EXTRA PART

8.6K 218 4
                                    

06.05 wib

"Bi, tolong bangunkan Hisyam dan Hanna ya. Kayaknya mereka tidur lagi setelah sholat subuh."

"Baik Non." Bibi segera meletakkan piring dan bergegas menuju lantai dua, dimana kamar Hisyam dan Hanna berada.

"Morning, sayang." Sapa Gio lalu mengecup kening Karin. "Anak-anak mana?"

"Masih tidur mas. Tapi aku udah minta tolong bibi buat bangunin."

Gio mengangguk. "Kamu masak apa?"

"Nasi goreng." Jawab Karin sembari menata piring dan gelas diatas meja makan. "Kamu udah mandi?"

"Udah sayang."

"Kamu berangkat jam berapa?"

"Seperti biasa."

"Yaudah. Aku siapin baju kamu dulu ya." Karin membuka celemeknya lalu melangkahkan kaki menuju kamar.

Setelah menjadi seorang istri dan memiliki dua orang anak, Karin memutuskan menjadi Ibu Rumah Tangga. Rutinitas nya setiap hari ialah mempersiapkan keperluan sang suami, termasuk pakaian yang akan dikenakan Gio untuk bekerja. Sedangkan untuk keperluan anak-anak dan rumah, Karin dibantu bi Sri.

Meskipun pekerjaan rumah tangga tidak se-simple yang terlihat, tapi Karin bahagia menjalaninya.

Karin mengambil tuxedo dan celana bewarna hitam lalu meletakkan nya diatas kasur.

"Kemeja putih sama dasi." Gumam Karin lalu membuka lemari khusus yang berisi baju kerja Gio.

"Hari ini-------------"

"Astaghfirullah." Karin terlonjak kaget mendapati Gio telah berdiri disebelahnya. "Kamu ngangetin aja deh mas."

Gio terkekeh lalu menahan tangan Karin yang hendak mengambil kemeja putih. "Aku pakai kaos hitam aja." Ujarnya.

"Kenapa nggak kemeja?"

"Nggak apa-apa. Biar keliatan lebih muda."

Karin mendelik tajam kearah Gio. "Kamu mau tebar pesona ke sekretaris kamu? Atau tebar pesona ke karyawan kamu?"

"Ya Allah nggak sayang." Gio mengelus puncak kepala Karin.

"Terus apa? Kamu mau cari istri baru?"

"Kalau di izinin ya aku nggak nolak."

"Mas Gio ih.!" Karin mencubit lengan Gio sekuat tenaga. Dia tidak peduli dengan rintih kesakitan yang keluar dari mulut suaminya itu.

"Aw aw.. Sakit!"

"Bodo!" Setelah mengatakan satu kata tersebut, Karin melepaskan tangannya dari lengan Gio. Kemudian dia melipat kedua tangannya di dada dan membelakangi Gio.

Gio tertawa renyah melihat tingkah Karin yang begitu menggemaskan ketika cemburu.

"Kenapa ketawa? Nggak ada yang lucu!"

Dengan bibir yang mengembang Gio mendekat kearah Karin lalu memeluknya dari belakang. "Maaf ya sayang. Mas becanda kok. Mas nggak ada niatan buat nikah lagi. Serius."

"Yaudah kalau mau nikah lagi. Aku nggak peduli.!"

"Mas nggak mungkin nikah lagi. Lagian anak mas juga udah dua, mana udah pada remaja. Nanti yang ada mas malu sama mereka."

"Jadi kalau mereka belum remaja kamu mau nikah lagi? Iya?"

Gio tersenyum dan mengeratkan pelukannya di pinggang Karin. "Nggak juga. Mas udah nggak tertarik lagi sama wanita lain, karena semua perhatian mas udah kamu ambil."

(NOT) DREAM MARRIAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang