"Inget nggak boleh jalan sama cowok lain kalo aku nggak ada disini, nggak boleh nakal kalo aku lagi di Dubai." pesan Alvaro.
Beby semakin jengah, ayolah sudah sepuluh menit lebih ia mendengarkan petuah-petuah yang keluar dari mulut Alvaro. Namun Alvaro masih enggan untuk mengakhirinya.
"Varo udah dongg, keburu masuk." rengek Beby.
Alvaro diam sebentar. "Oke tapi kalo ada apa-apa langsung hubungi aku, jangan jauh-jauh dari Jessika sama yang lain."
"Iya, kalo gitu aku masuk dulu, assalamualaikum." pamit Beby mencium punggung tangan Alvaro.
"Hati-hati, waalaikumsalam,"
Beby segera turun dari mobil dan berlari kecil menuju kelasnya.
Alvaro masih memperhatikan Beby dari dalam mobil, setelah memastikan Beby sudah masuk dengan selamat. Ia langsung melajukan mobilnya menuju bandara, karena sebentar lagi pesawat akan take of.
Di koridor, Beby melihat Jessika yang sedang berjalan dengan Alleta dan Riska. Beby dengan semangat berlari ke arah mereka.
"Hai semua," sapanya.
"Akhirnya lo dateng Ra, gue ngira lo absen hari ini." ucap Jessika.
Beby menggeleng, "Tadi lama gara-gara nungguin Varo yang kasih ceramah," kekeh Beby.
"Sama, Nathan juga baru berangkat." seru Jessika.
Fyi, Nathan menjabat sebagai sekretaris Alvaro. Itu atas permintaan Alvaro sendiri, karena ia tak mau menerima perempuan lain sebagai sekretaris nya, ia takut akan terjadi salah paham dengan istrinya.
Nathan mengiyakan, sebenarnya tidak masalah juga. Ia juga membutuhkan pekerjaan, ia tak mau mengandalkan orang tuanya saja, terlebih Alvaro yang memberinya gaji tidak sedikit membuatnya mau menerima tawaran Alvaro.
"Gimana kalo kita ke rumah gue, mumpung suami-suami kalian pada pergi." celetuk Riska.
Satu bulan lalu, Alleta dan Afkar sudah resmi menjadi suami istri. Kemudian satu minggu setelahnya Jessika dan Nathan juga menikah. Kini hanya tinggal Riska yang belum menikah dengan Alvin, tapi mereka sudah bertunangan. Mungkin dalam waktu dekat ini mereka akan menikah.
Beby mengangguk antusias, "Boleh-boleh."
"Bagus juga, boleh lah." sahut Jessika.
"Iya," singkat Alleta.
Jessika mendengus sebal. "Udah jadi istri aja masih dingin, gak yakin Afkar bakalan betah sama lo."
"Bego lo, Afkar aja juga dingin." ucap Riska.
Jessika menepuk keningnya. "Es nikah sama es, anaknya nanti jadi apa."
"Kulkas."
- ALVARO -
Alvaro menghempaskan tubuhnya ke sofa panjang, dirinya cukup lelah setelah perjalanan panjang. Nathan yang baru masuk menatap Alvaro geleng-geleng.
"Kapan mulainya?" tanya Alvaro datar.
Nathan mengecek berkas yang ia bawa sebelum menjawab. "Sekitar satu jam lagi,"
Alvaro mengangguk, ia membuka ponselnya dan mengetikkan beberapa pesan untuk Beby. Terlihat ponsel Beby yang tidak aktif, mungkin sedang ada kelas.
"Woy Al," panggil Nathan.
Alvaro memang menyuruh Nathan memanggilnya biasa, tidak pakai embel-embel 'pak' tapi kalau ada rekan bisnisnya, atau sedang meeting maka ia akan memanggilnya dengan 'pak'
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVARO | ATLANTA GENK
Teen Fiction"Dia, baby gue." Namanya Alvaro Febryan Dirgantara, si iblis yang tak kenal ampun kepada siapapun yang berani mengusiknya. Si iblis yang berwujud dewa mitologi yunani. Tatapan tajamnya membuat siapapun yang melihatnya menciut seketika. Dia Alvaro...