Selesai

1.8K 257 68
                                    

Pagi pukul 5 rumah Rheva sudah ramai dengan banyak orang,jasad Rio sudah di bawa dari pihak rumah sakit.

Bendera kuning menancap sempura di depan gerbang

Bunga-bunga bela sungkawa berjejeran di depan rumah

Rheva belum berani untuk turun ke bawah,ia masih melamun di hadapan jendela balkon

Rheva pikir,setelah bangun tadi semua akan normal kembali,nyatanya ini sebuah fakta yang harus Rheva rasakan

"Rheva kita kebawah yu!" Ucap ibu Sari menghampiri Rheva

Mata sembab itu hanya melirik sedikit

"Ikhlaskan sayang,Allah lebih sayang nak Rio!"

"Bagaimana caranya supaya Rheva bisa ikhlas Bu?"

"Apa kurang Allah udah ngambil kedua orang tua Rheva? Rheva baru aja ngerasain dunia Rheva sempurna,kenapa fakta harus merenggut nya lagi?"

"Sttt istighfar,jangan kaya gini!" Bu Sari memeluk Rheva

"Kebawah sekarang yah? Kasih nak Rio doa biar tenang disana!!"

Rheva dan Bu Sari berjalan menuruni tangga,semua pasang mata memperhatikan mereka,betapa kacaunya keadaan Rheva sekarang.

Rheva duduk di depan jasad suaminya,air matanya tak keluar lagi,mungkin terkuras habis pas malam tadi.

Rheva hanya menatap kosong pada kain putih di depannya.

"Tega banget Abang ninggalin Rheva sama Dede,nanti pas Rheva lahiran siapa yang bakal nemenin?" Ucapnya dalam hati.

"Yang sabar yah?" Ucap ibu-ibu dari belakang. Rheva sama sekali tak menengok,bukan tak menghargai,pandangan Rheva sudah terkunci pada jasad suaminya.

Tidak ada air mata yang menetes,Rheva benar-benar kehabisan air mata.

Sekitar 10 membawa Yasin,kini jasad Rio akan di bawa ke pemakaman.

Jantung Rheva Kembali berdetak kencang, hatinya sangat sakit.

Rio'nya bakal pergi selama-lamanya.

Rheva di bantu berdiri oleh beberapa orang,tubuhnya sangat lemas menatap kepergian jasad itu.

Disepanjang perjalanan Rheva hanya memejamkan matanya menahan pusing yang tiba-tiba menyerang.

Mobil pun berhenti di pemakaman umum, lagi-lagi Rheva hanya bisa di bantu saat berjalan.

Kalimat Tauhid menemani perjalanan mereka sampai ke liang lahat.

Rheva mengalihkan pandangan nya saat jasad Rio di masukan,air mata keluarga dan anggota Rednek pecah saat tanah mulai menguburkan jasad Rio.

Setelah selesai Rheva langsung terduduk di pinggir gundukan tanah, memberikan taburan-taburan bunga.

Perlahan sebagian orang mulai bubar, seperti biasa,hanya ada keluarga dan banyaknya anggota Rednek.

Mereka memberi hormat terakhir dengan senyuman masing-masing.

Rheva menyenderkan kepalanya di batu nisan bertulisan suaminya,tangan satunya mengelus tanah yang sudah di taburi bunga.

"Kenapa?"

"Kenapa kamu harus ninggalin aku sama Dede?" Rheva yang sebelumnya tidak mengeluarkan air mata sedikitpun kini air mata itu menetes deras kembali

"Kenapa harus secepat ini?padahal kita lagi merasakan kebahagian"

"Sekarang aku sendiri disini,anak kita masih 2bulan untuk lahir. Jujur aku gak sanggup harus melewati ini sendiri!!" 

ALTERIO AVRAGA✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang