•52 •pangeran

3.2K 611 172
                                    

"Mmm..."

"Aku disini, Dear."

Gue hampir aja kembali terlarut dalam mimpi lagi, sebelum sadar dan lekas ngebuka mata. Ngedapetin wajah Richard pertama kali dalam pandangan. Gue ngerjap berulang kali. Rasanya kayak baru bangun dari tidur panjang dan ketika buka mata gue udah disugguhin pemandangan si Richard yang entah kenapa kok jadi keliatan berkali lipat lebih ganteng.

Apa ini?!

Masih mimpi kayaknya.

"Kok ganteng?"

Untuk beberapa saat si Richard cengo, kek kaget campur gak percaya gitu sama celetukan gue. Tapi gak lama, dia langsung ketawa dan memeluk gue dengan erat. Kelewat erat. "Dua hari penuh kau tertidur dan saat membuka mata kalimat itu yang kau katakan kepadaku hm? Kau pastilah sangat mencintaiku, bukan? Aku tahu, aku tahu."

Sianjir.

Bisa-bisanya gue keceplosan.

Gue gak jawab apa-apa, malu. Wajah gue langsung terbenam di dadanya, berusaha menyembunyikan diri. Bisa gue rasakan pelukannya yang kian erat dan hangat, telapak tangannya yang besar ngusap rambut gue barang sekali sebelum dikecup pucuk kepala gue dengan sayang. Rasanya hangat sampai ke tulang-tulang. Richard yang bertingkah kek gini bikin gue gak bisa nolak.

"Ah bahagianya aku. Akhirnya Tuan Putriku ini terbangun. Bukan, bukan. Ratuku, akhirnya Ratuku yang cantik ini terbangun."

Seketika, gue natap dia datar. Lenyap sudah rasa kantuk yang tersisa. Lenyap sudah rasa kangen gue yang tadinya kerasa menggebu-gebu setelah buka mata dan ngeliat wajahnya. Gak jadilah gue sok mau ngedrama melukin dia sepanjang hari sambil nangis-nangis bilang kangen. Sok manja-manjaan dipelukannya. Padahal gue baru bangun, sampe gatau apa aja yang udah terjadi selama gue molor.

"Kenapa memandangiku seperti itu?" Dia ketawa, tanpa dosa. Tubuhnya yang besar itu kembali memeluk gue, bikin sempit ranjang rumah sakit yang gue tidurin ini. Pipi gue dicubitnya gemes. "Kau tahu tidak?"

"Tidak."

Datar.

"Aku belum selesai bercerita, Sayang. Astaga kau ini kenapa hm? Baru saja terbangun malah memberikanku rajukan yang menggemaskan begini. Ingin kuberi ciuman?"

"Richard, menyebalkan!"

Dia makin ketawa, kek puas.

Nyebelin!

"Aku ingin bercerita. Kau tahu? Ternyata buku yang kubaca tempo hari itu benar. Pangeran bisa membangunkan Putri yang tertidur lelap dengan sebuah ciuman. Ya meskipun pada kasus ini aku harus menciumi bibirmu sebanyak 1456 kali sejak kau dipindahkan ke sini agar Ratuku ini lekas membuka matanya dan berhenti membuatku begitu khawatir," dia nyengir seneng. "Tetapi tak mengapa. Sebanyak apapun aku akan melakukan itu sampai berhasil. 10000 kalipun tak masalah!"

"Ingin kugigit?!"

"Bibirku? Boleh saja!"

"Richard kenapa kau berubah jadi sangat menyebalkan?!"

Mulut sih bilang gitu, tapi jujur gue ngerasa seneng. Pipi gue lumayan panas dan gue deg-deg an entah kenapa, bayangin dia yang keliatan khawatir, dengan polos -kelewat bego- nyium bibir gue biar kek di negeri dongeng. Ekhem. Ya walaupun statusnya dia emang dari anggota kerajaan gitu sih. Aduh, untung cinta.

"Terlepas dari itu semua. Aku benar-benar bahagia dan bersyukur sekali, kau kembali kepadaku. Kau baik-baik saja," bisik dia pelan, gak ngasih gue kesempatan buat natap wajahnya kali ini. "Kupikir aku akan kehilanganmu saat kulihat bibir manismu ini mulai memucat. Aku sangat bersyukur. Terima kasih. Aku mencintamu, Ratuku."

raja chanyeol •chanbaek• [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang