Cahaya Matahari mengintip dibalik celah jendela, membangunkan seorang wanita cantik yang mengerjapkan matanya dan menatap wajah laki-laki didepannya yang sedang tertidur pulas.
Tangan Rheva menyusuri wajah Rio mulai dari alis hitam yang tebal,bulu mata yang lentik,hitung yang mancung dan berakhir di bibir tipis,membuat Rheva bersemu malu mengingat kejadian tadi malam.
Rio membawa tubuh Rheva pada dekapannya,ia memeluk erat dan menenggelamkan wajahnya di dada Rheva.
"A-abang bangun,udah subuh" ucap Rheva.
Rio menarik badan Rheva,hingga kini Rheva berada di atas tubuh Rio.
Perlahan Rio membuka matanya, sayup-sayup melihat wajah seseorang dihadapannya. Keadaan kamar masih gelap,Rio tidak bisa melihat dengan jelas wajah istrinya.
"A-abang ba-bangun" ucap Rheva gugup. Ia tidak bisa bergerak karna pelukan Rio semakin mengerat,ia hanya bertumpuan tangan pada dadanya dan dada Rio.
Tanpa aba-aba Rio mencium bibir Rheva sekilas. Tentu saja Rheva melonggo dan kembali bersemu malu.
Rheva membenamkan wajahnya di dada polos Rio. Rio mengelus rambut Rheva,dan kembali mencium keningnya.
"Makasih" ucap Rio.
"Ma-makasih?" Ulang Rheva karna ia tidak paham.
"Makasih karna udah jaga diri Lo buat gue"
"Makasih udah ngasih hal berharga ke gue"
"Dan makasih untuk semua nya,gue janji sebisa mungkin gue gak akan biarin hal buruk terjadi ke Lo" ucap Rio tulus. Rheva tidak bergeming ia memeluk erat suaminya.
"Kok diem?" Tanya Rio sambil menatap Rheva.
"Rheva gak tau mau jawab apa" ucap Rheva
Rio hanya tersenyum. "Bismillah 10dede" ucapnya sambil mengelus perut Rheva.
Rheva semakin menyembunyikan wajahnya di dada Rio. Rio benar-benar ahli membuat pipi Rheva me-merah.
"Yaudah yu mandi" ajak Rio.
"Abang dulu aja" jawab Rheva sambil bangun.
"Bareng aja" kata Rio lagi
"Nggak ah Abang aja" tolak Rheva.
"Ih maunya bareng" rengek Rio sambil mencerutkan bibirnya.
"Yaudah Rheva aja duluan" ucap Rheva. "A" ringis Rheva saat ingin turun dari ranjang.
"Kenapa?" Panik Rio langsung mendekati Rheva.
"Kok sakit?" Ucap Rheva polos.
"Apanya yang sakit?" Tanya Rio,ia pun ikutan menjadi polos.
Beberapa detik kemudian Rio paham ucapan sakit Rheva.
"Sakit banget ya?" Tanya Rio sambil menatap iba Rheva.
"Nggak pake banget sih"
"Maaf" ucap Rio
"Kok minta maaf?" Tanya Rheva bingung.
"Udah bikin Lo kaya gini" ucapnya lirih.
"Ih kok gitu? Udah, gak papa"
"Gak usah sekolah aja ya! Susah kan jalan nya" ucap Rio menatap Rheva
"Tapi Abang sekolah?"
Rio menggeleng seperti anak kecil "Gak"
Rheva menautkan alisnya "kok gak mau?"
"Mau nemenin ayang aja dirumah" jawab Rio menirukan suara anak kecil
Rheva terkekeh dan mengusap rahang tegas Rio. "Gak boleh gitu,Abang harus sekolah" tuturnya
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTERIO AVRAGA✅
Teen FictionNikah muda bukan penghambat untuk menggapai cita-cita. Cerita ini tentang dua ciptaan Tuhan yang dipersatukan dalam waktu dekat. Tidak ada awal menjalin kisah cinta tapi berakhir hidup bersama. Jodoh adalah cerminan diri? Apa itu terjadi pada tokoh...