LIMA BELAS

4.8K 205 0
                                    

"Assalamualaikum warahmatullah." Setelah mengakhiri sholat isya, Gio mengusap wajahnya. Dia berdzikir dan beberapa saat kemudian mengangkat kedua tangannya. Bibirnya memohon ampun kepada yang maha kuasa dan kemudian di lanjutkan dengan membaca doa.

"Aamiin ya Allah." Gio mengakhiri ibadahnya.

"Mas.." Terdengar suara Karin dari luar di iringi suara ketukan pintu.

Gio masih bergeming. Itu beneran suara Karin? Nggak mungkin ah, pikirnya.

"Mas Gio.."

Di panggilan kedua, Gio baru percaya kalau itu benar-benar suara Karin. Dia pun bergegas membukakan pintu.

"Karin.. Ada apa?"

"Itu.. mmm apa ya?"

"Apa?"

"Makan yuk."

"Hah? Kamu serius? Bukannya tadi kita udah makan?"

Duh.. Karin lo bodoh banget sih, Gumam Karin dalam hatinya.

"Iya ya? Kalau gitu kita ngemil aja yuk. Depan tv."

"Kamu nggak ada tugas emangnya?"

"Kamu mau nggak sih? Kalau nggak yaudah.!" Karin membalikkan badannya dan meninggalkan Gio yang masih heran dengan sikapnya.

Gio mengangkat kedua bahunya lalu menutup pintu kamar. Dia mengikuti langkah Karin ke lantai bawah.

"Mana cemilannya?" Tanya Gio mengambil posisi di sebelah Karin.

Karin tersenyum. "Sebentar yaa."

Melihat Karin tersenyum dan bersemangat, bibir Gio pun melengkung. Dia begitu bahagia. Gio jarang sekali melihat Karin seperti saat ini.

Alhamdulillah. Makasih ya Allah, Gumamnya.

"Tadaaaa... ada bakwan."

"Waah.. pasti enak nih." Gio mengambil satu bakwan yang tertata rapi di piring.

"Jelaslah. Buatan bi Jum." Jawab Karin di iringi tawanya. Gio juga tertawa melihat Karin tertawa.

"Besok kita ke rumah Umi ya." Ajak Gio setelah menelan bakwan tersebut.

Karin mengangguk. "Jam berapa?"

"Kamu bisa jam berapa?"

"Terserah kamu aja."

Gio kembali mengangguk.

"Gio..."

"Hmm.."

"Gue minta maaf."

Gio yang sedang mengunyah bakwan pun langsung menghentikan aktivitasnya. Dia memandang Karin.

"Gue minta maaf karena kemarin-kemarin gue udah kasar banget sama lo. Kata-kata gue mungkin nyakitin lo. Sorry ya."

Gio meraih tangan Karin. "Iyaa aku maafin. Tapi aku boleh minta sesuatu?"

"Apa?"

"Stop pakai kata Lo-Gue."

"Iya." Karin mengangguk lalu tersenyum.

Entah kenapa, Karin merasa sangat bahagia sekarang ini. Seakan semua beban yang dia tanggung selama ini luruh begitu saja.

Gio juga begitu. Dia tidak henti-hentinya mengucap syukur kepada Allah. Doa nya selama ini akhirnya di kabulkan oleh Allah.

Ddrrttt...

Hp Karin yang berada di atas meja bergetar. Sebelum Gio melihatnya, Karin sudah terlebih dahulu mengambilnya dan menjauh dari Gio. Di layar hp tersebut tertera nama Christ.

(NOT) DREAM MARRIAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang