ELVINO-TWENTY SEVEN

23.6K 1.6K 54
                                    

Kejutaaaan aku double up donggggg seneng gak?

Happy reading

~~~
Setelah kepergian kakak dan Daddy nya Elvino terus menangis, ia menyembunyikan wajahnya di pelipatan kaki nya, ia berusaha agar tidak menangis tapi tidak tahu kenapa air mata itu selalu keluar, jadi jalan satu-satunya yaitu meredam suara tangisannya, ia tidak mau terlihat lemah, tapi mau bagaimana pun dirinya hanyalah anak lemah yang gampang sakit bahkan dengan sebutir debu saja asma nya kambuh, elvino selalu bertanya-tanya kenapa dirinya sangat lah merepotkan, bisakah seseorang memberikan nya energi agar dirinya tidak mudah sakit, ia lelah sungguh.

"Hiks Haus mau minum", karena kebanyakan menangis tenggorokan elvino terasa sangat kering, ia ingin membasahi tenggorokan nya dengan segelas air atau sebotol susu, tapi bagaimana ia bisa mengambil air kalau dirinya saja dilarang keras untuk turun dari ranjang sedangkan air dan susu ada di pojok ruangan, padahal biasanya Delvan atau tidak kakak-kakaknya selalu menaruh segelas air di atas nakas di sebelah ranjang elvino tapi sekarang tidak ada air di sana, apakah mereka sengaja?.

"Daddy El boleh turun tidak El haus", elvino berucap lirih sambil menatap langit-langit kamar ia Sangat tahu kalau di kamar ini banyak sekali penyadap dan cctv, Daddy nya itu selalu mengawasi nya walaupun dirinya sedang tidak bersama elvino.

"Daddy tenggorokan el kering banget, El hiks Haus", ucap elvino lagi, tapi mau bagaimana pun ia berucap tidak ada satu pun sahutan.

"Kak Axel, kak Rei, kak xavier El haus hiks", kali ini ia memanggil ketiga kakaknya, tapi sama saja ia sama sekali tidak mendapatkan sahutan apa pun.

"Hiks El turun saja ya, El sudah haus banget", Elvino ingin turun dari ranjangnya tapi saat kaki nya sudah menjuntai kebawah ia kembali mengurungkan niatnya, ia takut Daddy nya tambah marah nanti.

"Daddy maafin El hiks",

"Daddy El ingin Mimi",

"Daddy marah banget ya sama El, sampe ninggalin El sendirian di sini hiks",

"Daddy El gak suka sendirian, El mohon cepetan ke sini hiks", berbagai macam perkataan sudah ia lontarkan, ia sudah meminta maaf juga tapi tidak ada sahutan apa pun, elvino kembali menenggelamkan wajahnya di perlipatan kaki nya dan kembali menangis.

Dua jam berlalu dan sampai sekarang Elvino tidak berani turun untuk mengambil segelas air minum, mata nya sembab sehabis menangis, hidung nya merah, pipi nya pun ikut merah karena demam nya semakin meninggi.

Tangisannya sudah berhenti dari beberapa menit yang lalu, sekarang elvino hanya bengong menatap kearah jendela yang terbuka lebar disana terdapat pemandangan gedung-gedung megah yang menjulang tinggi, langit biru dengan awan putih yang menghiasinya, langit sekarang sangat indah tapi Elvino tidak bisa menikmati keindahan itu karena dikepala nya hanya memikirkan sebotol susu, oh ayolah dirinya ini sangat haus tapi sudah dua jam Daddy dan kakak-kakak nya manghilang begitu saja, padahal elvino sangat lah haus kalau ia dehidrasi bagaimana.

Selang beberapa menit pintu ruangan yang sekarang di hinggapi oleh Elvino terbuka, elvino mengalihkan pandangannya ke arah pintu di sana ada delvan dengan muka datar nya masuk, elvino yang melihat Daddy nya diambang pintu ingin menangis lagi.

"Hiks huaaa Daddy El haus", dan akhirnya Elvino tidak bisa membendung tangisan itu, tangisannya pecah begitu saja setelah melihat Daddy nya masuk padahal tidak ada yang perlu di tangisi.

"Hiks Daddy kenapa diam di situ, maafin El hiks", tanpa berbicara Delvan mendatangi ranjang elvino dan menggendongnya, dan Delvan langsung saja menenangkan elvino dengan cara mengelus pundak elvino yang terasa bergetar.

ELVINO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang