elvino terbangun dari tidurnya yang cukup panjang, terhitung sudah hampir dua hari lamanya dirinya tertidur, saat pertama kali membuka mata pandangan yang ia lihat adalah atap yang berwarna putih bersih, elvino sudah tahu pasti kalau dirinya kembali keruangan itu.
"Eungg", lenguh elvino dan merenggangkan badannya yang sedikit kaku.
"Sudah El duga pasti El kembali lagi keruangan ini", gumam elvino pelan, sebenernya sebelum kabur tadi elvino sudah tahu kalau dirinya akan di masukan kedalam ruangan serba putih ini lagi kalau ketahuan, makanya ia cukup berani untuk kabur tadi karena sepertinya ia sudah cukup bisa beradaptasi dengan ruangan ini, ya walaupun tidak menutup kemungkinan dirinya stress di sini, karena ruangan ini sangat hening tidak ada suara sedikitpun selain suara yang di hasilkan dari elvino.
"Tapi tumben gua gak dirantai", elvino baru sadar kaki dan tangan nya tidak dirantai seperti pertama kali dirinya dihukum di ruangan ini.
"Ehh kok kaki gw gak bisa gerak", elvino yang sudah sedikit bosan ingin turun dari ranjangnya tapi nihil kakinya tidak bisa digerakkan sama sekali, rencananya tadi ia ingin berkeliling ruangan ini siapa tahu kalau dirinya beruntung ia bisa menemukan pintu dan membukanya.
"Gila kaki gw mati rasa", elvino terus berusaha menggerakkan kakinya, tapi nihil kakinya tidak merespon sama sekali kaki itu tetap ada di tempat nya, mau Elvino berusaha sekuat tenaga pun kaki nya tidak bergerak sama sekali.
"Huaaa kaki El gak bisa gerak hiks", akhirnya bayi kucing yang merasa paling kuat beberapa menit yang lalu pun menangis, tangisan nya begitu kencang sekarang.
"Hiks Daddy kaki El gak bisa gerak hiks huaaaa bunda tolongin El", elvino terus meraung-raung ia sungguh kaget kakinya tidak bisa gerak, walaupun saat dirumah sakit kakinya sama seperti ini tapi masih ada Daddy nya yang menenangkan nya.
Tangis elvino terus terdengar sebenernya delvan yang melihat dari monitor sangat begitu kasihan sungguh dan juga khawatir ia takut asma Elvino kambuh, tapi delvan tetap berada di pendirian nya ia sekarang tidak mau merasa kasihan terhadap anak bungsunya itu, ia ingin menghukum tanpa ada keringanan sedikitpun, berharap dengan hukuman ini Elvino jera dan tidak lagi suka kabur-kaburan dan delvan juga sangat marah melihat Elvino makan-makanan seperti itu, oh ayolah dirinya bahkan memesan lima orang chef terkenal sekaligus untuk membuat makanan elvino yang sehat dan tentunya enak sepertinya, tapi elvino seperti tidak menghargai perjuangan Delvan yang ingin elvino tetap sehat.
Sekarang sudah jam makan siang, Delvan dan juga Rei masuk kedalam ruangan yang elvino tempati dengan makanan cair di pegangan Rei, memang Rei sangat marah tadi dan memutuskan untuk memasangkan selang ngt di hidung elvino, sebenernya Rei ingin berbuat lebih dengan membedah elvino dan menaruh alat ciptaan nya yang ia buat dengan bantuan Xavier tapi delvan langsung mencegahnya karena alat itu belum sepenuhnya sempurna.
"Hiks hiks Daddy huaaa", Tangis elvino kembali terdengar yang sebelumnya sudah mulai mereda.
"Daddy kaki El gak bisa digerakin hiks", tangis elvino sambil menunjuk kakinya yang terkulai lemah, delvan dan juga Rei tidak mengubris perkataan elvino dan sibuk memasangkan makanan cair itu, bahkan elvino tidak sadar kalau sudah ada selang yang masuk kedalam hidungnya.
"Daddy hiks El nanti bisa jalan lagi kan", ucap elvino lagi dan sama saja Delvan tidak mengubris nya sama sekali.
"Daddy El ngomong di jawab dong", elvino kesal sungguh kalau saja ia bisa jalan sudah elvino tendang kemaluan Daddy nya itu.
Setelah rei selesai memasang makanan cair itu keduanya duduk di kursi yang memang ada di dalam ruangan itu mereka akan menunggu sampai makanan cair itu habis, delvan takut kalau mereka meninggalkan Elvino bisa-bisa ia akan melepaskan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELVINO
Teen Fictionelvino Alexander pemuda imut dan cukup tampan tetapi karena keimutan nya lebih mendominasi menjadikan ketampanan nya terhalangi, walaupun memiliki wajah yang imut, badan yang mungil dan sangat baby face bahkan orang mengira ia adalah anak yang baru...