Dua bulan tanpa kehangatan seorang Rio telah Rheva lalui, dua bulan menjalankan hari-hari sunyi telah Rheva jalankan, dua bulan ini Rheva terus tegar tanpa ada sosok yang selalu menghiasi hari-harinya.
Proses nya bukan cuma angin yang Rheva lalui, entahlah,berdamai dengan diri sendiri terasa jauh lebih sulit.
Mungkin sudah cukup bosan mendengar keluh kesah Rheva, tapi mungkin dengan bercerita bisa sedikit mengurangi pikiran.
Sekitar jam 10 pagi Rheva sudah berada di rumah sakit di Jakarta. Dokter sudah mewanti-wanti Rheva tepat pada 5Febuary agar Rheva sudah standby di rumah sakit untuk melewati proses-proses pembukaan dan agar lebih mudah untuk dokter bisa memantau lebih jelas.
Ruangan Rheva sudah terpenuhi oleh inti Rednek dan Sahabatnya,juga ada ibu Sari dan bunda Zira.
Rheva masih di tahap pembukaan ke tiga, mereka dengan sigap membatu Rheva untuk memperlancarkan persalinannya. Dimulai dari jalan-jalan di sekeliling ruangan,melakukan pergerakan bebas, dan masih banyak yang dokter sarankan.
Rheva dengan sabar mengikuti arahan-arahan dari orang-orang sekitarnya, menahan sakit yang luar biasa hanya dengan rintihan kecil supaya tidak banyak mengkhawatirkan orang-orang.
Setegar apapun,Rheva pasti merasakan adanya kekurangan yang luar biasa. Yang seharusnya Rio menemaninya,membantunya, mensupport nya, tapi itu hanyalah angan yang sekilas terlintas.
"Yang kuat ya sayang,kamu pasti bisa!!" Ujar bunda Zira sambil membatu Rheva duduk di brankar nya.
Rheva tersenyum "Rheva pasti kuat bunda!" Ucapnya menyakinkan
"Anak ibu gak mungkin gak semangat,apalagi menanti malaikat kecilnya!" Ucap bu Sari sambil tersenyum
"Doain Rheva yah supaya persalinannya lancar!" Kata Rheva
"Kita selalu doain Lo Rhev,semangat yah. Lo wanita kuat!!" Ujar Ata mengelus tangan Rheva
"Semangat pokoknya,gue juga gak sabar pengen liat ponakan gue,pasti lucu banget!" Heboh Ana
"Gue juga gak sabar,pasti yu anak bakal mirip sama gue!" Ucap Adit songong
"Mana ada kaya gitu,mirip akhlak nya juga amit-amit dit!!" Ujar Evan sinis
"Astagfirullah, akhlak gue gada yang salah malah patut untuk di contoh!" Bela Adit tak terima
"Ajaran Lo sesat dit, gak inget Lo sering nodain gue?" Ujar Addi tambah memojokkan Adit.
"Allahuakbar,gue masih waras ddi, ngapain gue harus nodain Lo?" Ucapnya sedikit meringis membayangkan dirinya menodai Addi seperti yang om-om lakukan pada anak gadis.
"Maksud gue,Lo nodain otak polosnya gue!!" Jelas Addi membenarkan ucapannya
"Lah? Itumah kebanyakan si Evan yang ngotorin otak Lo!!" Ucap Adit sambil menunjuk kearah Evan dengan dagunya.
"Ko gue?" Tanyanya pada Adit dengan tak terima
"Gue apa Lo?" Tanya Adit dengan wajah datarnya
"Ya Lo!"
"Noh kan ngaku,emang lo!!"
"Anj-- gak paham gue!" Evan memalingkan wajahnya enggan melihat Adit yang tersenyum dengan wajah songonya.
"Diem!" Ucap Gana yang sedikit kesal dengan perdebatan unfaedah itu.
"Van..Van.." panggil Adit.
Evan tak menggubris panggilan itu
"Anj- kok diem?"
"Lah? Emang kita kenal?" Tanya Evan dengan nada datar
"Ta*i Lo, gue mau ngajak ke kantin ayo!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTERIO AVRAGA✅
Teen FictionNikah muda bukan penghambat untuk menggapai cita-cita. Cerita ini tentang dua ciptaan Tuhan yang dipersatukan dalam waktu dekat. Tidak ada awal menjalin kisah cinta tapi berakhir hidup bersama. Jodoh adalah cerminan diri? Apa itu terjadi pada tokoh...