Steven berjalan gontai menuju kamarnya, ia membuka laci mejanya, banyak amplop dan coklat disana.
Ya itu semua pemberian Zela, Steven selalu meletakkannya di laci meja, ia sedikit terkekeh ketika mengingat Zela selalu memberinya amplop dan coklat dengan wajah yang imut. Ada sedikit rasa bersalahnya juga ketika ia tak sengaja berbicara kasar dengan Zela waktu di kafe.
Ia meletakkan lagi amplop dan coklat yang tadi pagi Zela berikan, mungkin ini pemberian terakhir Zela setelah kejadian di kafe. Mungkin juga lacinya tak lagi penuh dengan kertas kertas gombalan receh dari Zela lagi.
- ALVARO -
"WOILAH ANJIR PJ LAH!!" teriak Jesika heboh membuat kelas yang tadinya gaduh menjadi hening. Sedangkan Jesika hanya biasa saja, toh sudah biasa ia membuat malu.
"Lo kenapa dah? Heboh amat Jes." ucap Daniel.
"Iya, bebeb Jesi kenapa? Minta pj? Emang siapa yang jadian?" tanya Nathan.
"Weihh apa nih gibah kagak ngajak ngajak." celetuk Kenzo yang baru datang dengan Alvin.
"Tau tuh, gibah kagak ngajak admin lambe turah." timpal Alvin.
"Ini loh si Alleta--
"Kenapa ribut banget kelasnya," bingung Beby yang baru datang dengan Alvaro dan Steven. Memang Alvaro sudah mulai sekolah, kemarin hanya demam biasa. Tak akan membuatnya tidak masuk sekolah.
"Sini lo, kita wajib dapet pj dari Alleta." sahut Jesika semangat.
"Pj? Siapa yang jadian?" tanya Beby.
"Noh si Alleta sama Afkar, baru jadian kemaren." jawab Jesika.
Sontak Beby menoleh ke arah Steven yang menampilkan wajah tidak dapat diartikan.
"Beneran Let?" tanya Beby memastikan.
Alleta mengangguk sebagai jawaban, "Iya kemarin gue di tembak sama Afkar. Akhirnya cinta gue terbalaskan."
Bagai ribuan belati menyayat hati Steven, ternyata Alleta juga memiliki rasa dengan Afkar. Ia sudah salah mencintai seseorang yang tidak mencintainya balik. Apa ini juga yang dirasakan Zela?
"Wah wah kembaran gue udah ada cewek aja,"
"Hooh sih, nggak nyangka ternyata si es beneran sama es." timpal Kenzo.
"Wajib pj sih," kekeh Daniel.
"Wajiblah tadi aja kembaran gue abis gajian dari bokap." sahut Alvin.
Jika kalian tanya dimana Afkar sekarang? Jawabannya di ruang OSIS. Biasalah orang sibuk.
Beby memilih duduk di bangkunya, ia menelungkupkan kepalanya di lipatan tangan. Ia memikirkan bagaimana perasaan Steven sekarang? Sakit? Jangan ditanya, tapi itu juga yang dirasakan Zela.
Steven bodoh, Beby mengakuinya karena Steven lebih memilih orang yang tidak mencintainya dari pada orang yang benar benar tulus mencintainya. Setidaknya ia mau membuka hatinya untuk seseorang yang tulus.
"By," panggil Alvaro mengelus rambut Beby.
"Hm?"
"Kamu sakit?" tanya Alvaro.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVARO | ATLANTA GENK
Teen Fiction"Dia, baby gue." Namanya Alvaro Febryan Dirgantara, si iblis yang tak kenal ampun kepada siapapun yang berani mengusiknya. Si iblis yang berwujud dewa mitologi yunani. Tatapan tajamnya membuat siapapun yang melihatnya menciut seketika. Dia Alvaro...