ELVINO-TWELVE

32.6K 2.4K 47
                                    

Elvino terbangun kepalanya sungguh sangat sakit sekarang ia memegang kepalanya berharap rasa sakit itu segera menghilang, saat ia melihat keseliling ia berada di ruangan serba putih bahkan ia memakai baju putih tidak ada warna lain diruangan ini selain putih hanya ada warna hitam di rambut nya, elvino melihat kepenjuru ruangan dan ia tidak menemukan jendela apa pun benar benar seperti kubus putih tanpa fentilasi.

Hah hah

"gw dimana" nafas Elvino mulai tersengal karena panik, dan saat ia ingin turun dari kasur yang hanya bisa ditempatkan oleh satu orang itu kaki dan tangan nya seperti tertahan oleh sesuatu dan saat Elvino lihat kaki dan tangan dipasangkan rantai yang tidak terlalu panjang, tadi elvino tidak merasakannya karena tangan dan kakinya dipasangkan sarung tangan dan kaki yang tebal mungkin biar rantai silver itu tidak langsung menyentuh kulit putih elvino.

"Ahkkk keluarin gw dari siniiii" teriak elvino frustasi bagaimana tidak ia bahkan tidak tahu sekarang jam berapa apakah sudah pagi atau malam, ia benar-benar tidak tahu di dalam ruangan ini hanya ada kasur yang di tempati oleh elvino dan tidak ada lagi barang di dalam ruangan ini selain itu, elvino mencoba melepaskan rantai yang ada di pergelangan tangan dan kakinya tapi itu sama sekali tidak membuahkan hasil malah pergelangan kakinya terasa sakit karena sarung kaku yang dipakai tidak terlalu tebal.

"Ahhk lepasin anjing, dasar pak tua" teriak elvino sungguh ia tidak ingin mengatakan perkataan itu tapi itu keluar begitu saja dari kedua mulutnya.

"Hiks hiks keluarin El dari sini maafin El" elvino menangis ia sungguh tidak mengerti kenapa ia berada di ruangan ini apakah ia seorang tahanan yang ingin di uji coba itulah yang elvino pernah lihat di film film, ruangan dah suasana nya persis sama kaya di film barat itu.

"Hiks keluarin gw bab*"

"Maafin El, El salah"

"Hiks Daddy kakak tolongin El" elvino seperti orang tidak waras sekarang terkadang ia akan berucap kasar dan akan minta maaf setelah nya dan itu ia ulang ulang dengan air mata yang terus mengalir deras, setelah beberapa saat akhirnya gumaman elvino terhenti hanya isakan yang terdengar.

Elvino terisak ia tidak kuat sungguh, elvino sudah mencoba teriak dan merapalkan berbagai cara agar ada yang menolongnya tapi tidak ada yang datang, bahkan elvino tidak melihat pintu karena sepertinya pintu keluarnya menyatu dengan tembok.

Saat asik menangis dengan menyembunyikan kepalanya di perlipatan kaki ada suara derap langkah yang mendekati elvino, segera elvino mendongakkan kepalanya dan melihat Delvan yang membawa nampan yang berisikan makanan, ia tersenyum senang apakah Daddy nya itu akan mengeluarkan nya dari sini.

"Daddy hiks keluarin elvino dari sini" elvino melihat Delvan dan langsung memohon untuk dikeluarkan ia sangat tahu pasti Daddy nya ini yang membawa nya ke sini tapi ia tidak tahu alasannya, Delvan mendekati elvino dan menaruh nampan itu di depan elvino.

"Makan" ucap delvan dingin ia sama sekali tidak mengubris perkataan Elvino.

"Noo, Daddy keluarin El dari sini maafin El" tolak elvino dan Mendorong sedikit nampan yang ada didepannya.

"Terserah kau" delvan segera pergi dari ruangan itu, elvino langsung histeris kenapa Daddy sangat tega biasanya kalau elvino tidak memakan makanan nya Delvan langsung memaksa nya makan sampai habis walaupun agak kasar elvino tahu itu tanda kasih sayang dari Delvan tapi sekarang bahkan Daddy nya itu mengacuhkan nya, elvino berfikir apakah Daddy nya itu sudah tidak menyayangi nya lagi seperti ayah nya dulu, sebenernya ia sudah mempercayai Delvan tadi saat ia tersesat ia berfikir Delvan pasti sangat menyayangi nya sampai tidak ingin ia terluka makanya itu ia selalu dikurung di mansion besar itu.

"Ini salah gw hiks pasti Daddy udah gak percaya lagi sama gw, hiks kenapa baru kepikiran setiap kali gw terpuruk si anjing, gw nyesel sekarang tapi gak tau nanti" elvino menangis sesenggukan, beginilah buruknya elvino ia baru melihat orang yang dengan tulus menyayangi nya saat ia lagi terpuruk atau benar benar sedang berada di titik terendahnya, saat mulai tinggal bersama ayah kandungnya elvino menjadi orang yang tidak mudah percaya dengan kasih sayang yang orang kasih kedirinya ia berfikir itu hanya omong kosong belaka, seperti waktu ayah dan ibu nya menjemput nya dulu saat pertama kali mereka sangat menyayangi elvino, elvino seperti anak yang paling beruntung saat itu tapi besoknya ibu tirinya selalu menyuruh nya untuk melakukan pekerjaan rumah dan akhirnya elvino dimanfaatkan untuk menjadi babu mereka elvino sangat sakit hati tentunya dan mulai hari itu ia susah  memercayai orang yang tulus dengan nya.

ELVINO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang