah saatnya tiba nanti dan kau tidak bisa lari dari takdir."

Lucu banget. Gue emang bener-bener gak bisa lari dari takdir yang mengikat gue dan Richard. Dan pewaris yang dia bilang itu, benar-benar terlahir.

"Aku akan datang untuk menjemputmu dan Arthur, aku janji."

Richard, cepet dateng, cepet jemput kita...

.
.🍓🍌.
.

"Sshh... di-mana ini?"

Kepala gue kerasa pusing saat kesadaran balik ke tempat, ngerasain tengkuk yang juga kerasa sakit. Kelopak mata gue ngerjap berulang kali, gelengin kepala buat ngusir rasa pening yang masih tertinggal. Jadi yang tadi itu cuma bagian dari masa lalu yang hadir lewat mimpi? S

Salah satu bagian di dalam hati gue ngerasa lega, setidaknya gue ada kesempatan buat ketemu sama Richard lagi 'kan?

"Selamat Malam, Baginda Ratu kami yang terhormat."

Seketika gue tersadar sepenuhnya, inget sama apa aja yang udah terjadi tadi.

Tabib Will, dia pengkhianat.

raja chanyeol •chanbaek• [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang