ALVARO || 011

29.1K 1.7K 42
                                    

"Kamu mau makan apa?" tanya Alvaro. Saat ini mereka sedang berada di salah satu restoran mewah di Jakarta. Seperti kata Alvaro tadi, setelah menjemput Beby, ia berhenti di salah satu restoran mewah.

"Enggak makan, tapi pesen eskrim." jawab Beby.

"Satu aja ya," tawar Alvaro.

"Iya, satu rasa coklat." jawab Beby menganggukkan kepalanya.

Alvaro mengangkat tangannya, mengisyaratkan agar salah satu waiters menghampiri meja mereka. Setelah mengucapkan pesanannya, sang waiters langsung pergi dari hadapan mereka.

"Varo tau nggak--

"Enggak," potong Alvaro cepat sambil menggeleng polos.

Beby berdecak kesal. "Ck, dengerin dulu."

"Iya iya, yaudah sok lanjutin," ucap Alvaro terkekeh kecil.

"Kamu kenal Alleta?" tanya Beby.

"Kenal, sahabat Jesika kan?" tanya balik Alvaro.

"Iya, tadi Beby kenalan sama Alleta. Aleta tuh ya persis kayak Varo,"

"Kok aku sih yang?" protes Alvaro.

"Iya dingin, jutek, terus--

"Permisi, ini pesanannya." potong seorang waiters laki laki yang datang dengan pesanan mereka.

"Makasih," ucap Beby tersenyum.

Waiters tersebut membalas senyuman dengan tatapan yang sulit diartikan. Sedangkan Alvaro menggeram marah dengan waiters tersebut yang terus menatap gadisnya.

"Mata lo mau gue colok ha?!" bentak Alvaro.

Waiters tersebut tersenyum kikuk. "Mas, adeknya cantik."

Tidak tahukah waiters tersebut telah membangunkan singa tidur. Amarah Alvaro memuncak ketika waiters itu memuji gadisnya. Memang Beby cantik, tapi yang hanya boleh memujinya hanya ia dan keluarganya. Katakan Alvaro cemburu, memang adanya begitu. Bahkan sahabatnya sekalipun tidak boleh memuji Beby apalagi di hadapannya.

Bugh!

Alvaro memukul rahang waiters tersebut keras hingga membuat sudut bibirnya yang koyak dan mengeluarkan darah. Semua pengunjung yang disana menatap ke arah meja Alvaro. Beby? Dia tidak tahu harus apa, dia blank sungguh waktu yang tidak tepat.

"ASAL LO TAU, YANG LO SEBUT CANTIK ITU CEWEK GUE!!" teriak Alvaro marah.

"Ma-af mas, sa-saya tidak tahu." jawabnya gemetar. Percayalah ia menyesal telah memuji bahwa Beby cantik.

Beby tersadar dari lamunannya. Ia segera bangkit dan menenangkan Alvaro. Ia terus mengelus punggung Alvaro yang naik turun, menandakan bahwa ia sangat marah.

"Varo, udah ya pulang aja yuk." ajak Beby lembut.

Alvaro menoleh ke arah Beby dan memeluk gadisnya erat.

"Dia nakal by." adu Alvaro sambil mengerucutkan bibirnya.

Beby terkekeh. Mereka semua menatap Alvaro cengo. Apa ini? Tadi saja Alvaro memukul waiters tersebut seperti singa yang akan memakan mangsanya, dan apa ini sekarang bahkan Alvaro merengek pada Beby. Seperti anak kecil yang merengek dibelikan permen pada ibunya. Pada dasarnya Alvaro bisa menjadi singa dan kucing dalam waktu bersamaan.

ALVARO | ATLANTA GENKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang