Karin dan Gio keluar dari rumah sakit dengan di jemput mang Asep. Bi Jum dan mang Asep begitu bahagia menyambut kedatangan Karin yang akhirnya kembali kerumah. Dan mereka juga melihat raut bahagia diwajah Gio. Tidak lagi muram seperti beberapa hari yang lalu.
"Alhamdulillah, akhirnya non Karin kembali ke rumah."
Karin hanya tersenyum menanggapi perkataan bi Jum.
"Non Karin mau bibi siapkan makan malam?"
"Nggak usah bi."
Gio menggeleng. "Siapkan aja bi. Karin dari siang belum makan."
"Baik tuan. Bibi panaskan rendangnya dulu ya. Permis.i"
"Mas, aku nggak laper. Serius."
"Kamu dari siang belum makan loh. Makanan yang dibeli Rena tadi juga nggak kamu makan. Kamu mau kita gantian sakit?"
"Yaudah iyaa."
"Iya apa?"
"Iya makan."
"Yuk, mas temenin."
Karin mengangguk lalu berjalan menuju ruang makan. Dia hanya mengambil sedikit nasi dan sedikit rendang, kemudian menyuapnya. Karin menghentikan suapannya karena menyadari dari tadi Gio selalu memperhatikannya.
"Kamu kenapa liatin aku?"
"Habisnya kamu cantic."
"Mas, yang sakit itu lambung kamu loh, bukan jiwa kamu."
"Aku serius, sayang."
"Iyaa tau. Kan aku emang cantik, jadi kamu nggak perlu kasih tau lagi." Karin mengibaskan rambutnya sembari tertawa.
Gio tersenyum melihat Karin. Istrinya itu semakin menggemaskan ketika tertawa seperti saat ini.
Gio meraih tangan Karin lalu mengusapnya. "Makasih ya udah mau kembali ke rumah ini."
Karin menatap Gio sesaat. Wajah Gio masih sedikit pucat dengan lingkaran hitam dibawah matanya. Sepertinya Gio sering begadang.
"Iya mas. Aku akan disini sampai surat putusan---- perceraian kita keluar." Karin sedikit berat untuk mengucapkan kata 'perceraian'.
"Nggak akan. Aku nggak bakal nyerain kamu. Sampai kapan pun."
"Tapi mas..."
"Tapi apa?"
"Zakia--------"
Gio menarik kursinya mendekat kearah Karin. Kedua tangannya menangkup pipi wanita tersebut. "Kamu dengerin mas baik-baik. Yang pertama, mas nggak bakal cerain kamu. Sampai kapan pun. Kedua, Mas nggak ada hubungan apa-apa sama Zakia. Kita cuma sebatas teman dan mas tau batasannya. Ketiga, mas sangat-sangat mencintai kamu. Ngerti?"
Karin mengangguk lalu memeluk Gio. Air matanya menetes di bahu Gio. Sekarang Karin sadar, betapa beruntungnya dia memiliki lelaki seperti Gio.
"Badan kamu masih panas mas. Kamu istirahat yaa. Tidur di kamar."
"Iyaa. Asal sama kamu tidurnya." Gio mengedipkan sebelah matanya, persis seperti om-om mata keranjang.
"Ih, geli. Kamu jangan gitu ah. Kayak om-om genit tau."
"Ah masa?" Gio terus saja menggoda.
"Mas----"
"Hehe iya sayaang."
***
"Kamu pagi ini ngampus, sayang?" Tanya Gio kepada Karin yang sedang mengeringkan rambutnya dengan hair dryer.
![](https://img.wattpad.com/cover/211917942-288-k843638.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
(NOT) DREAM MARRIAGE
Teen FictionBagaimana rasanya menjalani rumah tangga tanpa dilandasi rasa sayang dan cinta? Apakah saling bertahan atau saling melepaskan? Yuk baca dan ikuti kisah Gio dan Karin :) Happy reading💋 -DelviSilvia- ---- 3 Februari - 28 September 2021