Hari sudah sore, Beby baru saja selesai mandi. Ia turun ke lantai dasar menggunakan lift. Sampai di bawah ia melihat seorang maid yang sedang menyapu.
"Permisi bi, Bang Stev udah pulang?" tanya Beby.
"Aden belum pulang non," jawab maid ramah.
"Kalo mommy kemana?" tanya Beby lagi.
"Nyonya sedang di halaman belakang dekat kolam renang non," jawab maid.
"Oke, makasih bi."
"Iya non, sama-sama."
Beby berjalan menuju halaman belakang. Saat sampai ia melihat Shakila yang sedang duduk di sofa sambil membaca sebuah majalah.
"Mommy," panggil Beby.
Shakila mendongak, ia melihat anaknya yang berada di hadapannya dengan senyum manisnya. Shakila membalas senyum Beby tak kalah manis.
"Sayang, sini duduk." ucap Shakila sambil menepuk sofa kosong di sebelahnya.
Beby duduk di sebelah Shakila. Beby menyenderkan kepalanya di pundak Shakila. pun mengelus rambut sepunggung anaknya dengan lembut. Beby menikmati elusan lembut dari Shakila. Terasa sangat nyaman.
"Mommy lagi baca apa?" tanya Beby.
"Itu, mommy lagi baca resep buat kue." jawab Shakila.
"Mommy suka buat kue?" tanya Beby.
"Iya, mommy suka banget buat kue." jawab Shakila tersenyum hangat.
"Beby juga suka buat kue apalagi kalo kue brownies, Beby suka banget lembut terus manis banget," ucap Beby sambil tersenyum seperti merasakan enaknya kue brownies.
"Oh ya? Mommy juga suka banget sama kue brownies, nanti kapan-kapan kita buat bareng. Beby mau kan?" tanya Shakila.
"Mau banget mommy!!" antusias Beby.
Setelah itu hanya ada keheningan. Shakila yang sibuk mengelus rambut Beby sambil sesekali mengecupnya. Dan Beby yang menikmati elusan lembut Shakila.
"Beby," ucap Shakila memecah keheningan.
"Iya mom?" tanya Beby.
"Menurut Beby, bang Stev itu gimana?" tanya balik Shakila.
"Heumm abang tuh baik mom, abang juga asik." jawab Beby tersenyum.
"Kamu tau nggak kalo dulu abang tuh nggak se asik sekarang?" ucap Shakila dengan pandangan lurus ke depan.
Beby mendongak melihat wajah Shakila dari bawah. "Maksud mommy?"
"Terima kasih Beby udah jadi cahaya abang sekarang.." ucap Shakila dengan pandangan yang sama. Beby diam menunggu kalimat selanjutnya yang Shakila katakan.
"Dulu abang itu orang yang ramah dan murah senyum. Dia juga seneng banget karena punya adek perempuan yang cantik. Abang selalu nangis kalo Beby gak ada di samping abang. Terus tiap tidur abang pasti peluk Beby. Walaupun dulu abang masih kecil, tapi abang keliatan sayang banget sama Beby. Hingga sampai..." Shakila menggantungkan ucapannya tak terasa air matanya turun tapi berusaha agar tidak terisak. Beby yang melihat Shakila menangis itu pun ia jadi kasihan. Beby memeluk Shakila erat, Shakila tersenyum.
"Hingga sampai Beby di culik, kita semua sedih apalagi abang yang selalu nangis karena Beby gak ada di sampingnya. Abang tumbuh jadi laki-laki yang dingin, abang juga jarang senyum bahkan abang juga dingin sama mommy sama daddy karna abang merasa ada yang hilang di hidupnya. Sampai Beby ditemukan oleh anak buah daddy, abang sekarang jadi lebih sering senyum, abang sekarang juga udah enggak dingin lagi."
Beby menangis, ia dapat merasakan apa yang dirasakan Steven selama bertahun-tahun. Kehilangan orang terdekat yang kita sayang sangat membuatnya tersiksa. Beby mengeratkan pelukannya pada Shakila. Mendengar perkataan Shakila entah kenapa hatinya terasa sakit dan menyuruhnya untuk terus menangis.
"Al dulu juga dingin sama kayak abang, tapi semenjak ketemu Beby. Al jadi ga se dingin dulu, bahkan sekarang Al banyak berubah jadi lebih sering senyum."
"Makasih, makasih Beby udah menjadi cahaya untuk abang sama Al." ucap Shakila tersenyum membalas pelukan Beby.
"Mommy ngga perlu makasih harusnya Beby yang makasih sama mommy karna udah lahirin Beby ke dunia," tangis Beby pecah di pelukan Shakila.
Shakila tersenyum haru. "Janji nggak bakalan pergi lagi,"
"Promise, mommy."
"Loh kalian kenapa nangis?" Mereka berdua menoleh ke asal suara.
Roland yang baru saja pulang dari kantor dengan Steven. Memang tadi Roland dan Steven bertemu di depan dan bertanya pada salah satu maid keberadaan Shakila dan Beby. Dan maid mengatakan bahwa Shakila dan Beby sedang berada di taman belakang.
Mereka lantas pergi ke taman belakang, dan terkejut melihat Shakila dan Beby yang menangis dengan berpelukan.
Beby segera melepas pelukannya dan menguap air matanya begitu juga Shakila.
"Engga papa kok hehe," ucap Beby tersenyum manis.
Roland dan Steven berjalan mendekat mereka. dan langsung duduk, dengan Roland yang duduk di sebelah Shakila dan Steven yang duduk di sebelah Beby.
"Kalian lagi bahas apa? Kok sampe nangis?" tanya Steven.
Mereka tak menjawab. Beby malah menyenderkan kepalanya di pundak Steven dengan tangan yang memeluk pinggang Steven erat. Begitu juga Shakila, ia juga melakukan hal yang sama pada Roland.
"Beby kenapa hm?" tanya Steven lembut sambil mengelus rambut Beby.
"Gapapa kok, mau gini aja." ucap Beby mengeratkan pelukannya. Steven hanya tersenyum simpul.
"Kamu kenapa sayang, kok jadi manja gini sih," ucap Roland terkekeh.
"Bentar aja," ucap Shakila sambil mengeratkan pelukannya dengan Roland. Roland hanya tersenyum sambil mengelus rambut Shakila sayang.
Selamat hari kemerdekaan Indonesia.
"Terima kasih pada para pahlawan yang telah membuat negara Indonesia menjadi merdeka, tanpa ada mereka. Kita bukan apa-apa.."
Cepat sembuh, negaraku...Jateng, 17Agust2k21
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVARO | ATLANTA GENK
Teen Fiction"Dia, baby gue." Namanya Alvaro Febryan Dirgantara, si iblis yang tak kenal ampun kepada siapapun yang berani mengusiknya. Si iblis yang berwujud dewa mitologi yunani. Tatapan tajamnya membuat siapapun yang melihatnya menciut seketika. Dia Alvaro...