SEMBILAN

3.9K 187 0
                                    

"Karin, mas ke kantor duluan ya. Kamu jangan lupa sholat subuh. Assalamualaikum." Pagi ini Gio harus berangkat ke kantor lebih cepat dari biasanya. Gio berangkat ketika langit masih gelap dan Karin masih tertidur. Gio berpamitan di depan pintu kamar istrinya.

Sekitar pukul 05.23 wib, Haikal memberi kabar bahwa kantor kemalingan. Beberapa komputer dan alat elektronik lainnya habis di curi. Gio belum tau kronologis yang sebenarnya. Dia juga heran kenapa kantornya bisa kemalingan, sedangkan ada dua security yang berjaga setiap malam. Gio juga belum mendapatkan informasi total kerugian perusahaan.

Setiba Gio di gedung yang bertuliskan 'Farukh Corp' tersebut, dia melihat ada dua mobil polisi, dan juga terlihat beberapa polisi berbincang dengan security kantor.

"Selamat pagi pak." Sapa Gio kepada salah satu polisi dan menyalaminya.

"Selamat pagi pak Gio."

"Bagaimana perkembangannya pak?"

"Kami masih melakukan penyidikan pak. Di duga pencurian ini telah di rencanakan."

Gio menghela napas berat. Dia memijat pelipisnya yang mulai berdenyut. Jika pencurian ini di rencanakan, berarti maling tersebut telah memantau keadaan kantor yang benar-benar kosong.

"Akhirnya lo datang juga, Yo." Haikal berlari menghampiri Gio. Lalu menepuk pundak sahabatnya itu. "Polisi sedang melakukan pemeriksaan di dalam." Lapornya.

"Kronologisnya gimana?"

"Gue ke kantor jam lima lewat lima belas buat ngambil flashdisk yang ketinggalan, pas gue masuk, loby udah berantakan banget. Jadinya gue keliling buat ngecek ruangan tiap divisi dan ternyata semua komputer udah kandas."

"Astaghfirullahaladzim." Gio mengusap wajahnya. Otaknya benar-benar tidak bisa berfikir untuk sekarang ini.

"Ruangan gue?"

"Gue belum ngecek lantai atas."

Gio dan Haikal menuju ke lantai 34, lantai di mana ruangan Gio berada. Gio bersyukur melihat barang-barang di ruangannya tidak ada yang hilang.

"Polisi bilang pencurian ini sudah di rencanakan, Yo."

Gio mengangguk. "Berapa rata-rata kerugiannya Kal?"

"Laporan sementara 480 juta. Dua lantai benar-benar kandas di curi."

"Security gimana? Apa mereka terluka?"

"Alhamdulillah enggak." Haikal menggeleng. "Katanya ketika kejadian, mereka lagi beli kopi di warung depan. Tapi gue curiga deh maling ini kerja sama dengan orang dalam."

"Jangan suudzon dulu Kal, dosa. Lagi pula Alhamdulillah kerugian hanya dalam bentuk materi bukan nyawa. Mungkin 480 juta itu rezeki mereka yang tertahan di kita."

Haikal mengangguk mendengar jawaban Gio. Dia tidak habis pikir dengan pola pikir sahabatnya itu. Gio terlalu berpikir positif. Dari dulu selalu saja begitu.

💮💮💮

Karin keluar kamar lalu menuju dapur untuk mengambil segelas air putih. Karin bangun tidur ketika jam menunjukkan pukul 07.30 wib dan dia sangat bersyukur Gio tidak mengganggu tidurnya.

Dengan segelas air putih di tangan, Karin berjalan menuju ruang tv. Dia menghidupkan benda pipih berukuran 60 inch yang terpajang di dinding.

'Seperti yang anda lihat pemirsa, saya sedang berada tepat di depan perusahaan Farukh Corp dimana pada pukul lima pagi tadi perusahaan ini di bobol maling.' Mata Karin langsung terfokus kepada berita yang muncul di layar televisi. Dia tau itu perusahaan Gio, tapi Karin tidak tau jika perusahaan tersebut kemalingan.

(NOT) DREAM MARRIAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang