Hari ini adalah hari ke tiga puluh dimana hubungan Gio dan Karin membaik, meskipun sesekali masih ada perdebatan di antara mereka. Ya, lebih tepatnya Karin yang berulah. Tapi Gio selalu sabar menghadapinya, dia juga selalu mencoba memahami karakter Karin.
Pagi ini Gio sibuk di dapur mempersiapkan sarapan untuk dirinya dan Karin meskipun bi Jum sudah melarang, takut baju kerja yang di kenakan Gio kotor.
"Kamu masak apa, mas?" Tanya Karin yang baru saja turun dari lantai dua. Dia mengenakan baju kemeja hijau yang di padu padankan dengan rok bewarna hitam.
"Nasi goreng. Kita sarapan bareng ya." Gio meletakkan dua piring nasi goreng di atas meja. "Punya kamu yang ini."
"Bedanya apa?"
"Punya mas lebih pedes."
Karin mengangguk lalu menyantap nasi goring buatan Gio. Setiap makan masakan Gio, Karin tidak pernah kecewa karena masakan Gio selalu enak.
"Kamu cobain deh, punya mas enak tau." Gio menyuapi Karin nasi goreng miliknya.
"Mmm iya enak Mas. Tapi lumayan pedes."
Gio mengangguk kemudian melanjutkan suapannya.
"Mas, tangan kamu bau bawang tau."
"Nggak apa-apa."
"Masa ke kantor bau bawang sih? Nanti staff kamu bilang apa coba."
"Mas cuma berurusan langsung sama Sherly, sayang. Jadi yang lain nggak bakal nyium tangan mas."
"Jadi Sherly boleh nyium tangan kamu? Ya Sherly nggak harus tau juga lah kamu bau bawang. Kamu mau nunjukin ke dia kalau kamu bisa masak? Iya?" Raut wajah Karin langsung berubah. Yang semulanya bahagia, tiba-tiba menjadi kesal.
Gio tersenyum mendengar setiap kata yang terlontar dari mulut Karin. Ketara kali kalau dia cemburu. Bukannya risih, Gio malah suka jika Karin cemburu.
"Kamu kenapa senyum-senyum nggak jelas gitu sih? Aku rasa nggak ada yang lucu deh, Mas."
"Kamu lucu tau kalau lagi cemburu gitu."
"Ih siapa yang cemburu." Karin mencoba menyembunyikan pipi merahnya dengan kembali memakan nasi goreng di hadapannya.
Gio berdiri dari duduknya kemudian menuju westafel untuk mencuci tangan.
"Kamu ada kuliah pagi ini sayang?" Gio meraih tissue di atas meja, lalu mengeringkan tangannya menggunakan tissue.
"Ada Mas. Tapi mas berangkat duluan aja. Aku sama Rena kok."
"Seriusan? Nggak mau bareng aja?"
Karin menggeleng. "Duluan aja nggak apa-apa."
"Yaudah. Mas berangkat ya. Kamu hati-hati ke kampusnya." Gio mencium kening Karin. Rutinitas terbarunya sebelum berangkat kerja.
"Iyaa. Mas juga" Karin mencium tangan Gio. "Udah wangi tangannya. Awas aja kalau Sherly sampai tergoda."
Gio terkekeh. "Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
***
Ayah 💙
Sayang, nanti sore kamu bisa ke rumah ayah?
Oke Yah
Karin yang baru saja sampai di kampus bersama Rena langsung membalas pesan ayahnya. Kalau di pikir-pikir, sudah lama juga Karin tidak berkunjung ke rumah sang ayah. Hari-hari biasanya mereka hanya berkomunikasi lewat WhatsApp.
"Ren, lo duluan aja ke kelas. Gue mau nelvon Gio dulu."
"Baik Non." Rena meninggalkan Karin sendiri di parkiran.
KAMU SEDANG MEMBACA
(NOT) DREAM MARRIAGE
Teen FictionBagaimana rasanya menjalani rumah tangga tanpa dilandasi rasa sayang dan cinta? Apakah saling bertahan atau saling melepaskan? Yuk baca dan ikuti kisah Gio dan Karin :) Happy reading💋 -DelviSilvia- ---- 3 Februari - 28 September 2021