Sudah terhitung 3hari lamanya Rio sakit,dan 3hari itu mereka ijin untuk tidak masuk sekolah.
Hari ini keadaan Rio sudah membaik, mereka kembali masuk ke sekolah. Cukup sabar Rheva mengurus bayi besarnya dalam waktu 3hari,dimana Rio hanya ingin bersamanya,bahkan Rheva sempat memanggil bunda Zira untuk menggantikan menjaga Rio diwaktu siang,tapi nihil.
Bunda Zira juga nyerah,berbagai cara telah ia lakukan untuk merayu Rio supaya mau dirawat Zira. Zira juga tercengang,kenapa Rio bisa semanja ini kala sakit? Biasanya Rio kalo sakit hanya minta di temani saat tidur malam,namun sekarang? Bahkan Rheva bisa dibilang baru untuk dunia Rio.
Saat ini Rheva sedang menjalankan kewajibannya didapur,membuat sarapan. Jam baru menunjukkan pukul 6pagi.
"Ayang,kaos kaki gue dimana?" Teriak Rio dari atas.
"Di laci" balas Rheva
Tidak ada sahutan lagi dari Rio.
Dan ternyata salah "ayang kaos kaki nya sebelah-sebelah" ucap Rio menghampiri Rheva dengan menunjukan kaus kakinya yang satu hitam dan yang satu belang-belang.
"Ini ngambil dari mana?" Tanya Rheva.
"Dari laci" ucap Rio lucu.
"Kaus kaki kan banyak,kenapa yang di ambil ini?" Tunjuk Rheva.
"Ya gak tau" setelah mengatakan itu Rio berjalan meninggalkan Rheva yang hanya melongo memandang kepergian Rio yang ntah apa maksudnya.
"Untung suami" Rheva menggelengkan kepalanya dan kembali kemasakannya.
"Astagfirullah'alajim" kaget Rheva saat tiba-tiba sebuah tangan melingkar di perutnya.
"Abang jangan ganggu dulu" peringat Rheva
"Nggakk mauuu, mauu peluk ayang"
Rio semakin erat memeluk Rheva membuat Rheva kesusahan, Rheva berdecak kecil dengan tingkah Rio. Akhirnya Rheva terpaksa membiarkan Rio memeluknya daripada Rheva harus mendapatkan rengekan Rio.
"Tangannya jangan nakal" ucap Rheva saat Rio mengelus perutnya walaupun dari luar seragam.
"Ayang, cebong nya lagi balapan"
"Cebong? Cebong anak kodok itu?" Tanya Rheva polos.
"Anak kerbau yang" jawab Rio malas.
Rheva mengerutkan keningnya, "oh cebong itu anak kerbau?"
"Iya yang iya,semerdeka ayang aja" ucap Rio pasrah.
Rheva hanya mengangkat bahunya acuh.
"Ayang" panggil Rio lagi,ia belum lepas dari pelukan Rheva.
"Kenapa?"
"Gue udah pantes belum kalo jadi papa?"
Deg Rheva menghentikan aktivitas nya, pikirannya entah kemana.
"Ayang kok diem?" Tanya Rio membuyarkan lamunan Rheva
"Ha? Kenapa?" Tanya Rheva gugup
"Ish gue tanya, gue udah pantes kalo jadi papa?"
"Papa?" Ulang Rheva.
"He'em" angguk Rio.
"Ya-ya tergantung"
"Tergantung gimana?" Tanya Rio tidak ngerti
"Ya tergantung abangnya udah siap atau belum"
Rio tampak mengangguk-angguk lagi,ia kembali mengelus perut Rheva. "Papa is waiting for you"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTERIO AVRAGA✅
Teen FictionNikah muda bukan penghambat untuk menggapai cita-cita. Cerita ini tentang dua ciptaan Tuhan yang dipersatukan dalam waktu dekat. Tidak ada awal menjalin kisah cinta tapi berakhir hidup bersama. Jodoh adalah cerminan diri? Apa itu terjadi pada tokoh...