ALVARO || 053

13K 770 13
                                    

"Kamu ngga kasian sama Jessi? Dia sendirian loh." decak Beby kesal ketika Alvaro yang menyeretnya seenak jidat.

Alvaro membuka pintu mobilnya dan menyuruh Beby masuk dengan kode lewat tatapan mata.

Beby menghela nafas pasrah, ia lantas duduk di kursi penumpang dengan kasar.

Setelah memastikan Beby duduk dengan aman, Alvaro segera menutup pintu mobil, berjalan mengitarinya dan kemudian duduk di kursi kemudi.

Ia melirik sekilas ke arah Beby yang masih kesal dengannya. Tanpa sadar ia menyunggingkan senyum tipis.

"Ada Nathan,"

Beby menoleh ke arah Alvaro. "Hah?"

"Nathan nyamperin Jessika."

Beby bersedikap dada. "Tetep aja, kamu ngeselin tarik tarik tangan aku."

Alvaro menghela nafas pelan. "Maaf, sayang."

"Dimaafin." ketusnya sembari memalingkan wajahnya ke luar jendela.

Alvaro terkekeh pelan, ia kemudian mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang.

"Kita mau kemana?" tanya Beby yang sudah cukup lama terdiam.

"Gak tau,"

Beby melirik Alvaro sinis. "Ka--

"Kamu mau kemana?" potong Alvaro, jujur saja ia juga bingung ingin membawa Beby kemana, yang jelas ia ingin menghabiskan waktu bersama istrinya.

"Kamu yang narik-narik aku, ya aku gak tau lah mau kemana." ketusnya.

Alvaro terkekeh melihat wajah kesal Beby. "Jalan-jalan aja gimana?"

Beby mengangguk antusias. "Mau-mau!"

Dalam hati Alvaro tersenyum gemas, mood Beby mudah berubah-ubah.

Alvaro menghentikan mobilnya di sebuah taman yang indah, banyak pengunjung disana, banyak juga yang berkendara menggunakan sepeda.

"Bagus banget." Beby dibuat kagum oleh taman di hadapannya.

Alvaro lebih dulu keluar dari mobilnya, ia mengitari mobilnya dan membukakan pintu untuk Beby.

Beby dengan cepat keluar dari mobilnya, ia disambut oleh udara taman yang sangat asri tanpa polusi.

Alvaro menautkan jarinya ke jari tangan istrinya, lantas mereka berjalan beriringan mengelilingi taman yang indah itu.

"Suka?" Ia menoleh menatap wajah istrinya yang terlihat antusias.

Beby mengangguk semangat. "Suka banget!"

"Mau naik sepeda nggak?" tanya Alvaro.

Beby menggeleng pelan. "Aku nggak bisa naik sepeda."

"Kamu lupa kalo ada aku?"

"Hah?"

"Aku boncengin kamu."

"Tapi aku berat."

Alvaro sedikit terkekeh. "Mana ada berat! Kamu itu ringan banget kaya kapas."

Bibir Beby mengerucut sebal. "Ihh.. engga ya,"

"Ahahaha faktanya, baby."

Alvaro menggandeng tangan Beby menuju tempat sewa sepeda, kemudian ia menyewa satu sepeda.

Alvaro sudah siap di atas sepedanya, sedangkan Beby menatap Alvaro ragu. Dulunya ia pernah diajari naik sepeda oleh ibu pantinya, tapi sering kali ia jatuh membuatnya putus asa dan tak pernah mau lagi bersepeda.

ALVARO | ATLANTA GENKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang