DUA PULUH

4.4K 179 0
                                    

Pukul 20.00 Wib.

Karin masih berada di rumah yang di tempatinya selama 22 tahun dia hidup. Karin sedang menunggu Gio yang lagi mengantar sang ayah ke bandara.

Setelah Karin mendapatkan surprise tadi, mereka makan malam bersama. Dan ketika itulah Dirga berpamitan untuk pergi keluar negeri yang katanya untuk mengurus cabang Lexy Corp. Dirga pergi bersama Kamil, asisten pribadinya.

"Ren.." Karin berdiri di depan pintu kamar Rena. Gadis itu terlihat sibuk dengan laptopnya.

Rena menoleh. "Iya, Non?"

Karin melangkah masuk dan duduk di atas kasur Rena. "Gue mau nanya sesuatu sama lo."

"Nanya apa non?" Rena menutup laptopnya lalu pindah duduk di sebelah Karin.

"Gue mau putusin Christ, Ren."

"Iya Non."

"Menurut lo gimana?"

Rena tersenyum. "Memang seharusnya non Karin putus sama Christ."

Karin mengangguk. "Lo jangan bilang siapa-siapa ya."

"Iya non."

"Hmm Ren. Lo ingat kan waktu kita ke ruangan mas Gio?"

Rena mengangguk lagi.

"Hari itu gue ikut sama mas Gio ke kantor. Pulangnya kami mampir ke mesjid. Di mesjid gue denger ibu-ibu ceramah tentang istri yang harus taat kepada suami. Dan entah kenapa ya Ren, apa yang di diskusikan mereka terngiang terus di otak gue. Padahal sebelumnya gue bodo amat sama hal suami-istri gitu."

"Itu petunjuk bangi non Karin. Allah ingin non Karin menjadi istri yang lebih taat lagi kepada suami, non."

"Lo yakin, Ren?"

Rena mengangguk.

"Non.. Saya rasa non Karin sudah jatuh cinta dengan pak Gio."

Karin memandang Rena dengan kening yang mengerut. Apa benar yang di katakan Rena?

***

"Mas.. Aku duluan ya ke kampusnya." Karin bergegas mengambil tas selempang yang tergantung di dekat meja rias.

"Kenapa buru-buru? Kan pagi ini yang ngajar di kelas kamu itu mas."

"Hmm... Itu mas, aku ada urusan bentar."

Gio yang sedang memasang dasinya menoleh kepada Karin dengan menaikkan sebelah alisnya.

"Mas..." Karin mendekat ke Gio, lalu memegang tangannya. "Ya mas.. Aku duluan. Please."

"Ya kamu ngapain pagi-pagi ke kampus?"

"Mas.." Rengek Karin.

Gio menghela napas pasrah. "Yasudah. Jangan telat nanti masuknya."

Karin tersenyum lebar lalu mengangguk antusias.

"Kamu hati-hati ya. Bawa mobilnya juga hati-hati." Gio mengelus kepala Karin.

"Okay. Makasih mas."

Karin keluar kamar dan mengambil kunci mobil barunya di atas meja ruang tamu. Lalu dia bergegas menuju ke taman kota. Pagi ini Karin telah membuat janji dengan Christ untuk bertemu disana, dan Christ menyanggupinya. Karena itulah Karin berbohong kepada Gio.

Karin terpaksa berbohong karena dia takut Gio marah dan akhirnya terjadi pertengkaran lagi diantara mereka.

Karin memarkirkan mobilnya di parkiran taman. Taman kota cukup sepi pagi ini dikarenakan hari ini bukan hari libur.

(NOT) DREAM MARRIAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang