Haii tadi tuh aku gak sengaja mencet publis padahal belum selesai ngetik, maafkan author ya~~~
Kalao begitu happy reading..
***
Sedari tadi tangis elvino belum juga mereda, ia benar-benar sakit hati dengan perkataan Joan tadi sedangkan Satya, Varel dan raja hanya bisa berusaha menenangkan elvino dengan berbagai kata penenang.
"Hiks Abang bunda enggak sialan hiks", ucap elvino sesegukan, selama ini ia sering mendapatkan cemohan tapi elvino masih bisa mengatasi itu dan berusaha untuk tidak perduli, tapi kalau sudah menyangkut bundanya apalagi sampai mengata-ngatai bundanya ia benar-benar tidak terima, ia marah, tapi elvino juga sadar tidak ada gunanya kalau dirinya melawan Joan.
"Tenang ya El, iya Abang tau bunda El gak sialan kok, kita semua tahu itu", ujar Varel berusaha menenangkan elvino.
"Hiks tapi hiks kata anak itu bunda El sialan, kasihan hiks bunda".
"Jangan dengarkan perkataan anak itu ya El, dia memang jahat, sudah berhenti ya nangisnya", ucap Satya, Elvino mengangguk mengerti setidaknya sekarang ia sudah lebih tenang karena perkataan teman-temannya, walaupun perkataan Joan masih saja berputar di otaknya.
"Sekarang El mau apa hmm?, Mau pulang atau kembali ke kelas?".
"El mau ke kelas aja, El udah lama gak masuk sekolah", varel tersenyum sembari menghapus jejak air mata Elvino.
"Yasudah pergi ke kelas bareng raja, sekarang lagi pergantian jam pelajaran mungkin gurunya belum masuk".
"El masuk ke kalas dulu ya, makasih Abang".
Segera keduanya raja dan juga elvino pergi ke kelasnya yang berada di lantai tiga gedung sekolah, sedangkan Varel ia langsung saja menghubungi Delvan dan memberitahukan tentang semua yang terjadi kepada Delvan, dan untuk luka elvino tadi Varel sudah mengobati nya dengan obat merah.
~~~
Jam sudah menunjukkan pukul 12 siang yang berarti tidak lama lagi Reno atau tidak Varel datang untuk menjemputnya, elvino sedang menatap guru yang menjelaskan di Depan kelas, ia memang memerhatikan tapi tidak dengan otaknya yang berkeliaran kemana-mana.
Guru di depan sana melihat elvino yang menatap ke arah papan tulis dengan pandangan kosongnya, "elvino", panggil guru itu.
Elvino tersentak kaget ia mengerjapkan matanya cepat, "iya kenapa Bu", jawab elvino gugup.
"Kenapa bengong hmm, coba kamu jawab soal di papan tulis", dengan langkah yang gontai elvino maju ke depan, ia sudah pernah belajar materi ini cuma ia malas sekali untuk menulis.
Dengan cepat elvino menyelesaikan pertanyaan di papan tulis, guru itu hanya bisa mengangguk bangga, soal ini cukup sulit karena gurunya sengaja memakai pertanyaan yang biasanya untuk masuk ke perguruan tinggi.
Saat Elvino masih ada di Depan kelas sudah ada Varel dan Satya yang menunggu di depan kelas, "Bu saya pulang dulu ya, selamat siang", ujar elvino dan segera menggendong tas nya keluar, sedangkan Raja ia sedang malas berjalan untuk menemani elvino ke gerbang, rasanya sangat mengantuk karena ini sudah tengah hari.
"Daddy sudah jemput?", Tanya elvino.
"Daddy El tidak bisa jemput, hanya Reno yang menjemput El", elvino hanya mengangguk mengerti, ia tidak marah kalau Daddy nya itu tidak bisa menjemput nya lagian ia tahu kalau Delvan sangat lah sibuk.
Saat sudah sampai di parkiran seperti biasa Reno akan membukakan pintu mobil dan elvino masuk, "Abang El pulang dulu ya bye-bye", ucap elvino melambaikan tangan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELVINO
Teen Fictionelvino Alexander pemuda imut dan cukup tampan tetapi karena keimutan nya lebih mendominasi menjadikan ketampanan nya terhalangi, walaupun memiliki wajah yang imut, badan yang mungil dan sangat baby face bahkan orang mengira ia adalah anak yang baru...