TIGA PULUH SEMBILAN

3.2K 144 1
                                    

"Ser, apa masih ada jadwal hari ini?" Tanya Gio setelah keluar dari ruang meeting.

"Sebentar pak." Sherly membuka jadwal Gio di tab nya. "Sudah tidak ada, pak."

"Alhamdulillah." Gumam Gio lalu membuka pintu ruangannya. Dia melihat ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul 15.25 Wib.

"Saya pulang cepat hari ini, Sher. Nanti kalau ada bagian keuangan mengantarkan laporan, tolong letak saja di meja saya."

"Baik Pak."

"Terimakasih ya. Assalamualaikum."

"Sama-sama pak. Waalaikumsalam."

Gio meninggalkan ruangannya lalu menuju lift untuk sampai ke lobby.

"Kemana lo?" Tanya Haikal yang baru saja memasuki lobby.

"Mau balik. Mau ke RS sama Karin."

"Waah.. Karin hamil?" Tanya Haikal berbinar.

"Doain aja." Balas Gio tersenyum. "Tapi gue ke RS mau nganter Karin jenguk Naya."

"Semoga Naya dan yang lainnya segera pulih ya."

"Aamiin ya Allah. Thanks Kal kemarin udah bantuin gue ngurus anak-anak panti."

"Ah elah, kayak sama siapa aja lo." Haikal memukul pundak Gio.

Gio terkekeh. "Gue duluan ya. Takut kesorean dan macet."

"Oke. Hati-hati lo."

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Gio melanjutkan langkahnya menuju basemant. Dia tersenyum kepada security yang menyapanya. Saat Gio hendak menghidupkan mesin mobil, tiba-tiba hp nya berdering. Ada satu pesan belum terbaca.

"Karin." Gumam Gio lalu membuka pesan tersebut.

My Wife 💝

Mas...

Tanpa membalas, Gio langsung menelvon istrinya itu. Beberapa detik kemudian, Karin menjawab panggilannya.

"Halo Assalamualaikum sayang."

"Waalaikumsalam, Mas." Suara Karin terdengar gemetar dan seperti menahan tangis.

"Sayang? Kamu kenapa?" Tanya Gio khawatir.

Karin tidak menjawab, tapi Gio bisa mendengar deru nafas Karin yang tidak beraturan. Hal itu semakin membuat Gio cemas..

"Kamu tetap dirumah ya. Aku segera pulang."

"Aku nggak dirumah, Mas."

"Jadi kamu dimana?"

Lagi-lagi Karin tidak menjawab.

"Share lock. Aku kesana sekarang. Kamu jangan bikin Mas khawatir."

"Iya Mas."

Setelah menerima share lock dari Karin, Gio segera menggas mobilnya menuju lokasi.

**

Gio mengetuk kaca mobil Karin beberapa kali. Dia begitu khawatir dengan keadaan Karin. Gio tidak ingin lagi Karin drop seperti sebelum-sebelumnya.

"Buka pintunya, sayang." Perintah Gio setelah Karin menurunkan kaca mobil.

Gio memperhatikan Karin. Wajah istrinya itu terlihat gelisah serta hidung dan matanya merah.

"Kamu kenapa? Kamu habis nangis?" Tanya Gio menangkup kedua pipi Karin.

"Mas, Maaf." Cicit Karin, lalu air matanya bergulir melewati pipi.

(NOT) DREAM MARRIAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang