ELVINO - FORTY TWO

18.6K 1.6K 74
                                    

Selama diperjalanan Delvan tidak henti-hentinya memanggil nama elvino berharap anak itu membuka matanya, Sungguh ia sangat begitu khawatir sekarang mendengar nafas elvino yang makin lama semakin melemah, badan yang sudah sangat lemah tak berdaya, bahkan di sana sudah ada bintik kemerahan yang memenuhi seluruh tubuhnya.

"Cepat bodoh, apakah kau tidak bisa berkendara lebih cepat, kalau terjadi apa-apa dengan Elvino kau yang pertama kali saya salahkan", kesal delvan, Reno yang sedang menyetir pun menjadi panik seketika, ia tidak bisa mengendarai mobil nya lebih kencang mengingat jalanan hari ini sangatlah ramai, bahkan Reno sudah menerobos lampu merah.

Selang beberapa menit berkendara, mobil mereka sampai di rumah sakit milik Rei, segera delvan keluar dari mobilnya dan berlari memasuki bangunan rumah sakit, ia tidak peduli kalau muka elvino terekspos, padahal selama ini ia berusaha untuk tidak memberitahu publik kalau elvino adalah anaknya karena alasan keamanan.

"Rei dimana kau", teriak delvan, Rei yang baru saja keluar dari IGD pun hanya membelalak matanya, ia sama sekali tidak di beritahu kalau elvino sedang tidak baik-baik saja, Delvan tidak sempat mengabari yang lain.

"Berikan kepada ku dad, biar aku periksa di dalam", Delvan mengangguk dan segera memberikan tubuh lemas elvino kepada Rei.

Setelah memberikan Elvino Delvan duduk di bangku tunggu dengan harap-harap cemas, ia sungguh takut sekarang, kenapa saat adanya elvino ia jadi mudah sekali takut padahal sebelumnya ia tidak takut dengan apapun, saat salah satu dari ketiga kakaknya elvino sakit saja Delvan tidak sampai setakut ini karena ia tahu anaknya kuat, sungguh elvino adalah kelemahan terbesarnya.

Sudah hampir setengah jam lamanya Rei memeriksa elvino, sedari tadi tubuh Delvan sama sekali tidak mau diam, ia selalu berjalan ke kanan dan ke kiri karena perasaannya yang sangat cemas, para bodyguard yang berjaga pun tidak bisa berbuat apa-apa, mereka hanya bisa berharap kalau tuan muda kecilnya baik-baik saja di dalam, kalau saja terjadi sesuatu mereka pasti akan menjadi sasaran empuk Delvan.

Tidak lama kemudian Rei keluar dari dalam IGD dan segera menghampiri Daddy nya, "apakah elvino baik-baik saja?", Tanya Delvan dengan muka yang tersirat rasa kekhawatiran, sebenernya Rei ingin tertawa melihat muka Delvan yang berbeda seperti biasanya, cuma sekarang bukan waktu yang tepat.

"Dia baik-baik saja dad, asma nya kambuh dan aku baru saja mengetahui elvino mempunyai alergi akan matahari", Delvan yang mendengar itu hanya bisa menaikkan alisnya sebelah, sungguh ia baru tahu kalau elvino mempunyai alergi sinar matahari, ya mungkin ia tidak tahu karena selama ini Elvino benar-benar jarang sekali terkena matahari.

"Apa gejala nya?", Tanya delvan.

"Kulit tubuh elvino ada ruam-ruam merah, itu pasti sangat gatal, dan perih tentunya, untung masih matahari pagi jadi kulit elvino tidak sampai mengelupas, nanti berikan elvino krim pelindung matahari ke seluruh tubuh yang memang mudah di jangkau dengan sinar matahari seperti wajah, kaki dan tangan saat ingin keluar, dan jangan biarkan elvino terkena sinar matahari siang, itu saja, Rei akan memindahkan elvino ke ruangannya", Delvan mengangguk dan segera ia masuk kembali ke dalam IGD dan keluar dengan brankar elvino.

"Rei jaga dulu adik mu, Daddy ada urusan", ujar delvan, sebelum pergi Delvan mengecup dahi elvino singkat dan langsung berlalu pergi, Rei bingung, biasanya kalau elvino sakit Delvan lah yang paling tidak mau meninggalkan elvino sendirian, Rei tidak ingin memusingkan itu dan kembali mendorong brankar elvino di bantu oleh beberapa perawat.

Setelah sampai di ruangan yang memang khusus untuk elvino Rei menyiapkan alat-alat medis yang di butuhkan dan memasangkannya ke tubuh elvino yang masih terbaring lemah.

"Apa yang terjadi?", Tanya Rei kepada salah satu bodyguard.

Bodyguard itu membungkukan badannya, "tadi saat di sekolah tuan muda bermain basket bersama temannya, dan siapa saja yang kalah akan di berikan hukuman yaitu berdiri di tengah lapangan sembari hormat ke tiang bendera, dan ternyata tuan muda kalah dalam pertandingan bersama temannya itu, dan tuan muda lah yang menerima hukuman nya", ujar bodyguard itu memberikan penjelasan, Rei yang mendengar itu mengepalkan tangannya kuat.

ELVINO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang