Aku dan Pramuka
Karya Meria Fitriwati
Entah kenapa es krim berwarna coklat ini selalu menggiurkanku. Tidak pagi, tidak siang, tidak sore, tidak malam, bagiku sama saja. Kata ibu, aku memang pecinta es krim sedari kecil. Anehnya warna coklat menjadi andalanku.
Kesukaan ini berlaku untuk semua yang kupunya. Sebut saja: baju, tas, jilbab, boneka, sepatu, dan lainnya mesti berwarna coklat.
Hingga aku bertemu dengan sekelompok anak Pramuka yang belakangan kuketahui. Saat itu aku terpesona melihat pakaian mereka, seketika aku berlari pada ibu dan ingin memiliki baju seperti mereka.
"Sabar ya, jika kamu sudah sekolah nanti juga akan punya baju pramuka," ucap ibu memberi pengertian kepadaku.
Sejak saat itu, aku berharap cepat besar dan bisa masuk sekolah. "Kalau makannya seperti ini, pasti cepat besar dan tahun depan bisa masuk sekolah," kata ibu menyemangatiku makan.
Waktu berjalan, akhirnya aku tercatat sebagai murid SD di sekolah yang tidak jauh dari rumah. Aku bahagia dan selalu merindukan hari Sabtu. Karena di hari itulah aku bisa memakai baju coklat yang dinamai seragam pramuka.
Aku pun mulai mengenal apa itu pramuka, hingga menemukan sejatinya semangat pramuka mesti dimiliki oleh semua kita. Di sinilah kita ditempa untuk menjadi pribadi yang berintelektual, memiliki spritual, rasa sosial, dan punya fisik kuat.
Melalui pramuka ini jugalah aku dipertemukan dengan pemuda hebat, gagah, dan berambisi. Dialah Dion. Anak semata wayang yang tidak tidak lagi memiliki ayah bersamanya. Ia hidup sebatang kara, kala perempuan yang ia panggil ibu, juga mengikuti langkah ayahnya ke haribaan Sang Maha Pencipta ketika ia masih muda belia.
"Aku Praja Muda Karana, yang memiliki arti jiwa muda yang suka berkarya," teriaknya ketika itu.
Aku terpesona dengan semangat yang ia miliki. Rumah peninggalan kedua orang tuanya digunakan untuk menampung anak jalanan. Pemukiman serta lahan kosong telah mereka garap untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bukan itu saja, di rumah itu telah terjadi pembentukan karakter anak-anak bangsa. Ia melatih, mendidik, dan mengajarkannya menulis dan membaca. Ia benar-benar luar biasa.
Aku jatuh cinta karena kerja kerasnya. Kami pecinta pramuka. Allah temukan dan satukan kami dalam ikatan cinta. Tidak butuh lama bagiku untuk menerima lamarannya. Hari ini aku dilamar, tiga minggu setelahnya kami telah mengukuhkan diri sebagai pasangan halal karena-Nya.
Menjadi ratu dan raja sehari berbalut baju indah berwarna coklat mengantarkan kami menjadi sosok yang harus lebih bahagia. Kini, sekolah alam dengan ratusan siswa-siswi sudah kami miliki. Mereka adalah keluarga kami yang patut diperjuangkan.
Sudah ratusan juga anak-anak kami lulus dan berkarya sendiri, malah sampai ada yang punya usaha dengan beberapa karyawannya. Mereka memang diciptakan untuk bisa mandiri dan saling berbagi.
Jiwa patriot yang mereka miliki dengan program pramuka yang dijalani mampu menjadikan mereka sosok yang beriman, bertakwa, dan berbudi pekerti luhur, serta memiliki cara pandang yang luas dan intelek.
Pernikahan kami dianugerahi sepasang anak yang cantik dan gagah. Mereka pun akan kami latih sebagaimana kegiatan pramuka melatih kami menjadi sosok tangguh yang berdikari.
Pesisir Selatan, 14 Agustus 2021