Terhitung sudah 2hari Rheva di rawat di rumah sakit puncak,Rio benar-benar tidak mengijinkan untuk membawa Rheva pindah ke Jakarta. Orang tua Rio bahkan ibu Rheva hanya Rio kasih tau tanpa mengijinkan mereka datang,dengan alasan jauh.
Dan 2hari itu juga sifat Rheva berubah drastis,Rheva tidak akan bicara kalo tidak ada yang bertanya. Ia hanya diam dengan pikiran kosong. Hal itu tentu membuat Rio sangat khawatir dengan kondisi Rheva.
Gana dan Ata pun menatap Rheva dengan tatapan iba,kini giliran mereka yang menemani Rio,setelah kemarin ada Adit,Addi,dan Ana. Beruntung lah Rio mempunya teman dengan solidaritas yang sangat besar, mereka tidak di minta Rio untuk menemaninya.
Mereka berjaga gantian, niat awal ingin barengan,tapi ini rumah sakit dan lagian biar tidak semua merasa capek.Ata terus mengajak ngobrol Rheva walaupun tidak ada sama sekali jawaban. Rio pergi ke kantin guna mengisi perutnya.
Setelah 15mnit Rio kembali,ia melihat Sabahat dari istrinya berusaha menghibur,tapi Rheva tetap sama.
Gana dan Ata menyadari kedatangan Rio. Kini gantian,mereka yang mengisi perutnya.
Setelah kepergian kedua saudara kembar itu,Rio mendekat pada Rheva.
"Sayang!!" Panggil Rio lembut.
"Rhe! Lo tau gak? Hari gue jadi suram gak liat senyum Lo! Rhe Lo gak kangen sama gue??" Lirih Rio,Rheva hanya melirik Rio dengan pelan.
"Lo gak kasian sama gue? Gue tidur sendiri rhe,tidur gue gak nyenyak,tidur gue dingin banget gak Lo peluk!!" Keduanya hanya beradu pandang,Rheva dengan perlahan meneteskan air matanya
"Abang!!" Panggil Rheva pelan
"Iya sayang!!" Jawab Rio sambil mengelus pipi Rheva.
"Dede nya pergi!" Ucap Rheva menatap Rio.
"Berhenti rhe,jangan nyiksa diri Lo sendiri!!" Rio menatap sendu mata Rheva.
"Aku nyesel bang,aku belum sempet nyapa Dede nya!!" Adunya
"Rhe!"
"Aku gak tau kalo ada Dede disini!!" Rheva memegang perutnya "aku minta maaf gak bisa jaga dedenya,bahkan taupun aku nggak hiks. Aku minta maaf hiks karna udah ngecewain kamu,aku gak bisa jaga Dede dengan benar!!" Rio memegang bahu Rheva.
"Jangan kaya dong Rhe,jangan nyalahin diri sendiri. Kita sama-sama gak tau,gue--"
"Tapi Rheva yang salah, padahal kemarin-kemarin hiks Dede nya udah nunjukin kalo dia ada,kemarin kan hiks Rheva sering minta ini minta itu sama Abang hiks.. bahkan Rheva juga tau hiks ka-kalo Rheva udah telat Dateng bulan 1minggu.. tapi Rheva bodoh nge-buarin aja!" Tangis Rheva semakin pecah.
"Liat gue, Lo gak salah rhe, mau di gimanain juga Lo gak tau. Ini semua musibah,ini keadaan, keadaan yang memaksa begini." Rio memeluk Rheva
"Jangan pernah salahin diri lo sendiri. Dede gak bakalan suka mamanya nyalahin diri sendiri dan nangis-nangis gini!" Imbuhnya
"Rheva mau nyusul Dede!" Rio langsung melepas pelukannya,ia menatap tajam Rheva yang menunduk. Napasnya tidak terkontrol,hatinya sangat sakit mendengar ucapan Rheva untuk yang kedua kalinya.
"Ngomong sekali lagi?" Tekan Rio.
"Rhev mau nyu--"
Praang
Rio membanting keras vot bunga yang ada di nakas. Jelas Rheva terkejut menatap pecahan kaca berserakan dimana-mana,ia semakin menangis tapi tertahan dengan posisi duduknya. Rheva Berusaha tidak mengeluarkan Isak tangisnya. Ini baru pertama kali Rheva melihat Rio semarah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTERIO AVRAGA✅
Teen FictionNikah muda bukan penghambat untuk menggapai cita-cita. Cerita ini tentang dua ciptaan Tuhan yang dipersatukan dalam waktu dekat. Tidak ada awal menjalin kisah cinta tapi berakhir hidup bersama. Jodoh adalah cerminan diri? Apa itu terjadi pada tokoh...