ENAM BELAS

5.2K 196 0
                                        

Pukul 07.00 Wib

"Mas, hari ini kita jadi ke rumah Umi?" Tanya Karin yang sedang menuangkan air mineral ke dalam gelas.

"Iyaa. Selesai sarapan kita berangkat ya."

"Kamu nggak kerja emangnya mas?"

Gio menggeleng. "Mas udah minta tolong Haikal buat nge-handle kantor."

"Oke deh. Tapi nanti aku dandan dulu ya mas. Biar rapi jumpa Umi-Abi."

"Nggak dandan pun kamu juga udah cantik kok."

Di puji seperti itu membuat wajah Karin bersemu merah. Dia hanya membalas pujian Gio dengan senyuman.

Ya, Hubungan Gio dan Karin sekarang ini sudah jauh lebih baik. Mereka terlihat layaknya suami-istri sungguhan. Malam pertama mereka tadi malam membuat keduanya semakin dekat dan juga saling memiliki.

***

Pukul 10.00 Wib, mobil Gio berhenti di depan rumah kedua orang tuanya. Gio dan Karin hanya menghabiskan waktu selama 40 menit di perjalanan. Mereka turun dengan bergandengan tangan. Di tangan kiri Karin, terdapat sekotak donat.

"Lagi ada tamu ya mas?" Karin bertanya demikian karena melihat ada satu mobil lain -selain mobil keluarga Gio- terparkir di depan rumah.

"Oh itu mobil Kia, sayang."

Karin mengangguk.

"Assalamualaikum." Gio membuka pintu rumah dan langsung terlihat di ruang tamu ada Umi dan seorang perempuan yang di sebut Kia tadi.

"Waalaikumsalam. Masyaallah anak Umi datang kok nggak bilang-bilang sih."

"Surprise Umi." Gio mencium tangan Umi yang di balas Umi dengan mencium kedua pipi Gio.

"Umi." Sapa Karin sedikit canggung. Lalu Karin mencium tangan mertuanya itu. Umi tersenyum dan juga mencium kedua pipi Karin. "Ini ada donat umi."

"Ya Allah. Kok repot-repot segala sih nak."

"Hehe.. Nggak kok Umi."

"Ayo duduk. Umi panggilkan Abi dan yang lainnya ya."

Karin mengangguk kemudian dia duduk bersama Gio di sofa ruang tamu. Karin masih sedikit canggung dengan keluarga Gio, karena baik Karin maupun keluarga Gio belum saling mengenal satu sama lain.

Pertemuan pertama mereka ketika Gio datang bersama keluarganya untuk melamar Karin, dan pertemuam kedua ketika hari H pernikahan. Setelah itu, baik Karin maupun keluarga Gio hampir tidak pernah berkomunikasi. Dan inilah pertemuan ketiga Karin dengan keluarga suaminya.

Karin juga kurang nyaman dengan pakaian yang di kenakannya saat ini. Mengingat keluarga Gio merupakan keluarga yang paham akan agama.

Seperti sekarang ini, Karin mengenakan dress selutut bewarna maroon tanpa lengan, sedangkan Umi Gio mengenakan baju Syar'i. Begitu juga dengan perempuan yang duduk di hadapannya, dia sangat anggun menggenakan baju gamis serta jilbab syar'i.

"Oh iya sayang, ini Kia teman kecil aku." Gio mengenalkan Kia kepada Karin. Kia merupakan teman kecil Gio karena orang tua mereka bersahabat sejak lama.

"Hai Karin, aku Zakia. Maaf ya aku nggak bisa datang di acara pernikahan kalian." Zakia menjulurkan tangannya kepada Karin. Dia tidak hentinya tersenyum.

"Karin mbak. Iya, nggak apa-apa." Karin membalas juluran tangan Zakia.

"Mas Gio." Gia, adik perempuan Gio yang baru menginjak SMP berhamburan kepelukan Gio. "Gia rindu mas Gio."

"Mas juga Rindu Gia. Gimana sekolahnya?"

"Baik dong."

"Alhamdulillah kalau gitu. Salim dulu sama mbak Karin."

(NOT) DREAM MARRIAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang