ELVINO - FORTY SIX

15.2K 1.5K 111
                                    

Elvino terus saja memundurkan tubuhnya kebelakang, berusaha menghindar Bagas yang semakin lama semakin mendekati dirinya, ia benar-benar takut sekarang, kakak tiri nya itu sangat begitu menakutkan, wajahnya sangat berbeda saat ia terakhir bertemu, waktu dulu ia masih bisa melawan kakak nya ini, tapi sekarang sepertinya tidak, melihat Bagas yang membawa pisau cukup besar seperti nya itu pisau dapur.

"Kau ingin kemana hmm, sini sama kakak, apa kah kau tidak merindukan kakak mu ini", ujar bagas dengan seringai yang begitu menyeramkan di mata Elvino.

"Ti dak, hiks maafin El", ujar elvino yang mulai menangis.

"Kenapa kau menangis?, Kakak sangat merindukanmu, kakak akan sangat sedih kalau kau juga tidak balik merindukan kakak". ucap Bagas dengan muka yang di buat sesedih mungkin, tapi setelah itu ia langsung tertawa kencang yang membuat tubuh elvino bergetar ketakutan.

"Haha muka mu sangat begitu menggemaskan, bagaimana kalau kau ikut dengan kakak, kita keluar dari sini", ujar Bagas, dan dibalas gelengan oleh Elvino, sungguh ia ingin berteriak, tapi rasanya sangat kelu, semua kata-kata yang ingin keluar seperti tercekat di tenggorokan, yang elvino bisa lakukan sekarang hanya menutup telinga dan mata nya rapat-rapat agar tidak mendengar suara tawa Bagas yang cukup melengking.

"Ayo adik manis, ikut kakak".

"Hiks tidak mau, Daddy tolongin el", ucap elvino lirih.

"Ayo El ikut dengan kakak", ucap Bagas lagi yang sudah sedikit geram dengan sifat mantan adik nya ini.

"Hiks gak mau El gak mau ikut, El mau di sini hiks", ujar elvino yang terus menggumamkan kata itu, Bagas yang mendengarnya benar-benar sudah muak, wajahnya yang tadinya menampilkan senyum jahat sekarang berubah menjadi dingin, sungguh ia seperti ingin memakan elvino hidup-hidup

"KAU DARI DULU MEMANG TIDAK PERNAH BERUBAH YA, SELALU BIKIN ORANG KESAL, PANTAS SAJA IBU MU MENINGGAL, SEPERTINYA DIA SUDAH SANGAT LELAH MENGURUS ANAK SEPERTI MU, MEMANG BENAR KATA ORANG-ORANG KAU YANG MEMBUAT IBU MU MENINGGAL, KAU ANAK PEMBAWA SIAL", teriak Bagas, elvino terlonjak kaget mendengar teriakan Bagas, ia benar-benar sakit hati mendengar itu, ingin rasanya melawan Bagas tapi tubuhnya tidak bisa di ajak berkompromi, tubuh nya sangat bergetar sekarang bahkan keringat dingin mulai keluar dari pelipisnya.

"Hiks bunda hiks tinggalin El karena udah hiks takdir tuhan", ucap elvino sembari menatap tajam Bagas, ia sekarang berusaha membuka matanya dan menatap lekat kakak tirinya itu, ia tidak ingin terlihat lemah, Bagas berdecih mendengar perkataan Elvino, ia mendekati tubuh yang sudah sangat bergetar itu, dan menjambak nya sampai-sampai kepala itu mendongak sangking kencangnya tarikan di rambut elvino.

"Apakah kau tahu kenapa bunda mu bisa meninggal?, Pasti kau belum tahu bukan, sini kakak beri tahu yang sebenernya, bunda mu itu meninggal karena seseorang dari keluarga mu ini, dan begitu pula dengan kau yang tidak lama lagi akan mati di salah satu tangan keluarga mu, mereka tidak benar-benar menyayangi mu El, semua itu palsu, dan hanya topeng belaka, sebaiknya kau ikut dengan ku agar kau selamat".

"Haha kenapa omongan mu sangat melantur, sepertinya kau sangat ketakutan, belum ada satu menit kau bilang bunda meninggal karena diriku dan di akhir kau bilang karena keluarga ku, kak kalau mau berbohong di pikir dulu, dan jangan lagi berbohong saat kau panik seperti ini, itu sangat ketahuan", ujar Elvino dengan seringai meremehkan Bagas, sekarang tidak tahu kenapa Elvino sudah jauh lebih tenang, tidak seperti tadi, sedangkan itu Bagas langsung terdiam setelah mendengar perkataan Elvino, ia merutuki dirinya sendiri beginilah jelek nya, ia selalu saja melantur kalau sedang panik.

"Kenapa kau diam kak, apakah perkataan ku benar, sepertinya sekarang kau sedang kebingungan alasan apa lagi yang akan kau berikan ke padaku".

"Diam kau, jaga mulut sampah Lo", teriak Bagas dengan tangan yang masih saja menjambak rambut elvino.

ELVINO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang