EMPAT PULUH

3.8K 158 6
                                    

Setelah membersihkan diri, Karin duduk di depan meja rias. Dia menoleh kearah kasur, dimana Gio sudah terlelap disana. Karin mengerti kalau hari ini Gio begitu sibuk dan mungkin kecapekan, sehingga suaminya tersebut tidur lebih awal.

Karin meraih paperbag hadiah dari Naya yang terletak diatas meja rias. Dengan perlahan Karin membukanya.

"Hijab?" Gumam Karin ketika melihat isinya adalah sebuah hijab segi empat bermotif. Di dalam paperbag juga ada selembar kertas yang berisi surat dari gadis kecil tersebut. Sepertinya surat itu ditulis langsung oleh Naya, terlihat dari tulisannya.

Untuk tante cantik
Dari Naya

Assalamualaikum tante cantik.

Ini aku kasih tante kado biar tante makin cantik. Dipakai ya tante.
Aku sayang tante cantik.

Karin tersenyum membaca surat dari Naya. Dia kembali melipat surat tersebut dan meletakkannya di laci meja. Kemudian Karin meraih hijab tersebut dan dengan perlahan memasangkan di kepalanya. Karin memperhatikan dirinya di cermin, ada yang beda rasanya. Dia tidak dapat mengungkapkannya dengan kata-kata. Perasaan tersebut belum pernah Karin rasakan sebelumnya. Hati Karin juga bergetar ketika mengenakan benda berbentuk segi empat tersebut.

"Kenapa aku ngerasa adem dan nyaman ya?" Ujar Karin kepada dirinya sendiri.

Karin memperhatikan dirinya dicermin. Rasanya dengan mengenakan hijab, Karin merasa lebih cantik, sopan dan terutama dia nyaman mamakainya. Karin juga merasa dirinya lebih terjaga.

***

Gio memarkirkan motor matic nya dihalaman rumah. Dia baru saja pulang sholat subuh berjamaah di masjid yang terletak tidak jauh dari rumah Dirga. Saat ini mereka masih menginap dirumah Ayah.

"Pagi pak." Sapa security yang dibalas Gio dengan senyuman.

Gio meneruskan langkahnya menuju kamar.

"Assalamualaikum." Gio mengucap salam sembari membuka pintu kamar. Dia tersenyum kepada Karin yang masih mengenakan mukenah.

"Waalaikumsalam, Mas." Karin menghampiri Gio lalu menyalami tangan Gio yang dibalas Gio dengan kecupan di kening.

"Udah sholatnya?" Tanya Gio. Karin membalasnya dengan anggukan.

"Sekarang kita ngaji ya." Ajak Gio kemudian mengambil dua buah Al-quran yang terdapat diatas meja.

Sepasang suami istri itu pun mulai membaca kitab suci al-qur'an. Mereka membaca surat Ar-Rahman yang bercerita tentang nikmat Allah yang diberikan kepada hambanya baik di dunia maupun diakhirat.

"Shadaqallahul-'adzim." Keduanya mengakhiri bacaan setelah menyelesaikan sampai ayat ke-78.

Gio menutup Al-qur'an lalu meletakkannya kembali di atas meja. Kemudian dia meraih tangan Karin dan mengusapnya.

"Mas bahagia banget kita kayak sekarang ini, sayang."

"Aku juga, Mas."

"Semoga kita selamanya ya dan semoga kita tetap bersama sampai surga."

"Aamiin Mas." Balas Karin meng-Aamiin-kan doa Gio.

"Oh iya, tadi malam om Ameer ngechat, katanya hari ini pak Hanafi pengacara ayah mau menyampaikan pesan dari ayah sebelum beliau wafat. Pak Hanafi meminta semua keluarga berkumpul dirumah ini jam 10 pagi."

"Berarti mas nggak ngantor?"

Gio menggeleng. "Mas udah minta tolong Haikal buat nge-handle semua urusan kantor."

"Yeay." Sorak Karin bahagia.

"Kok seneng banget sih?" Tanya Gio mengusap kepala Karin.

"Ya aku happy aja kalau kamu dirumah."

(NOT) DREAM MARRIAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang