"gak waras nih anak!" Kata seorang pria yang sedikit meninggikan suaranya.
"Ish papa bro,Rio serius!" Ucapnya terdengar seperti merengek.
"Jangan banyak ngedrama tuh idup,udah sana ngelayap,lagian tumben diem di rumah!" Ucap Arva dengan malas.
"Bundd!" Panggil Rio persis seperti seorang anak kecil.
Arva memutar bola matanya malas.
"Kekurangan cewek Lo Rio?ngebet kaya gitu?" Tanya Arva tanpa menoleh kearah Rio
Rio semakin mengeratkan pelukannya pada tangan Zira. Sempat memberanikan diri untuk menurunkan rasa malunya,harapan Rio tidak sesuai dengan jalan pikirnya.
"Kamu serius?" Tanya Zira dengan lembut.
Rio dengan semangat langsung menganggukan kepalanya.
"Lo gak cocok bersanding sama dia!" Ucap Arva tanpa saring.
Zira memukul tangan Arva sedikit keras.
Rio yang mengerti langsung menundukkan kepalanya. Benar kata papanya,Rio dan dia bagaikan langit dan bumi.
Zira yang menyadari perubahan anak nya,langsung memeluk di bahunya.
"Perbaiki dulu diri kamu, pelajari apa yang seharusnya kamu lakukan. kalo dirasa udah, yakinkan hati kamu, jangan pernah menganggap ini hanya mainan,keputusan kamu ada pada diri kamu sendiri. Miliki dia karena kamu yakin akan tanggungjawab kamu,bukan sekedar hanya kasihan,apalagi di buat main-main." Nasihat Zira dengan sangat lembut. Inilah bundanya,sangat penyayang,sabar,dan selalu membuat kedua anaknya mendapat kebahagiaan.
"Bunda boleh ketemu sama dia?" Ucap Zira sambil menatap putra nya.
Arva mengangguk " besok pulang sekolah Rio langsung bawa kesini!" Ucap Rio masih dengan keadaan menunduk.
"Gercep banget!" Sambung Arva.
"Udah pah,ada apasi?" Tanya Zira sedikit sebal. Malam ini suaminya sangat sensi,entah apa sebabnya.
"Tuh bocah,gada angin gada hujan. Sekali nya diem di rumah malah ngomong gitu."
Rio takut?Ya Rio takut. Bagaimanapun ajaran Arva sangat besar berpengaruh pada Rio.
"Bukan apapa,tapi ngomong nya itu loh. Ah sudahlah,jika emang niat kamu udah benar dari hati,papa gak ngelarang. Cuma satu pesan papa,jangan pernah bermain-main sama kata sakral itu. Kita bicarakan lagi besok,langsung sama orangnya. Sekarang pergi ke kamar!" Rio menurut,ia langsung pergi ke kamarnya,tanpa ada niat untuk keluar bersama teman-temannya.
Malam yang sangat panjang bagi Rio,entah kenapa, dari ia masuk ke kamar, waktu sangat lambat. 2jam Rio berdiam dalam lamunan,tapi tangan dan mulut tidak ikut diam,entahlah mungkin semua efek stres. Rio menghabiskan 2bungkus rokok dalam waktu 2jam. Tidak biasanya,bahkan bukan kebiasaannya. 1bungkus saja biasanya habis dalam waktu 1hari,itupun berbagi pada temannya.
Keputusan yang ia ambil ternyata sangat berefek besar. Apa Rio batalkan? Tidak. Itu bukan Rio banget. Sekali ucapan sekali tindakan.
••☠️••
"Hay capek ya?sama kok aing juga!" Teriak Adit di dalam kelas.
"Cape kenapa Lo?cape hidup?gue saranin mati aja,biar tenang di dunia sesek di alam kubur!" Celetuk Evan tanpa dosanya
"Astagfirullah-alazim,kamu berdosa sekali,semoga Allah mengampuni dosa mu Evan!" Ucap Adit mendramatis,dengan tangan mengelus dadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTERIO AVRAGA✅
Teen FictionNikah muda bukan penghambat untuk menggapai cita-cita. Cerita ini tentang dua ciptaan Tuhan yang dipersatukan dalam waktu dekat. Tidak ada awal menjalin kisah cinta tapi berakhir hidup bersama. Jodoh adalah cerminan diri? Apa itu terjadi pada tokoh...