TIGABELAS

4K 204 0
                                    

"Ayo berangkat." Ajak Karin memasang seatbeltnya.

Gio memandang Karin sangat dalam. Dia sama sekali tidak menghidupkan mesin mobilnya seperti apa yang diperintahkan Karin.

"Karin, aku pagi ini lagi nggak ingin berdebat sama kamu."

"Siapa yang ngajak debat? Gue cuma mau ikut lo ke kantor." Karin menyandarkan punggungnya. "Lo tinggal hidupin mesin dan kita cabut menuju kantor."

"Kari------"

"Stop." Karin memotonng kalimat Gio. "Gue nggak mau dengar apa-apa lagi. Ayo berangkat."

Gio menghela napas. Dia pun memutuskan untuk mengikuti kata-kata Karin karena kalua tidak, urusannya akan lebih panjang.

Sedangkan Karin tersenyum ketika mobil Gio meninggalkan lingkungan kampus.

"Selamat siang, pak Gio dan bu Karin." Sapa Tia, resepsionis Farukh Corp.

Gio tersenyum sembari mengangguk kecil, kakinya terus melangkah menuju lift yang akan membawanya ke lantai 34, tempat dimana ruangannya berada.

"Tujuan kamu apa sih Rin?" Pertanyaan Gio terdengar sangat dingin yang membuat aura dalam lift semakin mencekam.

"Dari awal kan gue udah bilang, kalau gue cuma mau liat cewek yang telponan sama lo tadi. Udah gitu doang."

"Kalau udah tau mau di apain?"

"Gue mutilasi."

"Hah?"

"Lo nggak usah banyak tanya deh. Diam aja. Oke."

"Jangan bikin masalah lagi, Rin."

Karin memutar badannya menghadap Gio. Dia menatap lekat-lekat bola mata suaminya itu. "Gue nggak pernah bikin masalah, Gio."

"Bagus deh."

Ting...

Pintu lift terbuka dan keduanya melangkah menuju ruangan Gio. Di depan pintu telah berdiri Sherly dengan pakaian kantornya.

"Selamat siang Ibu dan Pak Gio." Sapa Sherly ramah. Sekretaris Gio itu tampak lebih cantik dari biasanya. Hari ini dia mengenakan baju kemeja putih di lapisi blezer bewarna peach dengan rok span hitam. Rambut indahnya dibiarkan terurai begitu saja.

"Selamat pagi, Sherly."

"Apa kita langsung meeting pak?"

"Boleh."

"Baik pak. Saya siapkan dulu berkasnya di ruang meeting."

Gio mengangguk. Setelah itu Sherly pergi meninggalkan ruangannya.

"Udah?"

"Apanya?" Tanya Karin bingung.

"Udah liat Sherly nya?"

"Apaan sih gak jelas banget deh." Karin menjatuhkan tubuhnya di kursi. "Awas aja kalau sampai naksir."

"Hah apa? Nggak denger." Goda Gio tersenyum, lebih mengejek sebenarnya.

"Tau ah. Bodo amat."

Gio mengangkat bahunya acuh. Lalu merapikan kemeja yang di pakainya.

"Kamu tunggu disini. Aku mau meeting."

"Berapa lama?"

"1 jam."

"Siapa aja?"

"Client."

"Ceweknya ada berapa?"

"Ada Sherly....."

"Nggak usah di sebut namanya." Balas Karin ketus.

(NOT) DREAM MARRIAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang