DELAPAN BELAS

4.1K 181 0
                                    

Gio dan Karin sampai di kediaman mereka ketika adzan dzuhur berkumandang. Di perjalanan keduanya tidak banyak bicara, hanya sesekali saja apabila Gio maupun Karin melontarkan pertanyaan.

"Sayang mau sholat berjamaah?" Tanya Gio kepada Karin yang sedang membersihkan make-up nya.

"Nggak mas. Aku lagi nggak sholat."

Gio mengangguk lalu menuju toilet yang terletak di dalam kamar untuk mengambil wudhu sekaligus mengganti baju.

Karin menghentikan aktivitasnya ketika handphone miliknya bergetar di atas meja. Awalnya Karin tidak berniat untuk melihatnya, tapi getaran hp tersebut terjadi beberapa kali.

"Siapa sih nge-spam banget." Gumamnya kesal.

Karin meraih hpnya dan betapa kagetnya dia ketika mendapatkan banyak pesan dari Christ yang menanyakan keberadaannya. Buru-buru Karin menoleh ke sekeliling mencari keberadaan Gio. Dan untungnya laki-laki itu masih di kamar mandi.

Christ💫

Kita bisa ketemuan di cafe biasa beb? Aku tunggu yaa..

Tanpa pikir panjang Karin langsung membalas. Dia takut Gio memergokinya.

Gio keluar dari kamar mandi kemudian melaksanakan sholat dzuhur. Sebenarnya Karin sangat beruntung memiliki suami seperti Gio, laki-laki yang begitu taat kepada agama, dan bisa membimbingnya ke arah yang lebih baik. Tapi Karin belum menyadarinya. Hati nya masih dia berikan kepada Christ.

Karin langsung memutar otak mencari cara untuk menemui Christ. Dia sangat takut apabila Gio mengetahuinya.

"Duh.. Gimana yaa.." Gumamnya.

"Ada apa sayang?" Tanya Gio yang baru saja melipat sejadah. Lalu meletakkannya di atas kasur.

"Nggak kok mas. Ini, mascaranya susah banget di bersihin."

Gio mengangguk percaya. "Mas ke kantor ya." Ujar Gio setelah mengecek handphonenya.

"Ngapain?"

"Haikal baru aja ngabarin masalah kantor. Ternyata security ikut andil dalam kasus pencurian kemarin. Padahal mereka jawab nggak tau ketika mas tanya. Mas paling nggak suka sama orang yang berbohong." Raut wajah Gio yang semula adem berubah menjadi marah. Dia merasa di khianati oleh karyawannya, padahal Gio sama sekali tidak menaruh curiga kepada mereka.

"Kamu yang sabar ya mas. Hati-hati di jalan."

"Oke." Gio mengecup puncak kepala Karin. Itu adalah Hal baru bagi mereka. "Kamu hari ini di rumah aja kan?"

"Enggak. Aku mau ketemuan sama Rena."

"Hati-hati ya. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Karin bernapas lega ketika Gio keluar dari kamar. Akhirnya dia tidak perlu memikirkan berbagai cara untuk bertemu dengan Christ.

Karin dengan cepat membersihkan diri kemudian bersiap menuju cafe tempat mereka akan bertemu.

***

"Sorry ya aku telat." Karin meletakkan tasnya di meja lalu memilih kursi di sebelah Christ.

"No problem, beb." Christ merangkul Karin dengan mesra. Layaknya sepasang kekasih. "Aku udah pesenin makan buat kamu."

"Thank you." Balas Karin tersenyum.

"Kamu kemana aja? Aku hubungi dari semalam susah banget."

"Sorry beb, aku tadi malam di rumah ayah. Maaf yaa." Karin memegang tangan Christ. Dia meminta maaf atas kesalahannya.

(NOT) DREAM MARRIAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang