elvino berdiri di pinggir jalan ia sedang menunggu taksi lewat, elvino malas naik bus, dan ia memutuskan nanti untuk tinggal sementara di rumah varel sampai ia mempunyai uang untuk membayar kos kosan, setelah sepuluh menit menunggu akhirnya ada taksi lewat segera elvino memberhentikan taksi itu.
"Selamat pagi pak" sapa elvino saat masuk ke dalam taksi.
"Pagi juga dek" sapa balik bapak taksi.
"Tujuan kemana dek" tanya bapak taksi dan elvino memberikan alamat mansion varel.
Elvino termenung melihat keluar jendela ia berfikir kalau varel tidak menerimanya apa ia akan menjadi gelandangan, dan seketika terlewat di pikiran tentang dua hari lalu saat ia jatuh sakit.
"Ahkk dasar pak tua, bisa bisanya dia mengeluarkan sifat manja gw yang udah gw tahan lama, dan kenapa gw mau mau aja dikasih dot sama pacifer Sama keempat setan itu" elvino menarik nafasnya.
"Oh ayolah El kenapa Lo manja banget si, pokoknya ini salah nenek yang selalu manjain gw" lanjut elvino frustasi, elvino kembali termenung ia sangat malu mau ditaruh mana mukanya masa seorang elvino yang nakal dan suka balapan diperlakukan seperti bayi, elvino memikirkan kata katanya tadi dan ia melotot kenapa ia menyalakan neneknya padahal ini murni kesalahan elvino sendiri.
"Hiks maafin El nek, maksud elvino bukan begitu, maafin El udah nyalahin nenek padahal ini salah El yang manja banget" elvino menangis kecil sambil menutup mukanya dengan kedua tangan nya, ia merasa sangat bersalah setelah menyalahkan neneknya, memang saat tinggal bersama neneknya ia sangat dimanja tapi sebenarnya elvino tidak mau dimanja ia sangat mandiri makanya ia bisa bertahan tinggal bersama ayah dan ibu nya karena saudara elvino juga Sangat membenci elvino, saat tidak ada nenek atau kakek elvino selalu di perlakukan tidak baik, tetapi ia tidak pernah mengadu bukan nya takut atas ancaman mereka elvino hanya berpikir kalau perlakuan mereka itu hak mereka wajar kalau mereka tidak suka dengan dirinya karena mereka menganggap bahwa ibunya mati karena dirinya dan elvino memaklumi itu mungkin mereka sedih atas kepergian bundanya
Sedangkan bapak taksi nya bingung ia berfikir apakah elvino pasien penyakit jiwa karena tadi marah marah sekarang nangis dan bapak supir nya juga melihat Elvino yang seperti memakai baju rumah sakit.
"Maaf pak saya lagi kesel tapi bukan gila" ujar elvino setelah melihat dari kaca muka bingung bapak taksinya bagaimana juga tidak bingung kalau elvino ngomong sendiri.
"Haha maaf dek saya sempat berfikir kamu pasien gangguan jiwa, ini coklat mungkin bisa mengurangi kekesalan adek nya" supir taksi itu menyodorkan sebuah coklat, karena lagi kesal elvino jadi ingin yang manis manis, bapak nya tahu aja kalau elvino sedang tidak mood.
"Makasih pak" elvino mengambil coklat itu dan memakan nya, elvino memang agak aneh ia lebih suka kalau makan coklat itu digigit, bukan hanya coklat saja ice krim juga begitu.
Elvino kembali memandang keluar jendela sambil menikmati coklat, saat diperempatan elvino melihat ayam bakar langganan nya buka, segera elvino menyuruh bapak taksi untuk memberhentikan taksi nya.
"Pak berhenti saya mau turun disini saja" segera pak supir nya memberhentikan taksinya dipinggir jalan.
"Kenapa dek masih lumayan jauh loh alamat nya" ujar pak taksi bingung.
"Saya mau makan ayam bakar dulu, ini pak Ongkos nya dan terima kasih pak atas coklat dan tumpangan nya saya permisi dulu" elvino keluar dari taksi dan menyebrang untuk sampai di kedai pinggir jalan, dan segera masuk kedalam kedai itu
"Pak kok tumben udah buka pagi pagi" sapa Elvino setelah duduk di salah satu meja yang disiapkan.
"Eh ada elvino, iya nih dari kemaren udah buka dari pagi soalnya akhir akhir ini pelanggan bapak menurun" Jawab pak Jono, bapak yang menjual ayam bakar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELVINO
Teen Fictionelvino Alexander pemuda imut dan cukup tampan tetapi karena keimutan nya lebih mendominasi menjadikan ketampanan nya terhalangi, walaupun memiliki wajah yang imut, badan yang mungil dan sangat baby face bahkan orang mengira ia adalah anak yang baru...