Bab Tak Berjudul 45

17 1 11
                                    


*BANJIR DAN KENANGAN*

By : DY_NajmaNafisah

Setelah menunaikan kewajiban shalat isya, aku dan temanku membuka buku pelajaran, kami baca sebentar dan melakukan tanya jawab karena besok akan diadakan Ujian Pertengahan Semester (UTS). Malam semakin larut, suara gemiricik air hujan terdengar bercengkerama dengan atap rumah indekosku. Petir menggelegar memekakkan telinga. Membuatku dan temanku kedinginan dan ketakutan. Kami memutuskan untuk tidur. Hingga akhirnya kami pun terlelap di bawah cuaca yang begitu dingin. Tarik selimut, bobok manis aja. Jangan nyanyi ya !

Oh iya lupa, namaku Najma Nafisah dan temanku Ica Nurul Putri. Kami berdua berasal dari kampung halaman yang sama, indekos sama, SD sama, SMP sama, sampai SMA sekarang juga sama-sama kelas satu SMA. Tapi orangtuanya berbeda, adik kakak apalagi. Kami masih terikat ikatan keluarga karena nenekku dan kakeknya saudara kandung. Di indekos kami tidak berdua saja. Ada teman-teman yang lain penghuni empat kamar lagi, masing-masing diisi oleh dua orang, namanya Fauziati, Nova, Wulan, Nada, Kak Hana, dan Kak Mita.

_Next story_ (

Sekitar pukul 02.00 malam, ketika alam mimpi menguasaiku, terdengar ketukan pintu yang membuatku dan Ica terbangun. Ibu Upik sang pemilik indekos memanggil nama kami dan terdengar panik.

"Najma, Ica bangun. Buka pintu sekarang," teriak ibu Upik sambil mengetuk pintu berkali-kali

"Iya, Buk. Sebentar," sambil membuka pintu dengan keadaan masih setengah sadar dan beberapa kali menguap karena mengantuk.

"Ada apa, Buk?" tanyaku

"Angkat semua buku dan barang kalian. Karena air di depan rumah sudah mulai naik. Takut airnya masuk ke dalam. Nanti langsung angkat ke lantai dua ya," kata ibu Upik sambil menunjuk lantai dua rumahnya.

"Hah ... Baik, Buk. Kami beres-beres dulu," kataku dan bergegas bersama Ica membereskan buku beserta barang-barang yang berada di kamar seakan lupa dengan rasa kantuk yang menyerang.

Aku melihat teman-teman indekos yang lain juga sudah sibuk mengungsikan barang dan bukunya ke lantai 2 indekos. Begitupun dengan kami berdua. Semuanya sibuk menyelamatkan barang masing-masing. Aku dan Ica menyelamatkan buku, peralatan sekolah dan pakaian sekolah, lalu membawanya dengan keranjang agar tidak berserakan. Kami gulung kasur dari atas tempat tidur. Dan menjadikan alas untuk alat-alat seperti piring, galon, pakaian yang dipakai sehari-hari ke atas tempat tidur tersebut. Setelah selesai, kami pergi ke lantai 2 dan kami lihat lama kelamaan air mulai menggenangi seluruh rumah, tak luput istana kamar kecil kami juga ikut tergenang.

Sekitar pukul 03.30, rasa kantuk mulai melanda. Kami semua memutuskan untuk tidur karena besok adalah hari pertama ujian. Dan sebagian teman-teman indekosku berdoa, mudah-mudahan ujiannya ditiadakan, karena pusing dengan mata pelajaran ujiannya yaitu fisika dan matematika, di mana rumusnya dan penyelesaiannya sangat sulit.

Sekitar pukul 05.00 terdengar suara azan subuh berkumandang. Mata sangat berat untuk di buka, tapi karena takut salat tertinggal, akhirnya bangun juga. Kami pergi ke kamar mandi secara bergantian di lantai dua. Karena air di lantai satu belum juga surut. Setelah salat, kami pergi ke lantai satu dan memeriksa kamar masing-masing. Air yang menggenang masih setia berada di batas lututku. Lemari baju paling bawah sudah basah. Ember-ember menari mengikuti arus air. Sungguh banjir pertama yang mengesankan. Di tengah malam buta dibangunkan ibu Upik, kaget beliau meminta untuk mengemaskan barang yang dipikir beliau akan mengusir kami, mengungsi ke lantai dua dan mengusir kantuk demi menyelamatkan harta benda sekolah agar tidak basah.

Sekitar pukul 06.00 air mulai surut. Biasanya saat ini yang kami lakukan adalah mandi secara bergantian karena kamar mandi hanya ada tiga. Tapi karena banjir kami belum mandi dan memutuskan untuk bersih-bersih kamar dan ruangan tengah indekos kami dulu. Aku dan Ica memilih menelepon keluarga di rumah. Mengabarkan keadaan indekos yang sedang kebanjiran. Dan minta keluarga jangan panik, karena aku dan Ica tidak apa-apa. Hanya saja ada beberapa barang yang basah karena tidak begitu mengkhawatirkan jika terkena banjir.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 31, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang