DUA PULUH TIGA

3.5K 170 0
                                    

Semalam Gio tidak langsung mencari keberadaan Karin karena Gio berpikiran mungkin dia akan bertemu Karin di kampus, sebab pagi ini Gio ada jadwal mengajar di kelas Karin. Tapi hasilnya nihil, Karin sama sekali tidak terlihat di kampus. Dia juga tidak masuk kelas.

Setelah mengajar selama seratus menit, Gio mengakhiri kelasnya. Hari ini Gio merasa 100 menit adalah waktu yang begitu panjang karena pikirannya sudah tidak berada disana. Sejak awal masuk kelas dan tidak melihat keberadaan Karin, pikiran Gio langsung bercabang. Keberadaan Karin menjadi tanda tanya di benaknya. Gio begitu khawatir dengan keadaan Karin saat ini.

"Pak..."

Gio memberhentikan langkahnya ketika dua orang mahasiswi memanggilnya.

"Pak... kita boleh konsultasi judul dengan bapak? Rencananya saya dan Putri akan ngambil judul penelitian mata kuliah yang bapak ajar." Ujar Elina salah seorang mahasiswi Gio yang merupakan teman sekelas Karin.

"Loh kalian belum ngajukan sinopsis ke akademik?"

Keduanya menggeleng. "Kita masih bingung pak."

"Mmm.. saya setuju sih kalau kalian berdua tertarik untuk melakukan penelitian di bidang yang saya ajar. Tapi hari ini saya tidak bisa, lain kali ya."

"Yah.." Terdengar desahan kecewa dari Elina dan Putri. "Yaudah deh pak. Nggak apa-apa."

"Makasih ya pak."

Gio hanya mengangguk dan melanjutkan langkahnya meninggalkan kedua mahasiswi tersebut.

***

Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan. Cobalah beberapa saat lagi.

Gio mendesah kesal ketika suara operator kembali terdengar.

"Aku harus ngehubungin kamu kemana lagi sih Rin?" Gumam Gio putus asa.

Tiba-tiba saja di kepala Gio terlintas ide untuk menghubungi Karin melalui email.

to: Karina.anastasya@

Assalamualaikum Karin.

Kamu dimana? Kita bisa bicarakan ini baik-baik sayang. Mas yang salah, mas minta maaf.

Kamu pulang ya sayang, mas mohon. Dan mas juga mohon, tolong aktifin hp kamu biar mas bisa ngehubungin kamu. Jangan buat mas khawatir, Rin.

Love you

Gio menghela napas setelah mengirim email kepada Karin. Gio sadar email ini tidak akan membantu Gio dalam waktu yang cepat.

Gio bangkit dari posisinya dan berjalan keluar ruangan menemui Sherly.

"Sher." Panggilnya.

Sherly yang sedang sibuk dengan komputernya langsung berdiri. "Iya pak?"

"Jadwal saya hari ini apa saja?"

"Bapak ada meeting jam dua. Terus jam empat sore bapak juga ada jadwal pak." Jawab Sherly setelah melihat note yang di tempel di komputernya.

"Jadwalnya bisa di undur atau di batalkan nggak Sher?"

"Bapak serius? Meeting jam dua nanti dengan perusahaan investor kita pak dan jam empat dengan pak Akmal yang bakal mengurus cabang perusahaan pak."

"Hmm yaudah Sher. Siapkan saja dokumen untuk meeting jam dua nanti." Akhirnya Gio mengalah karena dia tidak punya pilihan lain.

"Baik pak." Sherly mengangguk.

***

"Jadi luasnya berapa pak?"

(NOT) DREAM MARRIAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang