ALVARO || 018

23.8K 1.3K 21
                                    

Sesuai janji Alvaro tadi, kini ia dan Beby sudah berada di salah satu kedai es krim.

"Eumm enak, makasih Varo." ucap Beby tersenyum manis.

Alvaro mengangguk. "Sama-sama."

"Kamu mau?" tawar Beby menyodorkan es krim yang ia genggam. Beby cukup tahu diri karena memang yang membelikan es krim itu Alvaro.

Alvaro tersenyum misterius dan langsung mengangguk.

Cup!

Alvaro mencium singkat bibir Beby, "Lebih manis itu."

Beby tersipu, ia memukul lengan Alvaro. "Kamu ish, aku malu tau."

"Malu kenapa?"

"Di tempat umum, banyak yang liat Varo." kesal Beby.

Alvaro menatap sekeliling, dan benar saja semua mata tertuju padanya. Alvaro langsung memberi tatapan tajam membunuhnya, seketika mereka langsung mengalihkan pandangan. Mencoba menghiraukan mereka berdua yang sedang dimabuk cinta.

"Udah ayo pulang aja." ajak Alvaro.

"Kenapa? Kan baru makan satu." cemberut Beby.

"Nggak baik makan banyak banyak." balas Alvaro tegas.

"Satu lagi ya," pinta Beby dengan wajah lucunya.

"No Beby, kamu nggak boleh banyak makan es krim." ucap Alvaro dengan nada tak terbantahkan. Ia hanya takut jika Beby batuk karena terlalu banyak makan es krim.

Beby hanya bisa pasrah, ia kemudian mengikuti perkataan Alvaro.

- ALVARO -

Sampai di mansion, Beby langsung berjalan pergi tanpa berbicara dengan Alvaro yang membuat kening Alvaro mengerut.

"Kamu marah?" suara Alvaro membuat langkah Beby berhenti.

"Gak!" ketusnya tanpa menoleh ke asal suara.

"Sini dulu."

"Nggak," tolak Beby.

"Bener nggak mau?"

"Hm," gumamnya dan langsung masuk ke dalam.

Alvaro hanya tersenyum tipis, ia lantas mengikuti gadisnya masuk ke dalam mansion.

"Kesel banget sih, masa cuma makan satu es krim. Kan mau lagi." gerutu Beby menghentak hentakkan kakinya.

"Bener mau?" Suara Alvaro tepat di telinga Beby yang mempu membuat Beby bergidik ngeri.

Beby langsung berbalik badan sembari menatap Alvaro kaget. "Loh loh, kok kamu disini?"

"Nggak boleh?" tanya Alvaro tenang.

"Enggak! Disini lagi enggak terima tamu." ujar Beby bersedikap dada.

"Nggak terima bantahan."

"Nggak terima paksaan," ucap Beby tak mau kalah.

ALVARO | ATLANTA GENKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang