ALVARO || 025

18.2K 1K 11
                                    

"Jingan pake hujan segala," umpat Alvin saat baru tiba di basecamp. Memang saat mereka sedang berjalan menuju basecamp tiba tiba hujan deras, awalnya mereka mau berteduh apalagi mereka membawa perempuan tapi karena jaraknya sudah dekat maka trobos ajalah.

"Kamu kedinginan enggak?" tanya Alvaro lembut memeluk Beby dari samping.

Beby menggeleng. "Enggak kan udah dipeluk kamu,"

Alvaro tertawa pelan, "Hahaha kamu ini jadi banget gombalnya."

Jesika juga dipeluk oleh Nathan, sedangkan Alleta juga di peluk oleh Afkar. Sebenarnya Afkar yang memaksa untuk memeluk Alleta padahal mah Alleta enggak mau.

Nasib malang berada pada Alvin, dan Kenzo, sedangkan Daniel hanya acuh memainkan ponselnya. Mereka hanya menatap teman temannya bermesraan dan lebih sialnya hanya ada mereka disini, entahlah dimana anggota yang lain.

"Gue kedinginan, lo mau peluk gue kagak?" tanya Alvin genit kepada Kenzo.

Dengan sengaja Kenzo melempar Alvin dengan botol mineral kosong. "Ancaman musim hujan, dapat mengakibatkan kedinginan tanpa ada pelukan."

"Hahaha savage." timpal Alvin terkekeh.

Mata Beby memberat, saat hujan dan hawa dingin seperti ini memang enaknya tidur.

"Varo, aku mau tidur."

"Ayo, aku anter kamarnya di atas." ucap Alvaro seraya bangkit dari duduknya.

Beby menahan lengan Alvaro. "Nggak usah, aku bisa sendiri kok."

Alvaro mengangguk, ia duduk kembali di sofa. "Kamarnya yang pintu warna hitam,"

"Oke," Beby bangkit dari duduknya dan berjalan menaiki tangga.

Beby membuka pintu berwarna hitam yang Alvaro ucapkan, ruangan bernuansa abu abu yang cukup luas dan nyaman. Ia mendudukkan dirinya di kasur sembari melihat lihat kamar Alvaro yang bersih.

Beby kemudian menidurkan dirinya dan memejamkan matanya. Belum benar benar Beby memejamkan matanya, suara keras terdengar jelas.

PYARR!!

Beby lebih memejamkan matanya, ia tak mau melihat itu ia tak mau. Suara keras pecahan kaca itu terdengar lagi. Beby menutup seluruh tubuhnya dengan selimut. Hingga dobrakan pintu terdengar.

BRAK!

"Beby!!"

Alvaro berjalan cepat ke arah Beby yang tertutupi selimut dengan isakan kecil yang ia dengar. Sedetik ia langsung memeluk erat Beby.

Sedangkan teman Alvaro yang lain memperhatikan kamar Alvaro yang berantakan dengan pecahan kaca jendela disertai batu berukuran besar. Sepertinya ini disengaja.

Tak sengaja Afkar melihat sebuah botol yang di dalamnya terdapat kertas. Tangannya bergerak mengambil botol tersebut, dibacanya kertas tersebut.

KILL

Satu kata yang ditulis dengan sebuah darah hewan yang busuk. Baunya sangat menyengat sampai Afkar menjatuhkan kertas itu.

ALVARO | ATLANTA GENKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang